I. Definisi dan Pengantar Teori Memori
Memori adalah sesuatu dalam diri manusia yang
melibatkan fungsi kognisi maupun gerakan otak dalam proses pengambilan
informasi. Memori berhubungan dengan
proses mengingat dan ingatan. Apabila manusia tidak
memiliki ingatan maka manusia tersebut telah melewatkan suatu pembelajaran. Ingatan atau memori
sangat berpengaruh terhadap tahap kesadaran. Manusia yang mengalami
ketidaksadaran tidak dapat mengingat apa yang terjadi pada saat kondisi
ketidaksadaran itu. Ingatan adalah pusat dari segala kehidupan manusia.
Misalnya,
apabila anda kesulitan dalam mengerjakan soal pada saat ujian,
padahal anda sudah belajar. Mungkin informasi pada saat belajar
belum diterima secara sempurna dimana ada kesalahan
dalam tahap memori.
Pada dasarrnya,
memori dalam diri manusia bekerja seperti komputer. Secara kasat mata, proses ini memang
tidak terlihat, tetapi
nyata. Sebelum masuk ke teori yang lebih spesifik
lagi, terlebih dahulu
penulis akan membahas tentang proses ini secara singkat.
II. Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: Coding (Pengodean),
Storage (Penyimpanan), dan Retrieval (Penarikan
Kembali).
1. Coding (Pengodean) adalah
proses pengambilan informasi dengan reseptor sensorik yang menerima sebuah
suara, gambaran, arti dll. Pengambilan memori ini hanya bertahan dalam jangka
pendek.
2. Storage (Penyimpanan) adalah informasi yang
telah diambil melalui pengodean, kemudian disimpan dalam jangka waktu yang
lebih panjang dari pengodean.
3. Retrieval (Penarikan Kembali)
adalah proses penarikan kembali informasi yang sudah didapat dari proses
pengodean dan penyimpanan. Pada proses ini, memori ditempatkan dan dibawa ke alam sadar
agar berguna. Beberapa
informasi yang ditangkap atau diambil sekilas dalam waktu yang singkat biasanya
sulit disimpan dalam ingatan jangka panjang.
Berikut
ini adalah tahapan memori pada manusia:
Sensory Register
Tahap ini adalah tahap pertama dalam pengambilan
informasi. Tahap
ini merupakan salinan dari sensory experience, yaitu sensor yang menangkap
pembelajaran yang dialami manusia (informasi). Sensory register dapat menyimpan
informasi yang cukup lama, tergantung pada proses penangkapannya. Contohnya, jangka waktu
penyimpanan memori yang disamakan melalui informasi yang sekilas, akan berbeda
jangka waktu penyimpanannya dengan informasi yang diterima secara jelas (tidak
sekilas).
Informasi yang telah disampaikan ke sensory register tidak dapat bertahan lama, namun dapat menggabungkan
bagian-bagian dari sensori eksperince. Fakta ini telah ditemukan oleh George
Sperling. Sperling
melakukan penelitian pada partisipan dengan menggunakan 12 huruf.
·
Dia memperlihatkan huruf-huruf disamping
kepada partisipan selama 30
detik.
G
K E Q
R
Y H T
C
M L A
|
·
Kemudian, dia menanyakan kembali apa
saja huruf tersebut. Sebelumnya Sperling tidak memberitahukan kolom mana yang
diingat.
·
Sebagai
gantinya, dia memberikan
petunjuk mengingat kepada mereka untuk membacanya menggunakan nada. Nada tinggi
diucapkan pada baris pertama, nada sedang pada baris kedua, dan nada kecil pada
baris ketiga. Nada yang paling terakhir diucap adalah huruf yang terakhir
diingat.
Informasi visual yang didapatkan pada sensori
register bisa hilang dan tergantikan dengan cepat dengan informasi yang
biasanya jarang kita anggap penting unuk diingat. Biasanya, kebanyakan dari kita
memiliki daya serap pada saat mendengarkan pembicaraan orang lain.
Short-Term Memory (STM)
Short
Term Memory (ingatan
jangka pendek) adalah sebuah sistem ingatan pada otak yang berfungsi untuk
menyimpan informasi sementara yang diterima dan memproses informasi yang
diperlukan saat kita sedang berpikir. Informasi yang diterima akan dipindahkan
atau ditransfer dari sensory register ke short term memory. Ada dua proses
pengendalian dalam STM, yaitu Rehearsal dan Chunking.
1.
Rehearsal
Secara umum,
informasi dari STM dapat hilang secara cepat, kecuali jika informasi tersebut
diperbaharui dan informasi itu kadang sering hilang hanya dalam waktu beberapa
detik. Namun, informasi pada STM dapat diperbarui dengan cara pengulangan
latihan informasi (Rehearsal) agar informasi tersebut dapat bertahan pada STM.
Pengulangan informasi yang disimpan di STM diibaratkan juggling menggunakan
bola. Bola akan tetap dalam kondisi sempurna selama melakukan juggling, artinya
bola tersebut berada di udara. Tetapi, segera setelah berhenti juggling, bola
tersebut jatuh ke tanah. Ada beberapa contoh informasi pada STM dapat
diperoleh, seperti wangi parfum, not lagu, rasa buah, posisi jari, dan daftar
nama. Manusia memiliki preferensi untuk mengubah informasi menjadi suara, atau
akustik kode, sedapat mungkin untuk penyimpanan di STM. Jika seseorang diminta untuk
menghafal daftar huruf (misalnya B, P, V, R, M, K), ia mungkin akan
menghafalnya dengan cara membaca bunyi hurufnya (Be, Pe, Ve, eR, eM, Ka), bukan
bentuk hurufnya. Intinya, dalam rehearsal, informasi yang diterima harus
dilatih berulang-ulang agar informasi tersebut tidak hilang.
2. Chunking
Hal terpenting
yang perlu diketahui tentang STM adalah kapasitas penyimpanan yang cukup
terbatas. Menurut George Miller, pengukuran kapasitas dari STM diperoleh dengan
cara meminta peserta penelitian menghafalkan daftar yang sederhana dengan
ukuran panjang yang berbeda. Panjang dari daftar yang dapat diingat oleh
peserta diangap mewakili kapasitas dari STM. Jarang terjadi ketika kita mampu
untuk menahan lebih dari lima hingga sembilan bit informasi dalam STM, terlepas
dari sifat informasi itu. Ini adalah sebuah kapasitas yang sangat terbatas bahkan
penelitian lebih lanjut mengatakan bahwa kapasitasnya bisa lebih kecil lagi
untuk beberapa jenis informasi.
Selain itu, STM
memiliki fungsi penting lainnya, yaitu berfungsi sebagai working memory pada kita.
Ini berarti bahwa ruang di STM digunakan ketika ingatan lama dibawa keluar
sementara dari memori jangka panjang untuk digunakan atau diperbarui. Ruang di STM
ini juga digunakan saat kita berpikir tentang informasi ini. Kita selalu lupa tentang
beberapa aspek dari persoalan yang kompleks karena persoalan tersebut melebihi kapasitas
STM.
Salah satu
keuntungan dari kapasitas penyimpanan kecil STM adalah bahwa mudah untuk
melakukan pencarian didalamnya. Ketika kita mencoba untuk mengingat sesuatu di
STM, kita tampaknya meneliti setiap detail yang disimpan di sana. Percobaan
yang dilakukan oleh Saul Sternberg menyatakan bahwa kita sering menjelajahi STM
secara mendalam setiap kali kita mencoba untuk mengingat sesuatu. Bahkan,
percobaan Sternberg memberikan kita perkiraan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan
oleh kita untuk memeriksa setiap bit informasi yang tersimpan. Peserta diminta
untuk menghafal daftar angka dengan panjang yang berbeda. Mereka kemudian
ditunjukkan suatu nomor dan bertanya apakah itu dalam daftar mereka hanya
menghafal. Ketika individu hanya menghafal daftar angka yang panjang, hal itu
membuat mereka lebih lama untuk merespon dibanding ketika mereka menghafal
daftar pendek. Bahkan, jumlah waktu yang diperlukan untuk merespon meningkatnya
.04 detik untuk setiap item di STM. Rupanya, itulah waktu yang diperlukan untuk
memeriksa setiap item STM.
Untungnya,
ada beberapa cara yang efektif untuk mendapatkan kapasitas terbatas dari STM.
Salah satu caranya adalah dengan membagi beberapa informasi yang diterima.
George Miller
mengatakan bahwa informasi yang diterima dalan STM harus dipotong-potong atau
dipisah agar lebih mudah diingat. Walaupun benar bahwa kita hanya dapat
menyimpan lima sampai sembilan potongan di STM, kita seringkali dapat
menempatkan lebih dari sedikit informasi ke setiap potongan. STM adalah tahap
memori dengan kapasitas terbatas di mana informasi yang seringkali disimpan
dalam kode, hilang dengan cepat kecuali dilakukan pelatihan. Kapasitas STM
dapat diperluas dengan meningkatkan jumlah informasi yang harus dipelajari di
setiap chunk (potongan). Namun, STM bukanlah tempat yang baik untuk menyimpan
informasi untuk jangka waktu yang lama. Informasi harus ditransfer ke memori
jangka panjang (Long Term Memory) untuk penyimpanan lebih permanen.
Long-Term Memory (LTM)
Long Term Memory adalah sebuah sistem penyimpanan untuk
informasi yang tersimpan dalam waktu jangka panjang. Kapasitas penyimpanan
memori pada LTM lebih besar daripada STM. Oleh sebab itu, memori pada LTM sulit
untuk dilupakan daripada LTM yang lebih
mudah hilang.
Tipe – tipe Long Term Memory
Long
Term Memory memiliki beberapa tipe atau jenis. Ada tiga tipe dalam Long Term
Memory, yaitu Procedural, Episodic, dan Semantic.
- Procedural Memory
Procedural memory adalah kemampuan pada memori
yang membuat seseorang dapat melakukan sesuatu. Procedural juga berarti
keterampilan yang merujuk pada pengetahuan yang dimiliki dalam memori. Seperti,
saat seseorang bermain gitar maka orang tersebut memiliki kemampuan atau
keterampilan dalam memainkan gitar.
- Semantic Memory
Semantic memory adalah kemampuan pada memori yang
membuat seseorang dapat menjabarkan, mengartikan, atau menjelaskan tentang
sesuatu hal. Seperti, saat seorang pria mengatakan bahwa dia mengetahui apa itu
gitar yang disertai dengan komponen-komponennya.
- Episodic Memory
Episodic memory adalah kemampuan memori yang
membuat seseorang dapat mendefinisikan suatu pengalaman
yang spesifik. Artinya, pengalaman yang ada tidak akan terlupakan,
baik ruang maupun waktunya. Seperti, saat di mana seorang pria membeli gitarnya
dan dia mengetahui waktu dan tempat pembelian gitar.
Jika
dikelompokkan lagi, maka Semantic Memory dan Episodic Memory merupakan satu
grup dari suatu istilah yang disebut Declarative
Memory, sedangkan Procedural Memory hanya berdiri sendiri. Namun, semuanya
ini merupakan bagian dari Long Term Memory.
Pengaturan dalam LTM
Dapat kita ketahui sebelumnya bahwa adalah memungkinkan
menggunakan STM dengan cara mengatur informasi dalam bagian yang lebih luas.
Pengaturan informasi juga merupakan hal yang penting dalam LTM. Hal itu mungkin
tidak berhubungan untuk membutuhkan kapasitas penyimpanan oleh LTM. Sebaliknya,
organisasi atau pengelompokkan membantu pengambilan informasi dari jumlah yang
banyak untuk disimpan dalam LTM. Tugas pengambilan ini sangat berbeda dengan STM.
Bukti dari
pengelompokkan LTM telah ada untuk
beberapa waktu. Ketika
peserta penelitian menghafal daftar baru item yang bisa dikategorikan, mereka cenderung
untuk mengingat dalam kelompok-kelompok terkait. misalnya, Weston Bousfield
(1953) meminta individu untuk menghafal daftar 60 kata yang dapat secara
konseptual dikelompokkan ke dalam empat kategori: hewan, sayuran, nama, dan
profesi. Meskipun kata-kata itu disajikan secara acak, peserta mengingat mereka
dalam pengelompokan kategoris signifikannya lebih sering, daripada yang
diharapkan. Ternyata, kata-kata itu disimpan dalam LTM menurut kategori yang
dikelompokkan. Selain itu, ada bukti bahwa pengembalian dari LTM lebih baik ketika
kita menerapkan pengelompokan dari informasi tersebut. Gordon Bower Stanford
University kelompok riset (Bower & Clark, 1969) meminta peserta untuk
menghafal 12 daftar 10 kata, seperti daftar berikut :
anak laki-laki kain
perahu roda
anjing topi
kereta rumah
hantu susu
Setengah dari individu
diberi arahan untuk menghafal daftar kata-kata dalam urutan apapun, tapi yang
lain diminta untuk membuat cerita yang mengandung semua kata dalam daftar untuk
membuatnya ke dalam satu cerita. Misalnya, daftar sebelumnya bisa mengingat
sebagai "anak laki-laki dengan topi menarik anjingnya dan perahu dalam
gerobak dengan roda. ia melihat kain tergantung di sebuah rumah yang ia pikir
adalah hantu. Hal itu
membuatnya ketakutan begitu sehingga ia menumpahkan susu." Kelompok yang
diberi gabungan kata-kata dalam cerita, mengingat 90% dari kata-kata tersebut, sedangkan kelompok
lain mengingat hanya 15%.
Pengelompokkan memori dalam LTM telah diindikasikan
sebagai jaringan asosiatif oleh beberapa ilmuwan. Menurut pandangan ini, memori
diasosiasikan atau berhubungan satu sama lain sesuai dengan pengalaman. Misalnya,
anda memiliki pengalaman yang berhubungan antara sebuah lagu dengan liburan.
Peneliti telah mempelajari pengoperasian dari jaringan asosiatif dengan cara
melakukan penelitian pada partisipan mengenai pengetahuan umum.
LTM memiliki 4 perbedaan
dengan STM :
1.
Jumlah informasi yang
disimpan dalam LTM sangat luas. Oleh sebab itu, kita tidak dapat memeriksa
seluruh isi dari LTM saat kita mencari untuk informasi. Beda halnya dengan STM.
Dalam LTM harus dilakukan indeks. Kita mengingat informasi dalam LTM menggunakan
petunjuk-petunjuk.
2.
LTM berbeda dengan STM
dalam hal informasi yang dapat disimpan dengan mudah. Pada umumnya, kita memanggil
kembali informasi dalam STM berhubungan dengan kualitas fisik dari pengalaman
kita (apa yang kita lihat, kita rasakan, kita sentuh, kita dengar.) dengan penekanan
secara khusus pada kode yang diberikan kepada informasi tersebut. Informasi
yang disimpan dalam LTM biasanya dengan makna informasinya atau kode
semantiknya.
3.
LTM berbeda dengan STM dilihat dari penyebab terjadinya lupa. Memori
dalam LTM tidak hanya tahan lama, tetapi juga benar-benar permanen. Tidak seperti STM, di mana informasi tidak
perlu dilatih atau diproses agar dapat keluar dari sistem memori.
4. LTM dan STM berbeda dalam hal lokasinya. Informasi
dalam STM terletak pada fungsi dari otak yang disebut lobus frontalis cortex,
sedangkan informasi yang disimpan dalam LTM terintegrasi dalam hipokampus dan
kemudian dialihkan pada daerah otak cortex yang melibatkan bahasa dan persepsi.
Tiga Cara
Dalam Menguji Retrieval (Penarikan Kembali)
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Retrieval
merupakan proses penarikan kembali informasi yang
sudah didapat dari proses pengodean dan penyimpanan. Pada proses ini, memori ditempatkan dan dibawa ke alam sadar
agar berguna. Ada tiga cara dalam menguji
Retrieval, yaitu Recall, Recognition, and Relearning.
- Recall
Recall adalah proses memanggil atau menimbulkan
kembali dalam ingatan tentang sesuatu
yang telah dipelajari.
- Recognition
Recognition adalah proses mengenal kembali informasi yang
telah dipelajari. Hal ini didasarkan pada kemampuan
untuk memilih informasi yang benar dari antara pilihan yang tersedia.
- Relearning
Metode ini merupakan metode yang berbentuk pembelajaran kembali materi yang
telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning,
untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang
relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat
dengan baik, makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa proses relearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh
karena itu, metode ini disebut juga dengan metode saving method. Metode ini cocok untuk
mempelajari kembali hal hal yang lupa.
Serial Learning
Serial learning adalah proses recall
(pemanggilan kembali) dalam bentuk serial. Biasanya baik untuk sesuatu yang
bersifat “permulaan” dan “akhiran” daripada pertengahan. Ini disebut dengan
serial ‘position effect’ (efek posisi seri). Efek yang dimaksud adalah
perbedaan dari seri STM dan LTM
The Tip of The Tongue Phenomenom
Kita
semua memiliki pengalaman yang membuat kita jengkel pada saat mencoba mengingat
sebuah fakta yang hampir kita ingat namun sulit untuk diucapkan. Fenomena ini
diperkenalkan oleh Roger Brown dan David McNeil dengan memberikan definisi
tentang sebuah kata-kata yang sulit untuk diingat dan menyuruh mereka untuk
mengingatnya kembali. Misalnya, Yodi berkenalan dengan Rodo tiga hari yang
lalu. Kemudian, pada sebuah pertemuan, Yodi bertemu lagi dengan Rodo. Yodi kemudian
menyebutkan nama Rodo dengan kata “Rido” karena kata tersebut memiliki
kemiripan dengan nama “Rodo”.
Level of Processing : Alternative Untuk Tahap Memori
Level of Processing adalah alternatif untuk tahap teori memori yang
menyatakan bahwa perbedaan antara jangka pendek dan memori jangka panjang
adalah masalah gelar daripada berbagai jenis memori dan berdasarkan bagaimana
informasi yang masuk diproses. Sebuah alternatif dari tahapan teori pada memory
dimulai dari perbedaan antara STM dan LTM sebagai derajat yang cukup dari
perbedaan memory dan didasarkan pada bagaimana informasi masuk dan diproses.
Proses ini juga termasuk sebuah perluasan memori selama fase encoding
(pengodean), daripada proses yang singkat. Perluasan (Elaboration) pada artian
ini maksudnya adalah membuat gabungan yang lebih antara memori baru dan memori
yang sudah ada.
Level of processing ini memungkinkan tidak adanya pergantian STM atau LTM
pada tahap model. Hal ini bukan berarti level of processing dikatakan tidak
penting. Ini sangat berguna untuk mengingatkan kita bahwa pembelajaran
informasi yang singkat, penghafalan tidak berada pada memori kita dalam jangka
waktu yang lama.
III. Lupa dan Sebab Terjadinya
Forgetting (Lupa)
Forgetting atau lupa adalah hal yang sering terjadi
dalam kehidupan manusia. Lupa disebabkan
oleh adanya masalah yang terjadi pada
sistem ingatan. Perlu diketahui bahwa
proses dari forgetting berbeda dengan Short-Term
Memory ataupun Long-Term Memory. Berikut ini adalah
beberapa teori yang menyebabkan terjadinya
lupa atau hilangnya ingatan pada manusia :
1. Decay
Theory (Teori Merusak)
Teori ini menyatakan bahwa memori yang tidak digunakan akan memudar dari waktu ke
waktu. Teori ini bertahan untuk waktu yang cukup lama karena sesuai dengan akal
sehat manusia. Meskipun demikian, beberapa tahun terakhir para psikolog
berpendapat bahwa alasan tersebut kurang tepat sebab pada dasarnya Forgetting bukan hanya sekedar kehilangan memori yang disebabkan
oleh waktu.Yang dapat diterima oleh beberapa psikolog dari beberapa versi
adalah bahwa tidak adanya yang mendukung Decay Theory sesuai dengan tiga
tahapan memori. Hal ini terlihat,bahwa Forgetting disebabkan karena adanya bagian
yang sederhana dalam kehidupan, baik dalam sensory
register maupun STM. Sementara
pada tahap LTM tidak terlihat adanya
penyebab waktu terhadap forgetting.
Bagaimanapun, tahapan memori akan menjadi lebih permanen apabila mencapai LTM. Forgetting yang disebabkan oleh
faktor waktu tidak terlihat pada LTM,
tapi karena faktor lain, yaitu gangguan, yang membuat ingatan tidak dapat
diperoleh kembali.
2. Interference
Theory (Teori Interferensi/ Gangguan)
Teori yang menyatakan
bahwa forgetting muncul karena adanya interferensi memori yang sama yang telah
tersimpan atau dipulihkan. Seperti, dimana
pada saat anda mencoba mengingat sesuatu yang memiliki kemiripan dengan memori
yang telah tersimpan. Penelitian
Wickens menyatakan bahwa urutan memori yang lain harus memiliki kesamaan dengan
memori yang akan diingat untuk mengganggu
pemulihan yang telah didemonstrasikan dalam eksperimen klasik. Para psikolog
telah menyetujui bahwa ada dua hal yang menyebabkan
interfensi, yaitu:
Proactive Interference dan Retroative Interference. Dimana Proactive Interference adalah ingatan
sebelum pembelajaran
(awal), sedangkan RetroactiveInterference
adalah ingatan sesudah pembelajaran (akhir).Berikut ini adalah contoh tahap
terjadinya interfensi dengan dua pendekatan ini :
“Rodo akan mengirimkan
dua buah barang ke dua tempat yang berberda, ia akan mengirimkan barang
tersebut kepada Yodi dan Yogi. Kemudian Rodo
menghubungi Yodi terlebih dahulu untuk menanyakan kode pos rumahnya tanpa mencatat. Misalnya 56510. Lalu Rodo menghubungi Yogi
untuk menanyakan hal yang sama. Misalnya: 75634.”Maka :
-
Apabila
Rodo diminta untuk
mengingat kembali nomor Yogi maka akan
terhalang oleh Proactive Interferene dimana
ada informasi pertama yang kita dapatkan yang menyerupai.
-
Sebaliknya,
apabila Rodo diminta untuk
mengingat kembali nomor Yodi makaakan
terhalang oleh Retroactive Interference dimana
ada informasi kedua atau sesudahnya yang menyerupai.
Sampai sejauh ini, kita telah membicarakan interferensi
sebagai sebab dari Forgetting, atau kegagalan penyampaian di LTM. Interferensi
juga merupakan penyebab dari Forgetting pada STM, hanya saja dibagi kedalam
beberapa cara yang berberda untuk menggangu proses penyampaian kembali.
Sedangkan interferensi muncul untuk membingungkan proses penyimpanan dalam LTM,
menginterferensikan memori sepertinya
mengganggu proses STM, salah satunya dengan memuat lebih banyak kapasitasnya
atau dengan pelemahan atau mengeluarkan item
dari tempatnya.
3. Reconstruction (Schema) Theory
Teori ini pertamakali diperkenalkan oleh Sir Fredric
Bartlett yang menyatakan bahwa informasi yang sampai pada LTM bukan terlupakan
dalam artian seperti biasa, namun kadangkala mengalami gangguan saat proses
pengingatan kembali denganan cara yang salah. Sedangkan skema yang dimaksud
disini merupakan jaringan asosiatif yang terdiri darikepercayaan, pengetahuan
dan harapan.Contohnya:Apabila
anda mengenal B sebagai seorang yang menjengkelkan, tetapi pada dasarnya B
memililki kesan yang menarik (positif) namun memiliki sisi negatif. Maka
keesokan harinya, ketika anda akan menceritakan B kepada teman yang lain, maka
anda hanya akan menceritakan sisi negatifnya saja karena persepsi anda yang telah menganggap bahwa B tidak
memiliki kesan yang baik untuk anda atau menghilangkan kesan positif B.
Pada sebuah penelitian lain yang dilakukan dengan
sebuah bentuk stimuli. Partisipan
dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian,
partisipan diperlihatkan sebuah gambar (stimuli figure) dalam beberapa saat.
Lalu partisipan diminta untuk menyebutkan benda seperti apa bentuk itu.
Contohnya, peneliti memperlihatkan gambar lingkaran kepada partisipan.Kelompok partisipan pertama
menyatakan bahwa lingkaran menyerupai matahari.Kemudian, kelompok partisipan
kedua menyatakan bahwa lingkaran menyerupai tuas kapal.Gangguan memori tidak
terjadi secara bertahap, tetapi muncul pada saat proses mengingat itu sendiri.
Versi terakhir dari schema theory adalah berdasarkan perbedaan
antara ingatan yang
episodic/tidak disengaja dan semantic. Teorinya adalah bahwa beberapa informasi
pada LTM mengalami gangguan karena
informasi yang disampaikan oleh LTM lebih memiliki arti daripada ingatan
episodic/tidak disengaja. Saat kita berusaha mengingat sebuah informasi dari
LTM, kita biasanya mengingat ide pokok (general
idea) yang kita dapat dari sebuah informasi itu, tapi mungkin secara tidak
sadar kita menghilangkan beberapa detail atau mungkin menghilangkan detail
untuk menyesuaikan dengan ide pokok. Ada dua buah bentuk eksperimen yang
dilakukan peneliti untuk membuktikan teori ini, yaitu:
a. Kalimat yang diperdengarkan oleh
partisipan:“Pada
tengah malam sebuah telepon
berdering kemudian terdengar suara tangisgelisah. Mata-mata itu melemparkan
dokumen rahasia ke dalam perapian 30 detik sebelum terlambat”. Kalimat yang didengar
oleh partisipan:“Mata-mata
itu membakar dokumen rahasia 30 detik sebelum terlambat”.
Menyadari bahwa kalimat yang diucapkan partisipan
tidak sesuai dengan apa yang disampaikan, dikarenakan kata “membakar” telah
mewakili apa yang dilakukan oleh mata-mata dan partisipan hanya mengambil general idea tanpa mengambil detail.
b. Penelitian dari sudut lain dilakukan
oleh Henry Roedriger dan Kathleen McDermot. Inimembutuhkan sedikit usaha
mental, tapi akan membantu anda untuk mengerti aspek penting pada memori dan
forgetting.
Pertama,
partisipan diminta untuk membaca kalimat di bawah ini minimal 2 detik per kata:
Tempat
tidur tertidur
Istirahat ketiduran
Terbangun mendengkur
Lelah berbaring
Bermimpi kedamaian
Bangun menguap
Tidur sejenak membuat ngantuk
Selimut
Kemudian,
partisipan diminta untuk menyebutkan mana kata yang tidak termasuk dalam daftar
tadi, pada daftar dibawah ini:
Lelah mendengkur
Bangun Tidur
Selimut Lelah
Bola bermimpi
Terbangun ketiduran
Lompat tempat tidur
Istirahat berbaring
Menguap
Banyak dari partisipan yang mengatakan bahwa
‘lompat’ dan ‘bola’ tidak termasuk dalam daftar.Padahal kata ‘tidur’ juga tidak
termasuk dalam daftar.Hal ini dikarenakan partisipan telah memiliki general
idea yang diwakili ileh kata tidur. Hal ini disebut False Memory atau kesalahan
dalam proses mengingat, yaitumereka mengingat sesuatu yang tidak terjadi.
Teori ini sangat berhubungan dengan persepsi manusia
bahwa otak manusia dapat membangun
persepsi sempurna diluar dari informasi yang terbatas.Teori ini juga menyatakan
bahwa terkadang manusia dapat membuat informasi yang sempurna dengan informasi
yang terbatas, atau mengutangi informasi untuk membuatnya lebih
konsisten.Bartlett menyatakan bahwa memori merupakan bagian “konstruksi
imaginatif” dari
pengalaman yang dikendalikan oleh skema.
4. Motivated Forgetting
Sigmund
Freud telah berpendapat bahwa melupakan beberapa informasi dikarenakankarena
ada yang mengganggu pikiran kita.Freud percaya bahwa pikiran yang sadarselalu
ditanggapi oleh sesuatu informasi yang tidak menyenangkan atau membahayakan
dengan mendorongnya kepada sesuatu yang tidak sadar, dengan melakukan
penekanan.Hal itu terlihat dari hubungan antara emosi dan memori menjadi lebih
kompleks dari yang diasumsikan oleh Freud.Gairah/dorongan emosional tidak
selalu berdampak pada memori yang lemah–kadang hal tersebut memberikan efek dan
terkadang dorongan emosional dapat meningkatkan memori dalam beberapa cara. Seorang Psikolog
bernama Michael Bock telah memeriksa hubungan antara dorongan emosional dangan
memori. Apabila
seseorang telah memperlihatkan daftar kata dan beberapa saat kemudian menanyakannya
lagi, mereka lebih dapat mengulangnya dengan dampak emosional yang positif
daripada negatif. Bagaimanapun, kata-kata
dengan dampak netral telah disampaikan dengan baik oleh penelitian Bock.
Memori dengan kejadian emosi yang ekstrim (flashbulb
memories) terlihat lebih jelas dan akurat bagi kita, tetapi tidak ada momori
yang lebih akurat dari kejadian yang kita alami sehari-hari. Hal menarik lain
yang merupakan aspek yang rumit dari hubungan emosi dan memori adalah emosi
memfokuskan memori pada beberapa aspek dari situasi dan yang jauh dari orang
lain.
Keanekaragaman Manusia (Human
Diversity):
Lingkungan Budaya dan Keterampilan Memory
Beberapa ahli percaya bahwa budaya setempat memiliki
dampak yang kuat dari beberapa aspek penting dalam intelegensi. Disini seorang peneliti
bernama Judith Kearins melakukan eksperimen terhadap suku Amborigin dan orang
Australia dimana
Kearins menempatkan beberapa objek dalam jarring persegi panjang kemudian
diperlihatkan kepada responden selama 30 detik. Lalu Kearins mengacak objek
tersebut dan mengintruksikan kepada mereka untuk menyusunnya lagi. Terdapat dua
jenis objek yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu objek natural (contohnya: ranting, bulu, tulang, dll) dan
objek produksi manusia (contohnya: penghapus, korek api, botol, dll).
Hasilnya adalah, orang Amborigin dapat menyusun
kembali semua objek-objek tersebut secara tepat. Orang Australia kulit
putih hanya dapat menyusun objek produksi manusia saja dengan tepat. Mereka
tidak dapat melakukan hal yang sama pada objek natural.
Kearins menemukan bahwa terdapat
perbedaan strategi berfkir antara suku amborigin dan orang Australia kulit
putih. Suku Amborigin duduk diam dan memperlihatkan konsentrasi yang dalam.
Mereka pelan (slowly) dan menggunakan
metode dalam memindahkan objek. Sementara orang Australia kulit putih cenderung gelisah, menggerutu dan memindahkan
objek secara terburu-buru. Kearnis
menyimpulkan sebuah hipotesis bahwa suku Amborigin memiliki kemampuan yang baik
dalam hal visual daripada orang Australia.
IV. Dasar – dasar Biologis dari Memory
Pengetahuan
mengenai memori telah banyak dipelajari dalam beberapa tahun belakangan,
mengenai penyimpanan dan penarikan informasi yang tidak hanya membuat kita mengerti pentingnya
peran otak, tetapi juga membantu kita
untuk lebih memahami memori.
Teori Sinaptik Memori: Mencari Engram
Beberapa perubahan fisik berlangsung di dalam sistem
saraf ketika kita mempelajari sesuatu yang baru (Baddeley, 1998; McGaugh,
1983). Seorang
peneliti memori awal, Karl Lashley menyebutkan bahwa sesuatu yang tersisa setelah belajar engram merupakan dasar
biologis dari memori.
Belajar engram : istilah bagi sebagian
jejak memori di dalam otak. Pencarian
untuk engram ini terbukti menjadi teka-teki
paling membingungkan buat para ilmuwan dan psikolog yang tertarik untuk mempelajari memori dalam menentukan dasar
ilmiah saraf tentang pembentukan memori.
Menurut
peneliti asal Kanada, Donal Hebb (1949) synaptic facilitation adalah
dasar biologis dari belajar dan mengingat. Synaptic
facilitation merupakan proses aktivitas saraf yang menyebabkan perubahan
struktural dalam sinapsis yang
memfasilitasi pembelajaran dan memori. Contohnya adalah pengalaman unik
kita yang menyebabkan berubahnya struktur
sinaptik.
Eric Kandel meraih
hadiah nobel dalam bidang kedokteran dan fisiologi untuk penelitiannya mengenai
peran perubahan dalam sinaptik saraf di
dalam memori . Penelitian ini dilakukan melalui
percobaan pintarnya pada siput laut (aplysia
) dan dukung kuat dengan teori Hebb. Siput laut dipilih
untuk penelitian memori sebagai CR classical karena memiliki komposisi sistem
saraf yang sederhana dan neuron yang sangat lebar sehingga memudahkan
penelitian.
Cara penelitian menggunakan kondisi klasikal :
Siput + disentuh (CS) à tidak menarik insang dan menyedot air
Siput + disentuh (CS) à tidak menarik insang dan menyedot air
Siput
laut + sentuhan (CS) + sengatan listrik ringan (UCS) à
menarik insang dan menyedot air (UCR)
Siput
+ sentuhan (CS) à menarik insang dan menyedot air
(CR).
Perubahan pada sinapsis ini disebabkan oleh
pengkondisian klasik yang di pelajari dengan mengukur hubungan saraf yang
terlibat dalam penarikan insang dan penyedotan. Pada penemuan ini, obat-obat yang mengganggu sintesis
protein menghambat pembentukan memori melalui
pengkondisian klasik
dalam siput laut. Jelas
bahwa Hebb benar. Setidaknya,
untuk beberapa
bentuk sederhana dari memori dimana respon belajar
adalah "diingat" pada sinapsis.
Bukti lain yang
mengungkapkan bahwa senyawa kimia adalah dasar awal penyebab rapuhnya memori. Proses
konsolidasi adalah penguatan
secara bertahap pada perubahan kimia di dalam sinapsis yang diikuti dengan pengalaman
belajar.
Tingkatan Memori dan Otak
Hasil penelitian tentang peran otak
dalam memori mengungkapkan dua cara di mana STM dan LTM berbeda.
(1)
perbedaan peran perubahan sinaptik, dan
(2)
perbedaan dalam struktur otak yang terlibat dalam STM dan LTM.
Pertama,
ada bukti yang luas bahwa perubahan dalam sinapsis yang terlibat dalam ingatan
jangka panjang (LTM), tapi ingatan jangka pendek (STM). Struktur otak yang berbeda
terlibat dalam STM dan LTM.
Tahap-tahap
memori dan otak :
1. Thalamus
: Informasi visual pertama kali diarahkan
melalui hipotalamus menuju daerah visual korteks cerebral.
2. Informasi kemudian disampaikan ke lobus
frontal dan parietal tempat terjadinya STM.
3. Informasi yang disimpan dalam
memori jangka panjang ini
kemudian disimpan dalam hippocampus selama beberapa minggu atau
bulan dan kemudian dipindahkan ke
daerah korteks serebral
untuk pemrosesan penyimpanan jangka panjang.
4. Ketika kita memanggil kembali dari LTM,
memori akan berotasi kembali ke lubus frontal dan parietal ditempat terjadinya
memori jangka pendek (working memory).
Amnesia: Gangguan
Memori
Amnesia adalah gangguan
utama pada memori yang menarik perhatian kita karena merupakan suatu kondisi
yang penting dan yang memberitahu kita tentang dasar biologis memori. Amnesia dibagi menjadi dua yaitu Retrograde
Amnesia dan Anterograde Amnesia.
a.
Retrograde Amnesia
Retrograde Amnesia merupakan gangguan
karakteristik memori karena ketidakmampuan mengambil ingatan lama jangka
panjang atau hilangnya ingatan terhadap peristiwa yang terjadi sebelum insiden itu tejadi.
Artinya, gangguan ini dapat membuat si penderita menjadi
lupa terhadap semua kejadian yang dikenal atau telah
dialami sebelum peristiwa yang menyebabkan amnesia. Seperti halnya yang
dialami oleh Lady Diana pada waktu kecelakaan mobil. Tak ada yang tahu apa
yang sebenarnya terjadi karena hanya ada satu orang yang selamat dari
kecelakaan itu namun menderita geger otak sehingga tak bisa mengingat apa yang
terjadi di menit sebelum kecelakaan. Pada amnesia retrograde, biasanya ada gangguan sedikit
pada STM dan individual dapat menciptakan memori baru jangka panjang selama periode setelah amnesia. Banyak
penelitian percaya bahwa retrograde amnesia terjadi karena adanya gangguan
terhadap otak seperti kejang, pukulan pada kepala,
dan peristiwa yang sangat mencekam atau menegangkan.
b. Anterograde Amnesia
Anterograde
amnesia adalah gangguan memori akibat ketidakmampuan menyimpan dan mengambil
informasi baru di LTM. Jadi, amnesia anterograde ini mengacu pada hilangnya memori atas
peristiwa yang terjadi setelah insiden. Biasanya, kasus seperti ini disebut sebagai amnesia murni sehingga seseorang tidak
dapat menyimpan informasi baru dalam memori jangka pendek mereka.
wow suka sama artikelnya
BalasHapusMyblog