COMMUNICATION & SKILLS:
BELBIN TEAM ROLES
Meredith
Belbin, seorang dari Inggris yang telah banyak meneliti perilaku tim,
mengatakan bahwa dengan pemahaman yang baik akan peran, mengetahui kekuatan dan
kelemahan Anda di dalam tim maka Anda akan mampu menjadi individu yang lebih
efektif di tempat Anda bekerja, dan dengan membantu orang lain di sekitar Anda
melakukan hal yang sama, Anda akan mampu membentuk sebuah tim berkinerja tinggi
dimana setiap anggotanya mampu mengerahkan kemampuan terbaik mereka.
Meredith Belbin menghabiskan waktu sembilan
tahun secara intensif untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang membuat suatu
tim efektif atau tidak efektif. Hasil penelitian tersebut adalah Belbin Team Roles, yang menjelaskan
mengapa kombinasi keterampilan yang berbeda dalam suatu tim merupakan penentu
utama dari efektifitas sebuah tim. Hasil penelitian Belbin itu terangkum dalam
sembilan peran tim yang mendasari kesuksesan sebuah tim.
Ketika kinerja sebuah tim tidak sebaik
yang diharapkan, hal itu tentunya membawa pengaruh buruk bagi seluruh anggota
tim dan juga dampak yang bisa jadi fatal bagi proyek atau tujuan yang
seharusnya dicapai oleh tim. Atas dasar itulah Dr. Meredith Belbin dan timnya
kemudian melakukan suatu riset berkaitan dengan kebutuhan untuk mengontrol
dinamika tim dan bagaimana mengantisipasi setiap masalah yang diprediksi dapat
menimpa tim. Riset tersebut membuktikan bahwa keberhasilan sebuah tim bukan
terletak pada faktor intelektual semata, namun lebih kepada perilaku dari anggota
tim. Riset tersebut lalu mengidentifikasi sejumlah perilaku, yang masing-masing
memiliki kontribusi tersendiri terhadap tim.
BELBIN TEAM ROLES
Team
Roles adalah suatu kecenderungan untuk
berperilaku, berkontribusi dan berhubungan dengan anggota tim lain dengan cara
tertentu yang khas. Telah ditemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa Team Roles dalam diri masing-masing
dengan kadar yang berbeda-beda.
Meredith Belbin mengkategorikan sembilan
peran itu dalam tiga kelompok yaitu thinking
oriented, action oriented, dan people
oriented. Setiap peran dalam tim memiliki karakteristik kekuatan yang khas
serta kelemahan tertentu. Belbin mendefinisikan kelemahan ini sebagai allowable weakness. Kelemahan ini adalah
daerah yang harus diperhatikan dan diperbaiki oleh setiap pemain dalam
tim. Berikut adalah karakter, kekuatan, dan kelemahan mereka serta peran
mereka dalam suatu tim.
A.
THINKING ORIENTED
1.
Plant (PL)
Plant adalah inovator yang kreatif, dari
mereka sering muncul ide-ide kreatif, pendekatan-pendekatan baru, gagasan dan
konsep baru yang kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut. Individu kreatif ini
disebut Plant oleh Belbin sebab
mereka sengaja “planted atau
ditanamkan” ke dalam tim. Ketika individu-individu ini diberi kesempatan oleh
tim untuk menjadi kreatif maka kinerja tim akan secara konsisten meningkat.
Orang Plant adalah seorang pencetus
ide yang tepat dan memberikan solusi inovatif dalam suatu masalah.
Mereka
biasanya lebih memilih untuk bekerja sendiri dengan menggunakan imajinasi
mereka berpikir outside the box, ide-ide
yang dihasilkan benar-benar baru sehingga tampak radikal dan tidak praktis.
Mereka cenderung tertutup atau introvert,
lemah dalam komunikasi dengan orang lain, namun cerdas dan mandiri. Dengan
pujian mereka semakin berkembang, namun mereka cenderung sulit untuk menerima
kritik.
Kontribusi utama Plant adalah menghasilkan ide-ide baru, proposal dan konsep baru
untuk memecahkan masalah yang kompleks. Plant
sangat diperlukan di tahap awal proyek atau ketika proyek gagal mengalami
kemajuan. Plant mendengarkan dengan
hati-hati setiap data dan argumen yang dilontarkan dalam diskusi, mereka
memikirkan masalah dengan hati-hati sebelum mengemukakan ide atau solusi dalam
diskusi. Kelemahan Plant yaitu
seringkali mengabaikan hal-hal yang bersifat insidental dan tidak suka terjebak
dalam detai-detail praktis seperti teknis pelaksanaan.
2.
Monitor Evaluator (ME)
Monitor Evaluator
adalah orang yang adil, bijaksana, dan cerdas, namun kurang memiliki hasrat untuk
mencapai sesuatu. Mereka memiliki bakat untuk keluar dari kondisi biasa dan
mampu melihat semua pilihan yang tersedia dengan sangat jelas dan tidak
memihak. Mereka melihat dari sisi yang luas ketika sedang menyelesaikan suatu masalah
dan dengan manuver yang analitis dan penuh kehati-hatian, biasanya selalu mampu
untuk mengambil keputusan yang tepat. Karena itulah mereka dapat diandalkan
dalam situasi yang membutuhkan keputusan krusial. Monitor Evaluator bukanlah tipe orang yang dapat dibelokkan oleh
argumentasi emosional. Kelemahan tipe ini adalah kadang mereka bisa menjadi
orang yang terlalu kritis, patah semangat dan membosankan. Mereka juga tidak
memiliki kemampuan untuk menginspirasi diri sendiri maupun orang lain.
3.
Specialist (SP)
Specialist adalah seorang profesional, mereka
memiliki keterampilan teknis dan pengetahuan khusus yang spesifik yang
diperlukan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan. Mereka fokus dengan bidang
yang mereka dalami, mereka punya standar sesuai dengan profesionalitas mereka. Specialist menjadi ahli dibidangnya
karena komitmen penuh mereka untuk mendalami bidang keahlian tertentu dan tidak
meluas.
Opini,
pendapat, dan perintah mereka mendapat dukungan sebab mereka tahu lebih banyak
tentang permasalahan tertentu yang dihadapi dibanding orang lainnya, dan
biasanya mereka dipanggil untuk memberikan kontribusi dalam membuat keputusan
berdasarkan pengalaman.
Specialist memegang bagian yang penting dalam sebuah tim, karena keterampilan
mereka yang jarang dimiliki oleh orang lain dan karena pengetahuan mereka
merupakan kunci untuk memperbaiki masalah yang sedang dihadapi. Mereka
memerlukan waktu untuk mengekplorasi suatu hal terkait bidang mereka, sehingga
terkadang mereka tidak bisa difokuskan untuk kebutuhan atau permasalahan yang
sifatnya mendesak.
Mereka menunjukkan kebanggaan yang besar dalam bidang atau sudut
pandang yang mereka tekuni sehingga terkadang mereka kurang tertarik dan tidak
memperhatikan bidang atau sudut pandang dari orang lain, terkadang mereka gagal
untuk melihat gambaran yang lebih besar.
B. ACTION ORIENTED
1. Sharper (SH)
Sharper adalah orang yang memiliki motivasi
sangat tinggi, mereka biasanya seorang extrovert yang agresif yang memiliki
dorongan dan energi yang kuat untuk selalu menang dan berprestasi. Mereka suka
memimpin dan mendorong orang lainnya untuk bertindak, mereka melihat hambatan
sebagai suatu tantangan yang menarik, mereka mencari jalan keluar terbaik untuk
mengatasi hambatan. Keras kepala dan tegas, mereka cenderung menunjukkan respon
emosional yang kuat terhadap segala bentuk kekecewaan dan frustrasi.
Karakteristik
Sharper biasanya membentuk seorang
manajer yang baik karena selalu berorientasi pada tindakan atau aksi dan
berkembang di bawah tekanan. Potensi kelemahan mereka adalah terkadang mereka
terlalu argumentatif, tidak sabaran dan kurang memahami perasaan orang lain
sehingga kadang tindakannya menyinggung perasaan orang lain.
Dengan adanya Sharper dalam suatu tim, dapat dipastikan bahwa tim tersebut akan
bergerak melakukan suatu rencana untuk keluar dari permasalahan. Sharper sangat
baik untuk membangkitkan tim dari kelesuan atau kebuntuan, dan berguna dalam
mengatasi komplikasi politik yang cenderung memperlambat dilakukannya suatu
tindakan. Terkadang mereka cenderung memaksakan pendekatan, pola, atau metode
pada tindakan yang mereka lakukan, oleh karena itu harus dipastikan bahwa
tujuan mereka selaras dengan tujuan tim secara keseluruhan.
2. Implementer (IMP)
Implementer merupakan orang yang mengerjakan sesuatu sampai selesai. Mereka
mengubah ide-ide dan konsep yang disepakati ke dalam rencana dan tindakan yang
praktis. Mereka biasanya konservatif, disiplin, bekerja secara sistematis,
efisien, dan terorganisir dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang bisa diandalkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Implementer sangat baik dan diperlukan untuk mewujudkan rencana ke dalam
tindakan. Potensi kelemahan mereka adalah biasanya mereka kurang fleksibel, dan
tidak suka dengan perubahan yang dinamis, mereka lebih nyaman dengan sesuatu
yang sudah pernah mereka coba atau sesuatu yang sudah ada, hal-hal baru
terlihat beresiko bagi mereka. Saat suatu rencana telah disetujui bersama untuk
dilakukan, mereka enggan untuk menyimpang dari jalur rencana yang sudah
ditentukan. Rasa enggan ini wajar dan anggota tim yang lain perlu memberikan
pemahaman yang lebih mengenai alasan atau logika mengapa diperlukan suatu
perubahan dibalik suatu keputusan.
3. Completer Finisher (CF)
Completer Finisher
adalah tipe pemain tim yang perfeksionis dan akan melakukan segalanya demi
memastikan semua hal berjalan baik. Ia akan mengecek berulang kali hal-hal yang
telah diselesaikan dan sangat memperhatikan detail. Mereka memiliki kebutuhan
mendalam akan akurasi dan fokus kepada standar mereka yang tinggi daripada
memberikan semangat kepada orang lain. Mereka memberikan usaha yang konsisten dalam
bekerja dan tidak terlalu tertarik kepada glamornya kesuksesan.
Namun
mereka seringkali membuat rekan-rekan timnya frustrasi dengan terlalu
mencemaskan detail kecil. Mereka juga sangat sulit mendelegasikan tugas-tugas
karena tidak terlalu yakin dengan kemampuan orang lain. Sifat perfeksionis
mereka merupakan sesuatu yang positif, namun terkadang terlalu perfeksionis
menyebabkan penyelesaian suatu pekerjaan menjadi tertunda.
Completer Finisher
sangat baik untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi dan akurasi
yang tinggi, mereka juga adalah orang-orang yang dapat diandalkan saat suatu
pekerjaan memerlukan penyelesaian secara total.
C. PEOPLE ORIENTED
1.
Team Worker (TW)
Team Worker memiliki kemampuan adaptasi
terhadap situasi dan orang-orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Mereka fleksibel, pendengar yang baik, diplomatis, mudah bergaul, dan
memperhatikan orang lain.
Potensi
kelemahan mereka adalah dalam situasi kritis mereka tidak dapat membuat
keputusan yang tegas. Mereka tidak nyaman dengan adanya konflik yang
menempatkan mereka pada posisi harus berpihak pada suatu kelompok atau orang,
mereka berusaha menghindari konflik dan dalam beberapa kasus hal seperti ini
bisa menimbulkan masalah sebab permasalahan yang ada tidak muncul kepermukaan
dan bisa jadi terabaikan.
Team
Worker memiliki peran untuk menyatukan tim,
membuat orang-orang dalam tim dapat bekerja sama dengan lebih baik. Peran
mereka adalah mencegah konflik dan masalah interpersonal muncul dalam tim dan
dengan demikian memunculkan suasana yang kondusif bagi semua orang untuk
berkontribusi secara efektif. Jika terjadi konflik, mereka akan berusaha untuk
menenangkan situasi dengan memastikan bahwa setiap sudut pandang dari
pihak-pihak yang berkepentingan diakui dan dikemukakan.
2.
Resource Investigator (RI)
Resource Investigator adalah orang yang extrovert, antusias dan cepat dalam
bertindak. Mereka pandai berkomunikasi dengan orang-orang baik di dalam dan di luar
tim. Mereka pandai dalam mengembangkan ide-ide orang lain. Mereka memiliki
kemampuan untuk mengekplorasi pilihan yang tersedia dan melakukan apa yang bisa
dilakukan. Mereka cepat dalam melihat kemungkinan-kemungkinan dalam hal-hal
baru dan bertindak oportunis.
Potensi
kelemahan mereka adalah cenderung kehilangan momentum menjelang akhir proyek
dan seringkali melupakan detail-detail kecil.
Resource
Investigator pandai dalam mengekplorasi
ide-ide, mengembangkannya, mencari sumber daya dan informasi di luar tim. Mereka
memiliki banyak koneksi dan menggunakan koneksi untuk membantu mengidentifikasi
solusi terhadap suatu permasalahan, mereka membantu untuk menarik dan membawa
tim ahli yang berada di luar tim ketika tim membutuhkan bantuan pihak
eksternal. Mereka juga adalah penghubung yang paling memungkinkan agar
pandangan-pandangan dari setiap pemegang kepentingan di luar tim terwakili
selama diskusi dan pengambilan keputusan di dalam tim.
3.
Coordinator (C)
Coordinator sering juga disebut sebagai ketua
tim atau pemimpin tim merupakan individu yang mampu melihat bakat dan kemampuan
dari setiap anggota tim dan menggunakannya untuk mencapai tujuan tim. Mereka
tampil percaya diri dan menangani masalah dengan tenang dan terkontrol serta
mendelegasikan dengan efektif.
Potensi
kelemahan mereka adalah mereka dapat bersikap manipulatif, mendelegasikan
terlalu banyak pekerjaan dan tanggung jawab pribadinya pada orang lain.
Coordinator
berperan penting membawa dan memandu anggota tim untuk saling bekerja sama
mencapai tujuan bersama. Coordinator
memiliki kemampuan untuk membangun sinergi di dalam tim, mengatur sumber daya
yang ada dan mengkoordinasikan tindakan sehingga tujuan tim dapat tercapai.
MENCIPTAKAN TIM ALA BELBIN
Formulasi
umum yang dapat digunakan dalam membentuk tim yang baik adalah:
·
Seorang Coordinator yang kompeten.
·
Seorang Plant yang brilian.
·
Beberapa orang dengan
kemampuan Team-Worker.
·
Penyelarasan antara
kemampuan individual dengan tanggung jawabnya terhadap tim.
·
Identifikasi dan
perbaikan atas ketidakseimbangan.
Beberapa
kemungkinan yang terjadi di dalam tim:
·
Terlalu banyak peran Shaper terlalu banyak kompetisi dan
argumen, terlalu banyak pengatur, berpotensi menimbulkan konflik, ketidak-nyamanan,
dan perselisihan internal.
·
Terlalu banyak Plant: terjadi penumpukan ide dan
sedikit aksi.
·
Terlalu banyak Monitor-Evaluator: konfrontasi dengan Plant, membunuh ide sebelum berkembang.
·
Terlalu banyak ‘orang
pintar’ (Plant, Monitor Evaluator, Shaper):
terjadi kompetisi intelektual yang dapat menghalangi sukses tim, terlalu banyak
analisa dan argument.
Dengan memahami dan menggunakan konsep team role, Anda dapat melakukan banyak
perubahan dalam tim, seperti misalnya jika tim Anda mengalami:
·
Under-achievement,
Anda membutuhkan tipe Coordinator dan
Completer-Finisher yang baik.
·
Konflik, membutuhkan
anggota tim dengan karakter Team-worker
atau Coordinator yang kuat.
·
Kecenderungan terjadinya
error atau kesalahan dalam kerja tim membutuhkan
seorang Monitor-Evaluator.
Peran
berbeda juga penting dalam berbagai kondisi, seperti:
·
Tim yang baru dibentuk,
membutuhkan seorang Shaper yang kuat
untuk mulai berjalan.
·
Situasi kompetitif,
membutuhkan seorang Plant dengan
ide-ide brilian.
·
Dalam area high-risk,
seorang Monitor-Evaluator mungkin
diperlukan.
Karena itu, seorang team manager harus mampu menganalisa dan menetapkan situasi mana
yang membutuhkan tipe karakteristik tertentu; skill seperti apa yang paling dibutuhkan saat itu.
MENCIPTAKAN TIM YANG
SEIMBANG
Hasil penelitian Belbin juga membuktikan bahwa tim dengan
komposisi peran yang seimbang tampil lebih baik dalam jangka panjang. Disini
yang dimaksud dengan komposisi tim yang seimbang, yaitu tim yang terdiri dari
individu-individu dengan peran atau perilaku yang berbeda-beda yang saling
melengkapi satu sama lain. Suatu tim menjadi tidak seimbang jika
anggota-anggota timnya memiliki gaya atau perilaku atau peran yang sama. Jika
setiap anggota tim memiliki kelemahan yang sama, maka tim tersebut akan
memiliki kelemahan yang sama juga, sebaliknya jika seluruh anggota tim
cenderung memiliki kekuatan yang sama, maka kemungkinan antar anggota tim
justru cenderung untuk bersaing satu sama lain dan bukannya bekerja sama.
Dengan menggunakan konsep tim yang seimbang, sembilan peran
dalam tim bukan berarti sebuah tim harus terdiri dari sembilan orang.
Kebanyakan dari individu mampu menjadi efektif di lebih dari satu peran, individu
bisa saja memiliki karakteristik lebih dari satu peran, mungkin dua atau tiga.
Namun dalam praktiknya tim dengan anggota lima sampai tujuh orang lebih
optimal. Tim dengan anggota yang kurang dari lima orang membuat tim cenderung
kosong, ada peran tim yang tidak terisi. Tim dengan anggota lebih dari tujuh
orang cenderung akan pecah dan terbentuk tim kecil dengan fungsi yang lebih
fungsional.
Tim yang tidak seimbang dapat terjadi dalam dua kondisi:
·
Pertama. Ada peran tim yang tidak terisi. Konsekuensi
kekosongan peran dalam tim ini contohnya adalah jika dalam suatu tim tidak ada
Sharper maka actionnya akan berjalan lambat. Jika suatu tim kekurangan Plant,
maka bisa saja tim tersebut tidak mengembangkan strategi terbaik untuk
mengatasi suatu permasalahan.
·
Kedua. Sebuah peran di mainkan oleh beberapa anggota tim.
Hal ini dapat membentuk terjadinya kompetisi internal dalam tim. Sebagai
contoh, jika suatu tim terlalu banyak Plant,
maka bisa saja terjadi kompetisi ide, dimana masing-masing anggota akan
bertahan pada idenya masing-masing dan kurang memperhatikan tujuan tim secara
keseluruhan, hal ini dapat menghambat proses berikutnya yaitu perubahan dari
ide menjadi action atau tindakan.
CONTOH KASUS
Perusahaan Xerox menggunakan Team Role Belbin
sejak tahun 2003 dalam berbagai inisiatif. Contohnya adalah penerapan di tim product
development untuk produk Xerox seri ColorQube™ 9200. The ColorQube 9200
Series merupakan produk yang penting bagi Xerox. Printer multifungsi (MFP)
tersebut menggunakan teknologi solid ink, metode cetak yang
meminimalisir waste 90% lebih sedikit dibandingkan produk laser
printer sejenis.
Produk tersebut juga sangat rumit secara
teknis. Tim product development untuk produk ColorQube 9200 mengadopsi
elemen-elemen teknologi dari industri lain dan memodifikasi dan mengadaptasinya
untuk menghadirkan fungsi yang spesifik. Terdapat sejumlah besar kode,
perangkat mekanikal dan fisik yang harus diintergasikan agar membentuk kesatuan
yang berfungsi dengan sempurna. Sebagai contoh, satu grup bertugas mencari cara
baru untuk mengkalibrasi print head menggunakan alat pemindai dan sebuah
gambar tersendiri tercetak pada perangkat. Proses ini merupakan suatu rangkaian
pekerjaan yang rumit.
Selain itu, anggota dari tim tersebut
tersebar di beberapa lokasi di seluruh dunia, seperti di AS, Kanada, Inggris
dan Malaysia dan harus menemukan cara efektif untuk berbagi informasi dan
berkolaborasi dengan kolega di beberapa region. Untuk divisi print head
sendiri memiliki lima tim yang berlokasi di tempat-tempat berbeda – dua
diantaranya berada di Wilsonville, Ore. Dua tim tersebut bertanggungjawab
menciptakan sebuah print head yang terpadu dari empat print head
yang terpisah. Mereka kemudian mengirim proyek tersebut kepada tim di Malaysia
untuk pengembangan lebih lanjut. Sementara itu, tim di Webster, New York
mengembangkan sistem kode rumit untuk subsistemnya dan tim teknisi di Inggris
bertanggung jawab untuk mengintegrasi subsistem yang telah terselesaikan
menjadi produk final mesin cetak. Dengan tantangan teknis yang rumit, dan
variasi anggota tim yang bekerja untuk mencari satu solusi, peluang terjadinya
miskomunikasi dan kesalahpahaman cenderung tinggi.
Jeff Blank, wakil presiden divisi Direct
Marketing Products mengawasi keseluruhan jalannya proyek bersama dengan Don
Tittetington, wakil presiden divisi Print Head and Ink Research Development dan Mark Tennant
direktur Advanced Development.
Tennant dan Titterington menyadari bahwa mereka terlalu terfokus kepada dilema
tim.
Untuk membereskan masalah tersebut, para
pemimpin proyek mengadakan workshop Team Accelerator untuk tim ColorQube di Wilsonville, Oregon. Dalam
pelatihan tersebut, tim ColorQube memulai dengan menetapkan aturan dasar untuk
tim. Kemudian setiap personil diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka
dan menetapkan ekspektasi. Sebelum pelatihan dimulai, tim tersebut menemukan bahwa
solusi paralel yang dikembangkan oleh grup yang berbeda seringkali menjadi
sumber konflik. Pelatihan tersebut membantu tim mengidentifikasi masalah
tersebut sebelum terjadi. Ketika tim mulai mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan masing-masing, mereka mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai dinamika grup dan cara komunikasi yang lebih baik untuk menghindari
masalah.
Dengan mengimplementasikan workshop Team Accelerator, tim ColorCube belajar bagaimana cara
mengeluarkan kelebihan yang dimiliki setiap anggota tim dan bekerja bersama
untuk menciptakan salah satu produk mutakhir Xerox, tapi pengaruhnya tidak
berhenti sampai di situ. Titterington menemukan dirinya mampu menjalankan apa
yang telah ia pelajari dalam kesehariannya. “Tidak semua orang akan cocok
dengan aturan yang diterapkan. Untuk mencapai sukses saya harus memaksimalkan
kekuatan dan memahami area kelemahan saya. Team
Accelerator membantu saya mengidentifikasi skill set dan
merumuskan teknik yang sebaiknya digunakan,” jelas Titterington. “Sebagai
contoh, saya telah mengupdate cara saya memimpin meeting
dengan staf dan membuatnya lebih efisien.”
Setelah menikmati sukses pertama dari
pelatihan tersebut, Titterington, Blank dan Tennant melihat bahwa Team Accelerator dapat membantu
menyelesaikan isu-isu yang terjadi dalam proses sebelum mereka berubah menjadi
masalah dan meminimalisir duplikasi pekerjaan, meningkatkan efisiensi
keseluruhan. Mengenali bakat dan keunikan dalam diri anggota tim memberikan
nilai tersendiri kepada tim secara keseluruhan. Inilah cara Xerox menjalankan
bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Belbin, M. (2015). Belbin Team Roles: Memahami Peran Dalam Tim.[On-line]. Available
FTP: http://karirakademi.com/karir-skill/belbin-memahami-peran-anda-dalam-tim/.
Diakses pada tanggal: 12 Desember 2016.
Shift. (2012). Lean Six Sigma di Xerox: Praktekkan Team Role Belbin untuk Maksimalkan
Produktifitas. [On-line]. Available FTP: http://shiftindonesia.com/lean-six-sigma-di-xerox-praktekkan-team-role-belbin-untuk-maksimalkan-produktifitas/.
Diakses pada tanggal: 12 Desember 2016.
Majalah Shift. (2012). Building A Star Team: Langkah Nyata Menuju
Operational Excellence. [On-line]. Available FTP: https://issuu.com/shiftindonesia/docs/shift-issue4-sscx. Diakses
pada tanggal: 12 Desember 2016.
0 komentar:
Posting Komentar