ANALISA JABATAN
Deskripsi Pekerjaan : Deskripsi pekerjaan menentukan karakteristik fisik dan mental dalam lingkungan
pekerjaan yang harus dilakukan.
Spesifikasi
Pekerjaan: Spesifikasi pekerjaan menunjukkan karakteristik pribadi yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
Jika kita ingin memulai
suatu organisasi baru, atau divisi baru dari organisasi yang besar, kita akan
dihadapi oleh beberapa pertanyaan. Seperti tujuan-tujuan dari organisasi
tersebut dan bagaimana seharusnya struktur yang dilakukan agar bisa mencapai
tujuan-tujuan tersebut? Atau berapa banyak posisi untuk staff? Ataupun
kemampuan, skills dan
karaketristik personal apa yang diwajibkan? Serta faktor apa yang seharusnya diperhatikan saat menyeleksi individu dan bagaimana seharusnya mereka di traning ataupun kriteria apa yang seharusnya digunakan untuk mengukur seberapa baik performa mereka dipekerjaan tersebut? Dari beberapa pertanyaan-pertanyaan seperti inilah nantinya ditentukan perilaku pekerja seperti apa yang penting untuk melakukan pekerjaan tersebut. Proses inilah yang dikenal dengan analisa jabatan.
karaketristik personal apa yang diwajibkan? Serta faktor apa yang seharusnya diperhatikan saat menyeleksi individu dan bagaimana seharusnya mereka di traning ataupun kriteria apa yang seharusnya digunakan untuk mengukur seberapa baik performa mereka dipekerjaan tersebut? Dari beberapa pertanyaan-pertanyaan seperti inilah nantinya ditentukan perilaku pekerja seperti apa yang penting untuk melakukan pekerjaan tersebut. Proses inilah yang dikenal dengan analisa jabatan.
Analisa
jabatan memberikan pemahaman tentang kebutuhan organisasi yang
berkaitan dengan masalah
seleksi sehingga peneliti dapat merumuskan
hipotesis tentang hubungan antara prediktor dan kriteria. Analisa jabatan menentukan tanggung jawab karyawan
di semua tingkat hirarki yang ada. Jadi mulai dari
profesi paling bawah seperti OB sampai yang paling tertinggi.
A.
TERMINOLOGY
HR,
seperti area khusus lainnya, memiliki
jargon
sendiri
yang khas
dan walaupun
beberapa istilah
digunakan dalam
percakapan sehari-hari ini,
secara teknis
ada perbedaan yang jelas
antara mereka.
Berikut terdapat defenisi terminologi
yang digunakan oleh
Department
of Labor (1972), McCormick (1979) dan Gael (1988):
·
Element: Komponen yang paling
kecil dari pekerjaan. Misalnya memutar, menggosok, menarik, mengangkat, menekan
dan sebagainya.
·
Task: aktivitas
pekerjaan yang berbeda dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Seperti menjalankan
komputer, menulis surat dan lain-lain.
·
Duty: Meliputi segmen besar dari pekerjaan yang dilakukan oleh seorang individu dan dapat mencakup sejumlah tugas. Contohnya dalam HR, tugas pekerjaannya
selain wawancara, juga
melakukan konseling karyawan.
·
Position: terdiri dari satu atau lebih tugas yang dilakukan oleh individu tertentu di sebuah perusahaan, dan pada waktu tertentu pula. Jumlah kedudukan di
dalam suatu perusahaan adalah sama dengan jumlah pegawai atau pekerjanya.
·
Job: Memungkinkan untuk
melibatkan1 orang di satu posisi, namun tergantung juga dengan besarnya
organisasi/perusahaannya. Seperti contohnya suatu local garage hanya mempekerjakan satu
karyawan sebagai mekaniknya.
·
Job family: Sekelompok dua atau lebih pekerjaan
yang memiliki
karakteristik pekerja yang sama atau mengandung tugas kerja parallel sebagaimana
ditentukan oleh analisis pekerjaan.
·
Occupation: Sekelompok pekerjaan yang serupa ditemukan dalam organisasi yang berbeda
pada waktu yang berbeda. Seperti electricians and
machinists.
·
Vocation: hampir sama dengan
occupations, namun lebih mungkin untuk digunakan oleh pekerja dari pada oleh
employer.
·
Career: Mencakup urutan posisi,
ataupun
pekerjaan yang telah dilakukan oleh seseorang selama
hidupnya bekerja.
Dynamic
Characteristic of jobs
Muncullah
pertanyaan bahwa apakah sebuah pekerjaan itu memiliki sifat statis ? Apakah
benar kita mendefinisikan suatu pekerjaan dan menspesifikasi perilaku-perilaku
yang diperlukan untuk melaksanakannya,pekerjaan tidak dapat berubah secara
seiring berjalannya waktu dan situasi atau pemegang pekerjaan yang
berbeda-beda. Yang terjadi sekarang
adalah segala sesuatunya lebih kompleks dan untuk melaksanakannya dengan
menganalisa pekerjaan dengan cermat,kita juga dapat menaksir,atau setidaknya
memperhitungkan efek dari faktor-faktor yang terkait dengan perubahan. Ada
kajian tentang tiga perubahan utama yang bisa mempengaruhi pekerjaan, berikut
penjelasannya :
ü Perubahan
Ditentukan Waktu. Pekerjaan dapat berubah sesuai dengan musimnya,seperti
pelatih renang, instruksi, pembimbing perkemahan musim panas dan yang lain
sebagainya yang dapat berubah karena kemajuan tekhnologi. Jenis-jenis perubahan
dalam pekerjaan ini paling mudah dikaji dalam menganalisa pekerjaan tepatnya
karena kita dapat mengantisipasi dimuka dan menspesifikasi
persyaratan-persyaratan perilaku yang tepat sebelumnya.
ü Perubahan
Ditentukan Karyawan. Di dalam pekerjaan,ciri-ciri orang
(kemampuan,keahlian,nilai-nilai dan preferensi) dapat berinteraksi dengan
ciri-ciri pekerjaan yang dipilih dan didefinisikan ulang oleh orang-orang yang
melaksanakannya. Orang sering memodifikasi cara mereka berperilaku atas
pekerjaan mereka dari sudut pandang pelatihan dan pengalaman mereka di masa
sebelumnya,sikap dan keyakinan mereka saat ini dan konteks lingkungan dimana
pekerjaan dilaksanakan.
ü Perubahan
ditentukan oleh situasi. Perubahan ini paling sulit diantisipasi karena bisa
bersumber dari banyak faktor yang berbeda dilingkungan organisasi. Dengan
menganalisa pekerjaan harus fokus untuk menganalisa informasi terkait dengan
pekerjaan.
B.
DEFINING
THE JOB
Job
analysis berisikan definisi dari sebuah pekerjaan dan komponen-komponen
pekerjaan.
Dua
hal penting dalam Job Analysis : task requirements dan people requirements.
Dalam
banyak kasus, karakteristik dari pekerjaan “diberikan” pada pegawai,
diantaranya peralatan yang digunakan, susunan tempat kerja, pembagian kerja,
dan prosedur, metode, serta standard dari
peforma pekerjaan. Semua karakteristik ini akan menghasilkan job description yang berisikan hal-hal
tertulis mengenai apa yang harus dikerjakan pegawai, bagaimana dan mengapa
mereka mengerjakannya. Tujuannya untuk menentukan kompetensi yang dibutuhkan
seperti pengetahuan, skills, kemampuan dan karakteristik lainnya.
Elemen-elemen
dari Job Description meliputi :
1.
Job
Title
Untuk
tujuan pembukuan perusahaan agar mempemudah pelaporan ke instansi pemerintahan.
2.
Job
Activities and Procedures
Deskripsi
untuk melakukan tugas, material yang digunakan, pengoperasian mesin, interaksi
formal dengan pekerja lain, alam, pemberi atau penerima supervisi yang lebih
luas.
3.
Working
conditions and physical environment
Seperti
: panas, pencahayaan, tingkat kebisingan, indoor/outdoor, lokasi fisik, kondisi
berbahaya, dan sebagainya.
4.
Social
Environment
Informasi
pada sejumlah individu dalam kelompok kerja dan banyaknya interaksi interpersonal yang
dibutuhkan saat bekerja.
5.
Conditions
of Employment
Contohnya
deskripsi jam kerja, struktur upah, metode pembayaran, keuntungan, tempat
pekerjaan di organisasi formal, dan kesempatan promosi dan transfer.
A Quantified Procedure for
Obtaining Job Descriptions
Kebutuhan
Job Description tidak selalu tertulis
contohnya Control Data Busines Advisors
(1985) yang mengembangkan sebuah Occupational
Analysis Questionnare (OAQ) yaitu sebuah ceklist daripada tugas-tugas dan kompetensi untuk berbagai
pekerjaan. OAQ terdiri dari 19 kewajiban yang berisikan 310 tugas dan 105
kompetensi. Kewajiban memberikan dukungan secara teknik kepada pengguna / costumer, seperti
1. Menyediakan
hot line atau telepon bantuan kepada costumer dalam memecahkan masalah pada
software
2. Menyediakan
software technical support untuk
membantu costumer.
3. Menyediakan
on-site technical support untuk costumer selama proses instalasi software.
Pemegang
jabatan pekerjaan yang melengkapi OAQ menentukan tugas mana yang relevan dengan
pekerjaan mereka dan menyatakan pada sebuah skala rating 9 poin mengenai jumlah
waktu yang mereka habiskan pada tugas tersebut. Penskoring-an akan dilakukan
dengan komputer kemudian dituangkan
kedalam bentuk laporan tertulis atau dalam bentuk
grafis.
C.
JOB
SPECIFICATION
Job Specification
merupakan kompetensi yang berisikan karakteristik personal yang dibutuhkan dalam
melakukan sebuah pekerjaan. Contohnya ketelitian sanggat dibutuhkan oleh
seorang akuntan.
Job specification
berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman saat melakukan recruitment, seleksi, dan penempatan/placement. Job Specification ini bergantung
pada tingkat performasi yang dianggap layak. Spesifikasi
pekerjaan harus menunjukkan standar
minimal yang dapat diterima dalam penseleksian dan performansi.
The Nature of Job Specification
Pendekatan
Threshold Trait Analysis (TTA) yang berorientasi pada trait mencoba mengidentifikasikan
atribut- atribut manusia yang mempengaruhi individu untuk melakukan berbagai
jenis pekerjaan dengan baik.
Pendekatan
yang didasarkan pada bukti konstruk terkait validitas
Lopez (1981) dalam memvalidasi
TTA tahun 1950-an, mengatakan bahwa trait incumbent yang
relevan pada berbagai jenis pekerjaan lebih baik daripada trait incumbent yang tidak relevan terkait pengukuran standar kemampuan, sehingga kepercayaan diri yang tinggi
dapat ditempatkan sebagai trait yang mengidentifikasi
karakteristik pribadi yang berhubungan
dengan “sukses” di berbagai
pekerjaan.
TTA membutuhkan waktu satu jam tiap pekerjaannya
untuk diselesaikan. Prosesnya dimulai dengan menjelaskan dan mengilustrasikan metode TTA ini kepada
15 orang supervisors. Mereka bekerja secara independen dan kemudian setiap supervisor
menentukan hubungan untuk performansi
pekerjaan yang efektif dari 33 traits. Lalu setiap supervisors menentukan tingkat keunikan dari trait yang mengacu
pada tingkat intensitas dan kompleksitas dari trait tersebut yang kemudian dirating dengan numerical rating scale. TTA memiliki beberapa kelebihan. Kelebihannya dikarenakan metode ini menghasilkan susunan traits yang dibutuhkan untuk job performance sehingga dapat mengevaluasi
pelamar di lebih dari satu
pekerjaan. Namun
kelemahan dari pelamar pada salah satu trait, tidak berarti bahwa pelamar tersebut akan ditolak. Oleh karena itu, employer dapat mengeveluasi kekuatan-kekuatan lain
yang menutupi kelemahannya ini, atau menyediakan training untuk
memperbaiki kekurangan.
D. VALIDITY
OF JOB ANALYSIS INFORMATION
Job descriptions sejauh ini valid apabila secara akurat mewakili job content, lingkungan dan kondisi
kerja. Spesifikasi kerja valid jika orang-orang yang memiliki karakteristik
pribadi yang diyakini diperlukan untuk keberhasilan job performance dengan lebih efektif dalam pekerjaan mereka
dibandingkan orang-orang yang kurang dalam karakteristik pribadi. Dalam hal
keakuratan, penelitian menunjukan bahwa banyaknya informasi job deskriptif yang
tersedia bagi raters memiliki dampak
yang signifikan dalam keakuratan job
analysis . Raters dengan informasi pekerjaan yang
lebih rinci, konsisten lebih akurat dari yang hanya diberikan nama jabatan .
Untuk menilai makna dari informasi
job anlysis, pendekatan "Indirect
valdity" dapat digunakan. Indirect validity adalah ekstrapolasi
atau perpanjangan valditas dari situasi satu ke situasi yang lain. Ini
bergantung pada analisis karakteristik pekerjaan dan identifikasi selanjutnya
dari sebutan umum diantara pekerjaan. Dengan demikian, jangkauan informasi dari
job anlaysis dalam satu pekerjaan berlaku serta informasi mengenai job analysis dapat di validasi secara
tidak langsung jika sejumlah pekerjaan yang sama dan karakteristik lingkungan
dapat teridentifikasi, misalnya dengan membandingkan profil. Tampaknya dimensi
pekerjaan yang diprofilkan tidak terlalu penting, asalkan profil menanggung
beberapa hubungan untuk tujuan akhir yang dimaksud (misalnya peningkatan seleksi,
penempatan, pelatihan).
Empat jenis karakteristik job analysis yang mungkin digunakan dalam analisis validitas tidak
langsung :
1.
Sifat
keseluruhan pekerjaan - yaitu, kasarnya, atribut umum.
2.
Penilaian trait
yang dibutuhkan untuk kesuksesan Job performance.
3.
Berorientasi
pada elemen pekerjaan.
Elemen-element menggambarkan apa yang karyawan capai
; misalnya memindahkan batu bata ; melakukan perintah.
4.
Berorientasi pada
elemen karyawan.
Elemen-elemen mengungkapkan apa yang karyawan
lakukan untuk mencapai hasil akhir dari tindakannya sepeeti penginderaan , mengambil
keputusan dan manipulasi.
E.
OBTAINING JOB INFORMATION
Ada berbagai metode untuk
mendeskripsikan pekerjaan, meskipun
secara luas berbeda dalam membuat asumsi tentang pekerjaan, dalam
luasnya cakupan dan ketelitian. Beberapa berorientasi pada pekerjaan dan
berorientasi pada karyawan. Tetapi masing-masing metode memiliki set tertentu,
kelebihan dan kekurangan. Untuk tujuan eksposisi disajikan metode secara
terpisah, tetapi pada perintah praktis beberapa metode digunakan untuk
melengkapi satu sama lain sehingga hasil akhir menunjukkan gambaran yang valid dan
komprehansif mengenai tugas, tanggun jawab dan perilaku.
Direct
Observations And Job Performance
Observasi
dari pemegang jabatan atau kinerja aktual dari pekerjaan oleh analis adalah dua
metode untuk mengumpulkan informasi pekerjaan . Data kemudian dicatat dalam
format narasi atau pada beberapa tipe seperti ceklist atau lembar kerja seperti
yang ditunjukkan pada Figure 9.5 . Kedua metode berasumsi bahwa pekerjaan yang
relatif statis yaitu tetap konstan dari waktu ke waktu dan tidak berubah cukup
mapan dengan pekerjaan yang berbeda atau situasi yang berbeda . Observasi
pekerjaan cocok untuk pekerjaan yang manual, standart, kegiatan yang bersiklus
pendek dan job performance yang sesuai untuk pekerjaan yang dapat dipelajari
analis dengan mudah .
Observasi
harus mencakup sampel yang representatif dari perilaku kerja . Untuk
contoh,kegiatan "Mengatasi keadaan darurat" mungkin penting untuk kinerja
keperawatan yang efektif, hingga 8 jam mengamati aktivitas sekelompok staff perawat yang
memiliki banyak pasien pascaoperasi dapat mengungkapkan sedikit gambaran
yang valid untuk persyaratan kerja. Selain itu , analis jabatan harus
berhati-hati agar tidak mengganggu dalam observasi nya ,jangan sampai proses
pengukuran mendistorsi apa yang diukur.
Observasi dan
job performance tidak sesuai untuk
pekerjaan yang membutuhkan banyak aktivitas mental dan konsentrasi seperti
pengacara programmer komputer atau desain
engineer. Sebuah Analisis Jabatan Fungsional ( FJA) sering digunakan untuk
mecatat tugas-tugas yang diamati. FJA mencoba untuk mengidentifikasi apa yang
karyawan lakukan didalam pekerjaan serta hasil dari perilaku kerja yakni apa
yang telah dikerjakan. Contoh lembar kerja FJA meringkas observasi analis
pekerjaan dari petugas pemadam kebakaran dalam melakukan penyelamatan dan
perbaikan operasi serta dalam menanggapi panggilan darurat ditunjukkan pada
Gambar 9.6.
Workers Function menggambarkan orientasi
dan tingkat aktivitas pekerja dengan data, individu, dan hal/benda. Semua
pekerjaan melibatkan karyawan sampai batas tertentu dengan informasi atau ide
(data), dengan klien, rekan kerja, atasan, dan sebagainya (individu), dan dengan
mesin atau peralatan (hal-hal lain). Persentase di bawah terdaftar Data, People, dan Things menunjukkan
jumlah relatif keterlibatan (orientasi) dengan masing-masing fungsi tersebut.
Tentu saja
beberapa dari istilah ini didefinisikan lebih lengkap oleh analis tetapi hal yang penting untuk dicatat bahwa level
dan mengukur orientasi dapat di terapkan ke seluruh tugas dan oleh karena itu
seluruh pekerjaan, skala fungsi karyawan menyediakan cara membandingkan seluruh
tugas dan pekerjaan secara umum .
Informasi
yang diperoleh dari FJA dapat digunakan untuk tujuan selain Job Description.
Hal ini dapat memberikan dasar untuk mengembangkan standar kinerja yang
berhubungan dengan pekerjaan, dan dapat digunakan dalam upaya desain
pekerjaan.Campion dan Rousseau menemukan bahwa kode pekerjaan yang berhubungan
dengan "data" dan "orang"
berkaitan dengan persepsi karakteristik tugas seperti otonomi, variasi
dan signifikansi tugas.
Interveiew
Wawancara
merupakan teknik yang paling sering digunakan untuk menjelaskan suatu tugas,
tanggung jawab, perilaku yang terstandari ataupun nonstandari yang ada dalam
kegiatan kerja, dan untuk pekerjaan fisik maupun mental. Wawancara merupakan
"percakapan yang memiliki tujuan"
karena itu keberhasilan dalam wawancara tergantung pada
kemampuan interviewer.
Seorang
analis harus mengerti mengenai teknik–teknik dalam interview, untuk alasan
kehandalan dan efisiensi seorang analis harus memiliki struktur interview yang
sistematis untuk mengumpulkan informasi selama wawancara. Sebagai panduan,
pertanyaan yang digunakan interviewer dapat di cek dengan beberapa kriteria
berikut (McCormick, 1979) :
·
Pertanyaan
harus berkaitan dengan tujuan analisis
·
Kata-kata
harus jelas dan tidak ambigu
·
Pertanyaannya
seharusnya tidak "memimpin"
responden; yaitu, tidak harus memberi
jawaban tertentu yang diinginkan.
·
Pertanyaan tidak menunjukkan bahwa suatu bentuk
response lebih diterima masyarakat dari pada yang lain.
·
Pertanyaannya
tidak harus meminta pengetahuan atau informasi yang tidak dimiliki oleh itee.
·
Seharusnya tidak
ada hal pribadi yang diwawancarai
Pekerja
sering memandang itee dengan beberapa
kecurigaan, mereka waspada atau berhati-hati dalam membuka informasi mengenai
pekerjaan mereka. Karena itu analis harus mampu memberikan suuasana yang nyaman
dimana pekerja atau tim merasa bebas untuk mendiskusikan tugas dan tanggung
jawab mereka.
Penghalang
utama dalam teknik interview adalah distorsi informasi, seperti pemalsuan
jawaban atau terjadinya salah persepsi. Misalnya, jika pekerja tahu atau
berpikir bahwa hasil dari analisis jabatan akan mempengaruhi gaji, maka mereka
akan membesar – besarkan tanggung jawab mereka dan mengecilkan yang lain. Oleh
karena itu, interview mungkin memerlukan waktu dan pertanyaan yang cerdas untuk
memperoleh informasi yang valid.
SME (subject matter experts) Panels
SME biasa
diapakai untuk beberapa tujuan:
v Mengembangkan
informasi tentang tugas dan kompetensi, hal ini untuk menyusun kuesioner
analisis pekerjaan.
v Dalam
pengembangan tes untuk membangun hubungan antara tugas dan kompetensi, kompetensi dan
item tes, serta tugas-tugas dan
item tes.
SMEs
didorong untuk mendiskusikan isu-isu
dan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat secara terbuka. misalnya, untuk mempromosikan diskusi kompetensi, anggota
panel diberi pertanyaan seperti berikut:
-
Pikirkan pekerja yang kamu ketahui lebih baik
dari pada yang lain. Mengapa mereka berlaku begitu baik?
-
Jika kamu menilai seorang pekerja dalam
performansinya, apa jenis kompetensi atau karakteristik personal yang kamu
ingin pekerja tersebut miliki?
-
Apa yang kamu harapkan pekerja pelajari di
dalam training yang akan membuat mereka efektif dalam mengerjakan tugas?
-
Pikirkan pekerja yang baik dan yang buruk.
Kompetensi apa yang membedakan satu sama lain?
Jika tugas
SMEs adalah untuk membangun hubungan dari tujuan pengembangan tes, quality-control statistics harus dihitung
untuk memastikan bahwa penilaian atau produk kerja SMEs bermakna (Hughes dan
Prien, 1989). Contohnya, pengulangan
aitem dalam kuisioner, dimana hal ini berguna untuk melihat kecerobohan
pekerja.
Questionnaires
Secara umum,
questionnaries lebih
cepat dan lebih murah dalam mengelola daripada metode analisis pekerjaan lain, dan kadang-kadang
questionnaries dapat diselesaikan
di sela-sela waktu luang responden,
sehingga tidak ada waktu yang tersita dalam produksi atau
bekerja. Tetapi dalam hal ini questionnaries
bisa saja terjadi keambiguitas, kesalahpahaman, dan sulit
untuk menindak lanjutinya dan hanya akan bisa diklarifikasi
dalam wawancara.
Pendekatan
kuesioner terstruktur memiliki potensi terbesar untuk mengukur informasi dari analisis pekerjaan, dan
kemudian dapat diproses oleh komputer. Angket
merupakan salah satu bentuk questionnaries
yang biasa digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan tertentu.
F.
THE
POSITION ANALYSIS QUESTIONNAIRE (PAQ)
PAQ
merupakan salah satu instrumen yang didasarkan pada analisis statistik
dari elemen pekerjaan
terutama pada orientasi kerja dan cocok untuk
analisis statistik kuantitatif, ini dikembangkan
oleh McCormick, Jeanneret,
dan Mecham (1972).
Didalam ini ada 194 item atau elemen pekerjaan yang
masuk dalam kategori, yaitu: masukan
informasi (di mana dan bagaimana pekerja mendapatkan informasi yang digunakannya untuk pekerjaan), proses mental (penalaran, perencanaan, pengambilan keputusan, dan sebagainya yang terlibat dalam pekerjaan), hasil kerja (aktivitas fisik yang dilakukan pekerja dan alat
atau perangkat yang digunakan), hubungan dengan orang lain, dan konteks pekerjaan (keadaan
fisik dan sosial dimana pekerjaan dilakukan).
Fleshman Job Analysis Survey (F-JAS)
F-JAS adalah salah satu pendekatan penelitian
paling menyeluruh yang dipakai untuk melakukan analisa jabatan. Tujuannya
adalah untuk mendeskripsikan pekerjaan berdasarkan kemampuan-kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kemampuan-kemampuan tersebut
disusun kedalam taksonomi yang terdiri dari 21 kemampuan kognitif (mis:
pemahaman oral, fasilitas angka), 10 kemampuan psikomotorik (mis: waktu
reaksi), 9 kemampuan fisik (mis: stamina), dan 12 kemampuan sensori/persepsi
(mis: persepsi kedalaman), dan 11 pengetahuan/keahlian (mis: pengetahuan
mekanik). Skala kemampuan yang digunakan untuk mengukur suatu kemampuan akan
berbeda pada setiap kemampuan. Skala ini kemudian juga akan memberikan
informasi mengenai tugas atau pekerjaan yang memerlukan tingkatan kemampuan
tertentu.
G.
CRITICAL
INCIDENTS
Pendekatan
critical incident melibatkan
pengumpulan rangkaian anecdote dari
perilaku kerja (data dikumpulkan dari supervisor, karyawan, atau orang lain
yang familiar terhadap pekerjaan tersebut) yang menggambarkan baik buruknya
suatu peforma kerja. Setiap anecdote
menerangkan 1) apa yang menyebabkan suatu insiden dan konteks dimana insiden
itu terjadi; 2) seberapa efektif tindakan individu terhdap insiden tersebut; 3)
konsekuensi dari tindakan tersebut; dan 4) apakah konsekuensi tersebut dapat
dikontrol atau tidak.
Biasanya,
orang yang melakukan analisa jabatan akan melakukan observasi pada sejumlah
besar karyawan ketika mereka melakukan pekerjaannya. Kemudian mereka akan
mengkategorikan insiden tersebut berdasarkan dimensi pekerjaan yang
direpresentasikan dan kemudian akan dituangkan ke dalam format cheklist
sehingga dapat menghasilkan gambaran yang komposit mengenai perilaku yang
diperlukan dalam suatu pekerjaan.
H.
OTHER
SOURCES
Emerging Multi-Method Approaches
Sejalan
dengan perkembangan tekhnologi dan penggunaan metode kuantitatif, terdapat
sistem analisis jabatan baru yang muncul. Sistem ini memiliki karakteristik:
·
Penggunaan perspektif multidimensional dalam
mendapatkan sumber untuk memperoleh informasi mengenai pekerjaan, tipe analisis
data, dan format skala respons.
·
Didesain untuk mendukung multiple aplications pada manajemen sumber daya.
·
Menggunakan questionnaires yang ditujukan untuk
dilengkapi oleh, supervisor, pejabat-pejabat organisasi dan subjek ahli
lainnya.
·
Menggunakan sistem komputer untuk analisis
statistik data yang kompleks.
Prosedur ini dapat
menganalisis secara efektif tekanan kerja, data, dan dokumen mengenai konten
pekerjaan yang dapat berubah-ubah dengan cepat serta kerugian yang dihasilkan
oleh pegawai untuk organisasi.
Future-Oriented
Job Analyses
Perusahaan terkadang
menginginkan informasi mengenai suatu skill spesifik yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan yang bahkan belum ada. Hal ini biasanya berhubungan dengan
rencana perusahaan kedepannya. Sebagai contoh, suatu pabrik menetapkan target
untuk membeli suatu jenis mesin yang baru 3 tahun kedepan, maka pabrik tersebut
memerlukan informasi mengenai kemampuan apa yang diperlukan oleh pegawai untuk
dapat mengoperasikan mesin tersebut saat ini meskipun rencana itu baru akan
terealisasi 3 tahun kemudian.
Salah
satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah pendekatan
analisis jabatan yang dikemukakan oleh Arvey, Salas, dan Gialluca (1992).
Pendekatan ini menggunakan inventori analisa jabatan yang mengukur tugas dan
kemampuan spesifik yang dibutuhkan. Mereka membuat matriks korelasi antara
tugas dan skill spesifik yang dibutuhkan. Arvey et al juga menggunakan analisis
regresi ganda untuk memprediksi skill spesifik yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan tersebut di masa depan.
Ketepatan
pendekatan ini untuk memprediksi skill apa yang dibutuhkan untuk suatu
pekerjaan di masa datang bergantung kepada dua hal, yaitu:
1. Hubungan
covariance antara tugas dan skill atau kemampuan stabil sepanjang waktu.
2. Tugas
dan skill yang ada dalam data-base
sama dengan skill atau kemampuan yang akan diperkirakan.
I.
JOB
ANALYSIS FOR MANAGERIAL JOBS
Analisa jabatan untuk pekerjaan manajerial
ditujukan untuk megindentifikasi apa yang manejer harus lakukan pada pekerjaan
mereka untuk mendapatkan peforma yang efektif dengan mempertimbangkan perbedaan
perilaku kerja berdasarkan perubahan waktu, individu dan situasi.
Approaches
to the study of managerial work
Ada
dua pendekatan yang digunakan dalam studi pekerjaan manajerial, yaitu
pendekatan behavioral-content dan
pendekatan work activities. Pendekatan
behavioral-content berfokus pada menjawab pertanyaan, “Apa perilaku yang
biasanya ditunjukkan manajer dalam melakukan pekerjaan untuk melaksanakan
tanggungjawabnya?” sedangkan pendekatan work
activities lebih berfokus untuk menjawab pertanyaan, “Aktivitas atau proses
apa yang ditemukan pada pekerjaan manajerial?’. Meskipun ada perbedaan antara
dua pendekatan ini, namun keduanya tetap saja memberikan informasi penting
mengenai perencanaan yang sukses, pengembangan karir, peformance appraisal, motivasi manajerial, dan administrasi reward.
1.
Behavioral-content
approach
Tornow
dan Pinto (1976) mengembangkan MPDQ (Management Position Description
Questionnare) yang terdiri dari 197 aitem untuk mendeskripsikan posisi manajerial
berdasarkan tanggungjawab, batasan, tuntutan dan aktivitasnya. Aitem ini
mendeskripsikan 13 faktor pekerjaan yang independen dengan tingkat reliabilitas
0.83. MPDQ menghasilkan taksonomi perilaku yang berguna untuk menggambarkan,
membandingkan, mengklasifikasi, dan mengevaluasi posisi eksekutif berdasarkan
kontennya.
Untuk
menyimpulkan berbagai studi empiris mengenai performa manejeman, Borman dan
Brush (1993) mengumpulkan 26 set dimensi perilaku dari banyak studi, termasuk
187 dimensi peforma majerial.
Dimensi
ini kemudian di kelompokkan ke dalam 18 mega dimensi:
1)
Perencaan dan pengorganisasian
2)
Mengarahkan, memerintah, dan memotivasi
subordinat, dan memberikan feedback.
3)
Training,
coaching, dan mengembangkan subordinat
4)
Berkomunikasi secara efektif
5)
Merepresentaskan organisasi kepada costumer dan
publik
6)
Keahlian teknis
7)
Administrasi
8)
Mempertahankan hubungan kerja yang baik
9)
Mengkoordinasikan subordinate untuk
menyelesaikan pekerjaannya
10)
Membuat keputusan/pemecahan masalah
11)
Staffing
12)
Gigih dalam mencapai tujuan
13)
Menghandle krisis dan stress
14)
Komitmen organisasi
15)
Memonitori dan mengontrol sumber daya
16)
Mendelegasikan
17)
Mempengaruhi
18)
Mengumpulkan dan menginterpretasi data
2.
Work-Activities
Approach
Dikarenakan
oleh faktor memori, akan sulit untuk mendapatkan perkiraan akurat terhadap
aktifitas kerja seperti lamanya aktifitas atau bentuk komunikasi hanya dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan standar. Maka dari itu, pendekatan ini
menggunakan diary, time-sampling,
wawancara dan observasi dalam usaha untuk mendapatkan catatan kumulatif secara
akurat dari tiap-tiap aktifitas. Akan tetapi diary dan observasi tidak cocok apabila digunakan untuk mengambil
data yang bersifat konten perilaku. Sehingga pendekatan work-activities dan behavioral-content
itu melengkapi satu dengan yang lain.
J.
OCCUPATIONAL
INFORMATION
Salah
satu bentuk informasi pekerjaan yang terstandarisasi adalah Dictionary of Occupational Titles (DOT)
yang dikeluarkan oleh U.S Departement of Labor.
Buku paduan ini berisikan penjelasan yang terstandar dan komprehensif tentang
tugas-tugas pekerjaan dan informasi yang berhubungan untuk lebih dari 20.000
okupansi militer dan sipil yang hampir mencakup semua pekerjaan yang ada pada
perekonomian U.S .
Selain
DOT, terdapat juga sumber informasi lain, khususnya untuk petunjuk keterampilan
kerja yaitu Occupational Outlook Handbook.
Memiliki lebih dari 300 okupansi dan 35 industri besar, handbook ini mendeskripsikan baik tulisan maupun gambaran tentang hal
apa yang akan mereka kerjakan, pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan,
pendapatan dan kondisi pekerjaan dan dimana kita bisa mencari informasi lebih
lanjut.
DOT
memiliki beberapa kegunaan, diantaranya, pembaca dapat mengenal banyaknya
pekerjaan yang ada dan istilah-istilah pada pekerjaan itu; pembaca juga dapat
mendapatkan informasi tentang aktifitas dan persyaratan untuk dapat bertukar
pekerjaan, karena DOT mengkategorisasikan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki
kesamaan. Sehingga memungkinkan untuk kita dapat mengidentifikasi potensi
pemindahan dan bentuk-bentuk promosi dalam okupansi yang spesifik.
O*Net—Occupational Information
Network
O*Net
merupakan pengganti DOT yang bekerja secara otomatis. Hal ini diperlukan karena
informasi-informasi yang diperlukan menjadi terlalu banyak dan dinamis apabila
kita hanya bergantung pada DOT. O*Net melakukan hal ini melalui internet atau world wide web (www.)
O*Net
berisikan deskripsi variatif mengenai berbagai macam pekerjaan, penyusunan
dalam hierarki, yang memungkinkan pengguna untuk menyusun informasi spesifik
dari sebuah pekerjaan ke dalam kluster pekerjaan yang luas dan empirikal.
Interrelationships Among Jobs
Peneliti
mengklasifikasikan sebuah pekerjaan untuk mempermudah dalam mendeskripsi,
memprediksi, dan pemahaman. Pekerjaan mungkin dikelompokkan berdasarkan
kemampuan yang dibutuhkan dalam melakukannya, karakteristik tugas, deskripsi
perilaku, atau tuntutan perilaku.
Pengelompokkan
juga dapat berfungsi sebagai prosedur analitik atau tujuan yang digunakan untuk
mengembangkan sistem pengelompokkan. Misalkan kita bisa saja memulai dari
perbedaan tiap-tiap pekerjaan untuk dapat mengelompokkannya atau bisa juga
mencari persamaan dari pekerjaan itu sendiri.
Selain
itu, kita tidak boleh mengasumsikan bahwa pekerjaan dalam sebuah kelompok
tertentu itu sama, karena pekerjaan itu mungkin memiliki perbedaan dalam
kepentingan dan praktiknya. Penelitian dalam pengelompokan pekerjaan seharusnya
befokus pada pekerjaan tertentu dan pemahaman terhadap perbedaannya dengan
pekerjaan lain lalu mengelompokkan pekerjaan itu apabila diperlukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cascio,
Wayne F. 1978. Applied Psychology In
Human Resource Management. United States of America : Prentice-Hall, Inc.
0 komentar:
Posting Komentar