Perkembangan PAUD: Dulu, Kini dan Nanti

         Seperti kita ketahui, PAUD adalah salah satu entuk wujud program dari pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama pada anak pra-sekolah. Seperti yang telah saya kutip pada website lembaga pendidikan di Indonesia.

"Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui : Pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU-RI nomor : 20 Tahun 2003 – pasal 1.14)"

PAUD pada pernyataan di atas diartikan sebagai suatu program untuk menyiapkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Kesiapan disini yang dimaksud adalah rangsangan pendidikan yang kompeten untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.

Seperti yang saya kutip pada Wikipedia, yaitu:

"Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal"

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

* Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

* Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

                 Kemudian beberapa satuan penyelenggara pendidikan anak pra-sekolah yakni:

* Taman Kanak-kanak (TK)

* Raudatul Athfal (RA)

* Bustanul Athfal (BA)

* Kelompok Bermain (KB)

* Taman Penitipan Anak (TPA)

* Satuan PAUD Sejenis (SPS)

"Pembinaan TK dan PAUD disatukan pembinaanya dalam satu Direktorat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 36 tahun 2010.  Dengan demikian pembinan TK, Kelompok Bermain, dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) baik formal, nonformal, maupun informal dibawah naungan Dit. Pembinaan PAUD. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pembinaan PAUD Dr. Erman Syamsuddin ketika menerima kunjungan majalah Community Magazine (commagz).

Nah, hubungannya dengan ilmu psikologi apa sih?
Menurut Piaget, ada 4 tahapan perkembangan manusia, yaitu:

1. Tahapan Sensosimotor; dari sejak lahir sampai anak berusia 2 tahun, karakteristiknya yaitu pengetahuan anak tentang dunia berdasarkan terhadap perasaan dan kemampuan motorik-nya. Akhir dari periode ini, anak-anak menggunakan gambaran secara mental (mental representations) dan pemahaman terhadap keberadaan objek secara permanen.
2. Tahapan Preoperational; dari usia 2 sampai 6 tahun, karakteristiknya yaitu anak mulai belajar menggunakan simbol seperti huruf dan angka untuk menggambarkan (represents) bagian bagian dunia, dunia disini adalah dunia yang dipahami melalui perspektif anak.
3. Tahapan Concrete Operational, dari usia 7 sampai 11 tahun, karakteristiknya anak memahami dan mengaplikasikan proses aktivitas yang telah direncanakan secara logika dan mengembangkannya terhadap fokus pada makna kata “disini” (the here) dan “sekarang” (now)
4. Tahapan formal operations; dari usia remaja ke atas, remaja dan dewasa berpikir secara abstrak, berspekulasi pada situasi pengandaian (hypothetical ), dan alasan secara deduktif tentang apa yang akan menjadi kemungkinan (piaget dalam Kail, 2010; 177)

Jadi initinya, PAUD sebagai sebuah proses pendidikan yang juga pembelajaran kognitif, akan menitikberatkan pada point no.1 dan no.2 pada teori jean piaget di atas dan penyusunan program pendidikan disesuaikan dengan kemampuan anak sesuai tingkat kognitif berdasarkan usia.

Oke, mungkin itu saja perkenalannya mengenai PAUD, saatnya kita membicarakannya sesuai dengan judul artikel ini, yaitu Perkembangan PAUD: Dulu, Kini dan Nanti.

             Mungkin dulu kita pernah ya berbagi cerita dengan para orang tua kita, kakek dan nenek kita bahwasanya mereka ada yang tidak ikut TK (Taman Kanak-Kanak), Playgroup, dsb. Ya, itu pada jaman dahulu memang belum ada yang namanya TK. Kalaupun ada mungkin tidak sekomplit jaman sekarang ya, yang ada perosotan, taman bermain yang mumpuni, ruangan full AC dan ada yang menggunakan bahasa Inggris dalam pengajarannya. Dan sekarang pendidikan penyelenggara dari PAPS (Pendidikan Anak Pra Sekolah) mulai bertambah, mulai dari Playgroup, TK, RA, BA, TPA dan PAUD.

            Disini kita dapat merasakan bahwasanya mutu pendidikan PAPS (Pendidikan Anak Pra Sekolah) di Indonesia akan terus berkembang dari waktu ke waktu, dikarenakan perkembangan dari penyelenggara pendidikan tersebut.

            Disisi lain juga kita melihat dari aspek biaya. Dalam hal biaya, pasti ada perubahan ataupun peningkatan pada PAUD zaman dahulu, kini dan nanti. Ini ditandakan dengan adanya inflasi dari ekonomi pemerintahan sendiri seperti penurunan mata uang IDR terhadap Dollar, dsb. Dan juga seiring meningkatnya kebutuhan PAUD itu sendiri, seperti ditambahnya AC pada ruangan, ataupun dipasang TV pada ruangan tersebut yang membuat biaya untuk masuk PAUD pun semakin mahal. Mungkin kedepannya itu akan semakin mahal dikarenakan perkembangan teknologi di Dunia ini.

         Dari sisi sosial anak pun perkembangan PAUD pada zaman dahulu, kini dan nanti mungkin akan berubah. Pasalnya mungkin dapat dilihat dari zaman sekarang yang mana anak yang pada usia PAUD tersebut sudah mengenal yang namanya percintaan. Yang pasti lucu ketika melihat seorang bocah yang masih duduk di bangku PAUD menangis, kemudian seorang guru dengan lembut dan sabar bertanya, “Sayang kenapa nangis?”

“Aku diputusin sama pacar aku bu…” sambil menunjuk ke salah satu teman sekelasnya, polos. Lugu. Saya tidak tau, apa ini uda dirasakan juga pada anak yang aman dahulu atau tidak. Mungkin karena banyaknya sekarang tontonan dan lagu-lagu orang dewasa yang dilihat dan didengar oleh anak-anak usia PAUD tersebut bisa jadi sebagai salah satu faktor kenapa mereka sudah sangat cepat beranjak dewasa. Bahkan anak tetangga saya saja sudah bisa menyanyikan lagu keong racun dan lagu-lagu percintaan lainnya. Mungkin saja kedepannya ini akan semakin parah dikarenakan adanya penurunan penjagaan dari orang tuanya sendiri atau peningkatan teknologi sehingga hal-hal yang seperti itu sudah tidak bisa diawasi lagi.

Sebelum saya mengakhiri tulisan saya ini, ingin saya ajak anda sekalian mencermati pendapat seorang pelopor dan ahli pendidikan anak usia dini.  Namanya Maria Montessori (1870-1952).  Dia seorang perempuan dari Italia.  Meskipun dia hidup pada zaman generasi lampau, pemikirannya tentang  pendidikan anak masih sangat relevan dengan kebutuhan kita saat ini.  Dia memberi kita petunjuk, bagaimana mengukur keberhasilan pendidikan anak.  Caranya sangat sederhana.  Periksa, apabila anak  berbahagia, maka pendidikan yang dia terima disebut berhasil.

"One test of the correctness of early children educational procedure is the happiness of the child (Maria Montessori (1870-1952))"