Pages

Jumat, 26 April 2013

Memori Manusia



I.          Definisi dan Pengantar Teori Memori
Memori adalah sesuatu dalam diri manusia yang melibatkan fungsi kognisi maupun gerakan otak dalam proses pengambilan informasi. Memori berhubungan dengan proses mengingat dan ingatan. Apabila manusia tidak memiliki ingatan maka manusia tersebut telah melewatkan suatu pembelajaran. Ingatan atau memori sangat berpengaruh terhadap tahap kesadaran. Manusia yang mengalami ketidaksadaran tidak dapat mengingat apa yang terjadi pada saat kondisi ketidaksadaran itu. Ingatan adalah pusat dari segala kehidupan manusia.
Misalnya, apabila anda kesulitan dalam mengerjakan soal pada saat ujian, padahal anda sudah belajar. Mungkin informasi pada saat belajar belum diterima secara sempurna dimana ada kesalahan dalam tahap memori.

Pada dasarrnya, memori dalam diri manusia bekerja seperti komputer. Secara kasat mata, proses ini memang tidak terlihat, tetapi nyata. Sebelum masuk ke teori yang lebih spesifik lagi, terlebih dahulu penulis akan membahas tentang proses ini secara singkat.
II.        Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: Coding (Pengodean), Storage (Penyimpanan), dan Retrieval (Penarikan Kembali).
1.    Coding (Pengodean) adalah proses pengambilan informasi dengan reseptor sensorik yang menerima sebuah suara, gambaran, arti dll. Pengambilan memori ini hanya bertahan dalam jangka pendek.
2.    Storage (Penyimpanan) adalah informasi yang telah diambil melalui pengodean, kemudian disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang dari pengodean.
3.    Retrieval (Penarikan Kembali) adalah proses penarikan kembali informasi yang sudah didapat dari proses pengodean dan penyimpanan. Pada proses ini, memori ditempatkan dan dibawa ke alam sadar agar berguna. Beberapa informasi yang ditangkap atau diambil sekilas dalam waktu yang singkat biasanya sulit disimpan dalam ingatan jangka panjang.
Berikut ini adalah tahapan memori pada manusia:


                                          
                                  
Sensory Register
Tahap ini adalah tahap pertama dalam pengambilan informasi. Tahap ini merupakan salinan dari sensory experience, yaitu sensor yang menangkap pembelajaran yang dialami manusia (informasi). Sensory register dapat menyimpan informasi yang cukup lama, tergantung pada proses penangkapannya. Contohnya, jangka waktu penyimpanan memori yang disamakan melalui informasi yang sekilas, akan berbeda jangka waktu penyimpanannya dengan informasi yang diterima secara jelas (tidak sekilas).
Informasi yang telah disampaikan ke sensory register tidak dapat bertahan lama, namun dapat menggabungkan bagian-bagian dari sensori eksperince. Fakta ini telah ditemukan oleh George Sperling. Sperling melakukan penelitian pada partisipan dengan menggunakan 12 huruf.
·        



G   K   E   Q
R   Y   H   T
C   M   L   A
Dia memperlihatkan huruf-huruf disamping kepada partisipan selama 30 detik.
·         Kemudian, dia menanyakan kembali apa saja huruf tersebut. Sebelumnya Sperling tidak memberitahukan kolom mana yang diingat.
·         Sebagai gantinya, dia memberikan petunjuk mengingat kepada mereka untuk membacanya menggunakan nada. Nada tinggi diucapkan pada baris pertama, nada sedang pada baris kedua, dan nada kecil pada baris ketiga. Nada yang paling terakhir diucap adalah huruf yang terakhir diingat.
Informasi visual yang didapatkan pada sensori register bisa hilang dan tergantikan dengan cepat dengan informasi yang biasanya jarang kita anggap penting unuk diingat. Biasanya, kebanyakan dari kita memiliki daya serap pada saat mendengarkan pembicaraan orang lain.

Short-Term Memory (STM)
Short Term Memory (ingatan jangka pendek) adalah sebuah sistem ingatan pada otak yang berfungsi untuk menyimpan informasi sementara yang diterima dan memproses informasi yang diperlukan saat kita sedang berpikir. Informasi yang diterima akan dipindahkan atau ditransfer dari sensory register ke short term memory. Ada dua proses pengendalian dalam STM, yaitu Rehearsal dan Chunking.
1.      Rehearsal
Secara umum, informasi dari STM dapat hilang secara cepat, kecuali jika informasi tersebut diperbaharui dan informasi itu kadang sering hilang hanya dalam waktu beberapa detik. Namun, informasi pada STM dapat diperbarui dengan cara pengulangan latihan informasi (Rehearsal) agar informasi tersebut dapat bertahan pada STM. Pengulangan informasi yang disimpan di STM diibaratkan juggling menggunakan bola. Bola akan tetap dalam kondisi sempurna selama melakukan juggling, artinya bola tersebut berada di udara. Tetapi, segera setelah berhenti juggling, bola tersebut jatuh ke tanah. Ada beberapa contoh informasi pada STM dapat diperoleh, seperti wangi parfum, not lagu, rasa buah, posisi jari, dan daftar nama. Manusia memiliki preferensi untuk mengubah informasi menjadi suara, atau akustik kode, sedapat mungkin untuk penyimpanan di STM. Jika seseorang diminta untuk menghafal daftar huruf (misalnya B, P, V, R, M, K), ia mungkin akan menghafalnya dengan cara membaca bunyi hurufnya (Be, Pe, Ve, eR, eM, Ka), bukan bentuk hurufnya. Intinya, dalam rehearsal, informasi yang diterima harus dilatih berulang-ulang agar informasi tersebut tidak hilang.


2.      Chunking
Hal terpenting yang perlu diketahui tentang STM adalah kapasitas penyimpanan yang cukup terbatas. Menurut George Miller, pengukuran kapasitas dari STM diperoleh dengan cara meminta peserta penelitian menghafalkan daftar yang sederhana dengan ukuran panjang yang berbeda. Panjang dari daftar yang dapat diingat oleh peserta diangap mewakili kapasitas dari STM. Jarang terjadi ketika kita mampu untuk menahan lebih dari lima hingga sembilan bit informasi dalam STM, terlepas dari sifat informasi itu. Ini adalah sebuah kapasitas yang sangat terbatas bahkan penelitian lebih lanjut mengatakan bahwa kapasitasnya bisa lebih kecil lagi untuk beberapa jenis informasi.
Selain itu, STM memiliki fungsi penting lainnya, yaitu berfungsi sebagai working memory pada kita. Ini berarti bahwa ruang di STM digunakan ketika ingatan lama dibawa keluar sementara dari memori jangka panjang untuk digunakan atau diperbarui. Ruang di STM ini juga digunakan saat kita berpikir tentang informasi ini. Kita selalu lupa tentang beberapa aspek dari persoalan yang kompleks karena persoalan tersebut melebihi kapasitas STM.
Salah satu keuntungan dari kapasitas penyimpanan kecil STM adalah bahwa mudah untuk melakukan pencarian didalamnya. Ketika kita mencoba untuk mengingat sesuatu di STM, kita tampaknya meneliti setiap detail yang disimpan di sana. Percobaan yang dilakukan oleh Saul Sternberg menyatakan bahwa kita sering menjelajahi STM secara mendalam setiap kali kita mencoba untuk mengingat sesuatu. Bahkan, percobaan Sternberg memberikan kita perkiraan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh kita untuk memeriksa setiap bit informasi yang tersimpan. Peserta diminta untuk menghafal daftar angka dengan panjang yang berbeda. Mereka kemudian ditunjukkan suatu nomor dan bertanya apakah itu dalam daftar mereka hanya menghafal. Ketika individu hanya menghafal daftar angka yang panjang, hal itu membuat mereka lebih lama untuk merespon dibanding ketika mereka menghafal daftar pendek. Bahkan, jumlah waktu yang diperlukan untuk merespon meningkatnya .04 detik untuk setiap item di STM. Rupanya, itulah waktu yang diperlukan untuk memeriksa setiap item STM.
Untungnya, ada beberapa cara yang efektif untuk mendapatkan kapasitas terbatas dari STM. Salah satu caranya adalah dengan membagi beberapa informasi yang diterima.
George Miller mengatakan bahwa informasi yang diterima dalan STM harus dipotong-potong atau dipisah agar lebih mudah diingat. Walaupun benar bahwa kita hanya dapat menyimpan lima sampai sembilan potongan di STM, kita seringkali dapat menempatkan lebih dari sedikit informasi ke setiap potongan. STM adalah tahap memori dengan kapasitas terbatas di mana informasi yang seringkali disimpan dalam kode, hilang dengan cepat kecuali dilakukan pelatihan. Kapasitas STM dapat diperluas dengan meningkatkan jumlah informasi yang harus dipelajari di setiap chunk (potongan). Namun, STM bukanlah tempat yang baik untuk menyimpan informasi untuk jangka waktu yang lama. Informasi harus ditransfer ke memori jangka panjang (Long Term Memory) untuk penyimpanan lebih permanen.

Long-Term Memory (LTM)
Long Term Memory adalah sebuah sistem penyimpanan untuk informasi yang tersimpan dalam waktu jangka panjang. Kapasitas penyimpanan memori pada LTM lebih besar daripada STM. Oleh sebab itu, memori pada LTM sulit untuk dilupakan daripada LTM yang  lebih mudah hilang.

Tipe – tipe Long Term Memory
            Long Term Memory memiliki beberapa tipe atau jenis. Ada tiga tipe dalam Long Term Memory, yaitu Procedural, Episodic, dan Semantic.
  1. Procedural Memory
Procedural memory adalah kemampuan pada memori yang membuat seseorang dapat melakukan sesuatu. Procedural juga berarti keterampilan yang merujuk pada pengetahuan yang dimiliki dalam memori. Seperti, saat seseorang bermain gitar maka orang tersebut memiliki kemampuan atau keterampilan dalam memainkan gitar.
  1. Semantic Memory
Semantic memory adalah kemampuan pada memori yang membuat seseorang dapat menjabarkan, mengartikan, atau menjelaskan tentang sesuatu hal. Seperti, saat seorang pria mengatakan bahwa dia mengetahui apa itu gitar yang disertai dengan komponen-komponennya.
  1. Episodic Memory
Episodic memory adalah kemampuan memori yang membuat seseorang dapat mendefinisikan suatu pengalaman yang spesifik. Artinya, pengalaman yang ada tidak akan terlupakan, baik ruang maupun waktunya. Seperti, saat di mana seorang pria membeli gitarnya dan dia mengetahui waktu dan tempat pembelian gitar.
Jika dikelompokkan lagi, maka Semantic Memory dan Episodic Memory merupakan satu grup dari suatu istilah yang disebut Declarative Memory, sedangkan Procedural Memory hanya berdiri sendiri. Namun, semuanya ini merupakan bagian dari Long Term Memory.

Pengaturan dalam LTM
Dapat kita ketahui sebelumnya bahwa adalah memungkinkan menggunakan STM dengan cara mengatur informasi dalam bagian yang lebih luas. Pengaturan informasi juga merupakan hal yang penting dalam LTM. Hal itu mungkin tidak berhubungan untuk membutuhkan kapasitas penyimpanan oleh LTM. Sebaliknya, organisasi atau pengelompokkan membantu pengambilan informasi dari jumlah yang banyak untuk disimpan dalam LTM. Tugas pengambilan ini sangat berbeda dengan STM.
Bukti dari pengelompokkan  LTM telah ada untuk beberapa waktu. Ketika peserta penelitian menghafal daftar baru item yang bisa dikategorikan, mereka cenderung untuk mengingat dalam kelompok-kelompok terkait. misalnya, Weston Bousfield (1953) meminta individu untuk menghafal daftar 60 kata yang dapat secara konseptual dikelompokkan ke dalam empat kategori: hewan, sayuran, nama, dan profesi. Meskipun kata-kata itu disajikan secara acak, peserta mengingat mereka dalam pengelompokan kategoris signifikannya lebih sering, daripada yang diharapkan. Ternyata, kata-kata itu disimpan dalam LTM menurut kategori yang dikelompokkan. Selain itu, ada bukti bahwa pengembalian dari LTM lebih baik ketika kita menerapkan pengelompokan dari  informasi tersebut. Gordon Bower Stanford University kelompok riset (Bower & Clark, 1969) meminta peserta untuk menghafal 12 daftar 10 kata, seperti daftar berikut :
anak laki-laki                           kain                
perahu                                     roda
anjing                                      topi
kereta                                      rumah
hantu                                       susu
Setengah dari individu diberi arahan untuk menghafal daftar kata-kata dalam urutan apapun, tapi yang lain diminta untuk membuat cerita yang mengandung semua kata dalam daftar untuk membuatnya ke dalam satu cerita. Misalnya, daftar sebelumnya bisa mengingat sebagai "anak laki-laki dengan topi menarik anjingnya dan perahu dalam gerobak dengan roda. ia melihat kain tergantung di sebuah rumah yang ia pikir adalah hantu. Hal itu membuatnya ketakutan begitu sehingga ia menumpahkan susu." Kelompok yang diberi gabungan kata-kata dalam cerita, mengingat 90%  dari kata-kata tersebut, sedangkan kelompok lain mengingat hanya 15%.
Pengelompokkan memori dalam LTM telah diindikasikan sebagai jaringan asosiatif oleh beberapa ilmuwan. Menurut pandangan ini, memori diasosiasikan atau berhubungan satu sama lain sesuai dengan pengalaman. Misalnya, anda memiliki pengalaman yang berhubungan antara sebuah lagu dengan liburan. Peneliti telah mempelajari pengoperasian dari jaringan asosiatif dengan cara melakukan penelitian pada partisipan mengenai pengetahuan umum.
LTM memiliki 4 perbedaan dengan STM :
1.      Jumlah informasi yang disimpan dalam LTM sangat luas. Oleh sebab itu, kita tidak dapat memeriksa seluruh isi dari LTM saat kita mencari untuk informasi. Beda halnya dengan STM. Dalam LTM harus dilakukan indeks. Kita mengingat informasi dalam LTM menggunakan petunjuk-petunjuk.
2.      LTM berbeda dengan STM dalam hal informasi yang dapat disimpan dengan mudah. Pada umumnya, kita memanggil kembali informasi dalam STM berhubungan dengan kualitas fisik dari pengalaman kita (apa yang kita lihat, kita rasakan, kita sentuh, kita dengar.) dengan penekanan secara khusus pada kode yang diberikan kepada informasi tersebut. Informasi yang disimpan dalam LTM biasanya dengan makna informasinya atau kode semantiknya.
3.      LTM berbeda dengan STM dilihat dari penyebab terjadinya lupa. Memori dalam LTM tidak hanya tahan lama, tetapi juga benar-benar permanen. Tidak seperti STM, di mana informasi tidak perlu dilatih atau diproses agar dapat keluar dari sistem memori.
4.      LTM dan STM berbeda dalam hal lokasinya. Informasi dalam STM terletak pada fungsi dari otak yang disebut lobus frontalis cortex, sedangkan informasi yang disimpan dalam LTM terintegrasi dalam hipokampus dan kemudian dialihkan pada daerah otak cortex yang melibatkan bahasa dan persepsi.

Tiga Cara Dalam Menguji Retrieval (Penarikan Kembali)
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Retrieval merupakan proses penarikan kembali informasi yang sudah didapat dari proses pengodean dan penyimpanan. Pada proses ini, memori ditempatkan dan dibawa ke alam sadar agar berguna. Ada tiga cara dalam menguji Retrieval, yaitu Recall, Recognition, and Relearning.
  1. Recall
Recall adalah proses memanggil atau menimbulkan kembali dalam ingatan tentang sesuatu yang telah dipelajari.
  1. Recognition
Recognition adalah proses mengenal kembali informasi yang telah dipelajari. Hal ini didasarkan pada kemampuan untuk memilih informasi yang benar dari antara pilihan yang tersedia.
  1. Relearning
Metode ini merupakan metode yang berbentuk pembelajaran kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat dengan baik, makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses relearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu, metode ini disebut juga dengan metode saving method. Metode ini cocok untuk mempelajari kembali hal hal yang lupa.

Serial Learning
            Serial learning adalah proses recall (pemanggilan kembali) dalam bentuk serial. Biasanya baik untuk sesuatu yang bersifat “permulaan” dan “akhiran” daripada pertengahan. Ini disebut dengan serial ‘position effect’ (efek posisi seri). Efek yang dimaksud adalah perbedaan dari seri STM dan LTM

The Tip of The Tongue Phenomenom
Kita semua memiliki pengalaman yang membuat kita jengkel pada saat mencoba mengingat sebuah fakta yang hampir kita ingat namun sulit untuk diucapkan. Fenomena ini diperkenalkan oleh Roger Brown dan David McNeil dengan memberikan definisi tentang sebuah kata-kata yang sulit untuk diingat dan menyuruh mereka untuk mengingatnya kembali. Misalnya, Yodi berkenalan dengan Rodo tiga hari yang lalu. Kemudian, pada sebuah pertemuan, Yodi bertemu lagi dengan Rodo. Yodi kemudian menyebutkan nama Rodo dengan kata “Rido” karena kata tersebut memiliki kemiripan dengan nama “Rodo”.

Level of Processing : Alternative Untuk Tahap Memori

Level of Processing adalah alternatif untuk tahap teori memori yang menyatakan bahwa perbedaan antara jangka pendek dan memori jangka panjang adalah masalah gelar daripada berbagai jenis memori dan berdasarkan bagaimana informasi yang masuk diproses. Sebuah alternatif dari tahapan teori pada memory dimulai dari perbedaan antara STM dan LTM sebagai derajat yang cukup dari perbedaan memory dan didasarkan pada bagaimana informasi masuk dan diproses. Proses ini juga termasuk sebuah perluasan memori selama fase encoding (pengodean), daripada proses yang singkat. Perluasan (Elaboration) pada artian ini maksudnya adalah membuat gabungan yang lebih antara memori baru dan memori yang sudah ada.
Level of processing ini memungkinkan tidak adanya pergantian STM atau LTM pada tahap model. Hal ini bukan berarti level of processing dikatakan tidak penting. Ini sangat berguna untuk mengingatkan kita bahwa pembelajaran informasi yang singkat, penghafalan tidak berada pada memori kita dalam jangka waktu yang lama.

III.       Lupa dan Sebab Terjadinya
Forgetting (Lupa)
Forgetting atau lupa adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan manusia. Lupa disebabkan oleh adanya masalah yang terjadi pada  sistem ingatan. Perlu diketahui bahwa proses dari forgetting berbeda dengan Short-Term Memory ataupun Long-Term Memory. Berikut ini adalah beberapa teori yang menyebabkan terjadinya lupa atau hilangnya ingatan pada manusia :
1.      Decay Theory (Teori Merusak)
Teori ini menyatakan bahwa memori yang  tidak digunakan akan memudar dari waktu ke waktu. Teori ini bertahan untuk waktu yang cukup lama karena sesuai dengan akal sehat manusia. Meskipun demikian, beberapa tahun terakhir para psikolog berpendapat bahwa alasan tersebut kurang tepat sebab pada dasarnya Forgetting bukan hanya sekedar kehilangan memori yang disebabkan oleh waktu.Yang dapat diterima oleh beberapa psikolog dari beberapa versi adalah bahwa tidak adanya yang mendukung Decay Theory sesuai dengan tiga tahapan memori. Hal ini terlihat,bahwa Forgetting disebabkan karena adanya bagian yang sederhana dalam kehidupan, baik dalam sensory register maupun STM. Sementara pada tahap LTM tidak terlihat adanya penyebab waktu terhadap forgetting. Bagaimanapun, tahapan memori akan menjadi lebih permanen apabila mencapai LTM. Forgetting yang disebabkan oleh faktor waktu tidak terlihat pada LTM, tapi karena faktor lain, yaitu gangguan, yang membuat ingatan tidak dapat diperoleh kembali.
2.      Interference Theory (Teori Interferensi/ Gangguan)
Teori yang menyatakan bahwa forgetting muncul karena adanya interferensi memori yang sama yang telah tersimpan atau dipulihkan. Seperti, dimana pada saat anda mencoba mengingat sesuatu yang memiliki kemiripan dengan memori yang telah tersimpan. Penelitian Wickens menyatakan bahwa urutan memori yang lain harus memiliki kesamaan dengan memori yang akan diingat untuk mengganggu pemulihan yang telah didemonstrasikan dalam eksperimen klasik. Para psikolog telah menyetujui bahwa ada dua hal yang menyebabkan interfensi, yaitu: Proactive Interference dan Retroative Interference. Dimana Proactive Interference adalah ingatan sebelum pembelajaran (awal), sedangkan RetroactiveInterference adalah ingatan sesudah pembelajaran (akhir).Berikut ini adalah contoh tahap terjadinya interfensi dengan dua pendekatan ini :
“Rodo akan mengirimkan dua buah barang ke dua tempat yang berberda, ia akan mengirimkan barang tersebut kepada Yodi dan Yogi. Kemudian Rodo menghubungi Yodi terlebih dahulu untuk menanyakan kode pos rumahnya tanpa mencatat. Misalnya 56510. Lalu Rodo menghubungi Yogi untuk menanyakan hal yang sama. Misalnya: 75634.”Maka :
-          Apabila Rodo diminta untuk mengingat kembali nomor Yogi maka akan terhalang oleh Proactive Interferene dimana ada informasi pertama yang kita dapatkan yang menyerupai.
-          Sebaliknya, apabila Rodo diminta untuk mengingat kembali nomor Yodi makaakan terhalang oleh Retroactive Interference dimana ada informasi kedua atau sesudahnya yang menyerupai.
Sampai sejauh ini, kita telah membicarakan interferensi sebagai sebab dari Forgetting, atau kegagalan penyampaian di LTM. Interferensi juga merupakan penyebab dari Forgetting pada STM, hanya saja dibagi kedalam beberapa cara yang berberda untuk menggangu proses penyampaian kembali. Sedangkan interferensi muncul untuk membingungkan proses penyimpanan dalam LTM, menginterferensikan memori sepertinya mengganggu proses STM, salah satunya dengan memuat lebih banyak kapasitasnya atau dengan pelemahan atau mengeluarkan item dari tempatnya.
3.      Reconstruction (Schema) Theory
Teori ini pertamakali diperkenalkan oleh Sir Fredric Bartlett yang menyatakan bahwa informasi yang sampai pada LTM bukan terlupakan dalam artian seperti biasa, namun kadangkala mengalami gangguan saat proses pengingatan kembali denganan cara yang salah. Sedangkan skema yang dimaksud disini merupakan jaringan asosiatif yang terdiri darikepercayaan, pengetahuan dan harapan.Contohnya:Apabila anda mengenal B sebagai seorang yang menjengkelkan, tetapi pada dasarnya B memililki kesan yang menarik (positif) namun memiliki sisi negatif. Maka keesokan harinya, ketika anda akan menceritakan B kepada teman yang lain, maka anda hanya akan menceritakan sisi negatifnya saja karena persepsi anda yang telah menganggap bahwa B tidak memiliki kesan yang baik untuk anda atau menghilangkan kesan positif B.
Pada sebuah penelitian lain yang dilakukan dengan sebuah bentuk stimuli. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian, partisipan diperlihatkan sebuah gambar (stimuli figure) dalam beberapa saat. Lalu partisipan diminta untuk menyebutkan benda seperti apa bentuk itu. Contohnya, peneliti memperlihatkan gambar lingkaran kepada partisipan.Kelompok partisipan pertama menyatakan bahwa lingkaran menyerupai matahari.Kemudian, kelompok partisipan kedua menyatakan bahwa lingkaran menyerupai tuas kapal.Gangguan memori tidak terjadi secara bertahap, tetapi muncul pada saat proses mengingat itu sendiri.
Versi terakhir dari schema theory adalah berdasarkan perbedaan antara ingatan yang episodic/tidak disengaja dan semantic. Teorinya adalah bahwa beberapa informasi pada LTM  mengalami gangguan karena informasi yang disampaikan oleh LTM lebih memiliki arti daripada ingatan episodic/tidak disengaja. Saat kita berusaha mengingat sebuah informasi dari LTM, kita biasanya mengingat ide pokok (general idea) yang kita dapat dari sebuah informasi itu, tapi mungkin secara tidak sadar kita menghilangkan beberapa detail atau mungkin menghilangkan detail untuk menyesuaikan dengan ide pokok. Ada dua buah bentuk eksperimen yang dilakukan peneliti untuk membuktikan teori ini, yaitu:
a.       Kalimat yang diperdengarkan oleh partisipan:“Pada tengah malam sebuah telepon berdering kemudian terdengar suara tangisgelisah. Mata-mata itu melemparkan dokumen rahasia ke dalam perapian 30 detik sebelum terlambat”. Kalimat yang didengar oleh partisipan:“Mata-mata itu membakar dokumen rahasia 30 detik sebelum terlambat”.
Menyadari bahwa kalimat yang diucapkan partisipan tidak sesuai dengan apa yang disampaikan, dikarenakan kata “membakar” telah mewakili apa yang dilakukan oleh mata-mata dan partisipan hanya mengambil general idea tanpa mengambil detail.
b.      Penelitian dari sudut lain dilakukan oleh Henry Roedriger dan Kathleen McDermot. Inimembutuhkan sedikit usaha mental, tapi akan membantu anda untuk mengerti aspek penting pada memori dan forgetting.
Pertama, partisipan diminta untuk membaca kalimat di bawah ini minimal 2 detik per kata:
Tempat tidur                     tertidur
Istirahat                             ketiduran
Terbangun                         mendengkur
Lelah                                 berbaring
Bermimpi                          kedamaian
Bangun                              menguap
Tidur sejenak                     membuat ngantuk
Selimut

Kemudian, partisipan diminta untuk menyebutkan mana kata yang tidak termasuk dalam daftar tadi, pada daftar dibawah ini:
Lelah                                 mendengkur
Bangun                              Tidur
Selimut                              Lelah
Bola                                   bermimpi
Terbangun                         ketiduran
Lompat                              tempat tidur
Istirahat                             berbaring
Menguap
Banyak dari partisipan yang mengatakan bahwa ‘lompat’ dan ‘bola’ tidak termasuk dalam daftar.Padahal kata ‘tidur’ juga tidak termasuk dalam daftar.Hal ini dikarenakan partisipan telah memiliki general idea yang diwakili ileh kata tidur. Hal ini disebut False Memory atau kesalahan dalam proses mengingat, yaitumereka mengingat sesuatu yang tidak terjadi.
Teori ini sangat berhubungan dengan persepsi manusia bahwa otak manusia dapat membangun persepsi sempurna diluar dari informasi yang terbatas.Teori ini juga menyatakan bahwa terkadang manusia dapat membuat informasi yang sempurna dengan informasi yang terbatas, atau mengutangi informasi untuk membuatnya lebih konsisten.Bartlett menyatakan bahwa memori merupakan bagian “konstruksi imaginatif” dari pengalaman yang dikendalikan oleh skema.
4.      Motivated Forgetting
Sigmund Freud telah berpendapat bahwa melupakan beberapa informasi dikarenakankarena ada yang mengganggu pikiran kita.Freud percaya bahwa pikiran yang sadarselalu ditanggapi oleh sesuatu informasi yang tidak menyenangkan atau membahayakan dengan mendorongnya kepada sesuatu yang tidak sadar, dengan melakukan penekanan.Hal itu terlihat dari hubungan antara emosi dan memori menjadi lebih kompleks dari yang diasumsikan oleh Freud.Gairah/dorongan emosional tidak selalu berdampak pada memori yang lemah–kadang hal tersebut memberikan efek dan terkadang dorongan emosional dapat meningkatkan memori dalam beberapa cara. Seorang Psikolog bernama Michael Bock telah memeriksa hubungan antara dorongan emosional dangan memori. Apabila seseorang telah memperlihatkan daftar kata dan beberapa saat kemudian menanyakannya lagi, mereka lebih dapat mengulangnya dengan dampak emosional yang positif daripada negatif. Bagaimanapun, kata-kata dengan dampak netral telah disampaikan dengan baik oleh penelitian Bock.
Memori dengan kejadian emosi yang ekstrim (flashbulb memories) terlihat lebih jelas dan akurat bagi kita, tetapi tidak ada momori yang lebih akurat dari kejadian yang kita alami sehari-hari. Hal menarik lain yang merupakan aspek yang rumit dari hubungan emosi dan memori adalah emosi memfokuskan memori pada beberapa aspek dari situasi dan yang jauh dari orang lain.

Keanekaragaman Manusia (Human Diversity): Lingkungan Budaya dan Keterampilan Memory
Beberapa ahli percaya bahwa budaya setempat memiliki dampak yang kuat dari beberapa aspek penting dalam intelegensi. Disini seorang peneliti bernama Judith Kearins melakukan eksperimen terhadap suku Amborigin dan orang Australia dimana Kearins menempatkan beberapa objek dalam jarring persegi panjang kemudian diperlihatkan kepada responden selama 30 detik. Lalu Kearins mengacak objek tersebut dan mengintruksikan kepada mereka untuk menyusunnya lagi. Terdapat dua jenis objek yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu objek natural (contohnya: ranting, bulu, tulang, dll) dan objek produksi manusia (contohnya: penghapus, korek api, botol, dll).
Hasilnya adalah, orang Amborigin dapat menyusun kembali semua objek-objek tersebut secara tepat. Orang Australia kulit putih hanya dapat menyusun objek produksi manusia saja dengan tepat. Mereka tidak dapat melakukan hal yang sama pada objek natural.
            Kearins menemukan bahwa terdapat perbedaan strategi berfkir antara suku amborigin dan orang Australia kulit putih. Suku Amborigin duduk diam dan memperlihatkan konsentrasi yang dalam. Mereka pelan (slowly) dan menggunakan metode dalam memindahkan objek. Sementara orang Australia kulit putih  cenderung gelisah, menggerutu dan memindahkan objek secara terburu-buru. Kearnis menyimpulkan sebuah hipotesis bahwa suku Amborigin memiliki kemampuan yang baik dalam hal visual daripada orang Australia.

IV.       Dasar – dasar Biologis dari Memory
             Pengetahuan mengenai memori telah banyak dipelajari dalam beberapa tahun belakangan, mengenai penyimpanan dan penarikan informasi yang  tidak hanya membuat kita mengerti pentingnya peran otak, tetapi  juga membantu kita untuk lebih memahami memori.

Teori Sinaptik Memori: Mencari Engram
Beberapa perubahan fisik berlangsung di dalam sistem saraf ketika kita mempelajari sesuatu yang baru (Baddeley, 1998; McGaugh, 1983). Seorang peneliti memori awal, Karl Lashley menyebutkan bahwa sesuatu yang tersisa setelah belajar engram  merupakan dasar biologis dari memori. Belajar engram : istilah bagi sebagian jejak memori  di dalam otak. Pencarian untuk engram ini terbukti menjadi teka-teki paling membingungkan buat para ilmuwan dan psikolog yang tertarik untuk  mempelajari memori dalam menentukan dasar ilmiah saraf tentang pembentukan memori.
Menurut  peneliti asal Kanada, Donal Hebb (1949) synaptic facilitation  adalah dasar biologis dari belajar dan mengingat. Synaptic facilitation merupakan proses aktivitas saraf yang menyebabkan perubahan struktural  dalam sinapsis yang memfasilitasi  pembelajaran  dan memori. Contohnya adalah pengalaman unik kita yang menyebabkan berubahnya  struktur sinaptik.
Eric Kandel meraih hadiah nobel dalam bidang kedokteran dan fisiologi untuk penelitiannya mengenai peran  perubahan dalam sinaptik saraf di dalam memori . Penelitian ini dilakukan melalui  percobaan pintarnya pada siput laut (aplysia ) dan dukung kuat dengan teori Hebb. Siput laut dipilih untuk penelitian memori sebagai CR classical karena memiliki komposisi sistem saraf yang sederhana dan neuron yang sangat lebar sehingga memudahkan penelitian.
Cara penelitian  menggunakan kondisi klasikal :
Siput + disentuh (CS)
à tidak menarik insang dan menyedot air
Siput laut + sentuhan (CS) + sengatan listrik ringan (UCS) à  menarik insang dan menyedot air (UCR)
Siput + sentuhan (CS)  à menarik insang dan menyedot air (CR).
Perubahan pada sinapsis ini disebabkan oleh pengkondisian klasik yang di pelajari dengan mengukur hubungan saraf yang terlibat dalam penarikan insang dan penyedotan. Pada  penemuan ini, obat-obat  yang mengganggu sintesis protein menghambat pembentukan memori melalui pengkondisian klasik dalam siput laut. Jelas bahwa  Hebb benar. Setidaknya, untuk beberapa bentuk sederhana dari memori dimana respon belajar adalah "diingat" pada sinapsis.                                                                                                           Bukti lain yang mengungkapkan bahwa senyawa kimia adalah dasar awal penyebab rapuhnya memori. Proses konsolidasi adalah penguatan secara bertahap pada perubahan kimia di dalam sinapsis yang diikuti dengan pengalaman belajar.

Tingkatan Memori dan Otak
            Hasil penelitian tentang peran otak dalam memori mengungkapkan dua cara di mana STM dan LTM berbeda.
(1) perbedaan peran perubahan sinaptik, dan
(2) perbedaan dalam struktur otak yang terlibat dalam STM dan LTM.
            Pertama, ada bukti yang luas bahwa perubahan dalam sinapsis yang terlibat dalam ingatan jangka panjang (LTM), tapi ingatan jangka pendek (STM). Struktur otak yang berbeda terlibat dalam STM dan LTM.
Tahap-tahap memori dan otak :
1.      Thalamus : Informasi visual pertama kali diarahkan melalui hipotalamus menuju daerah visual korteks cerebral.
2.      Informasi kemudian disampaikan ke lobus frontal dan parietal tempat terjadinya STM.
3.      Informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang ini kemudian disimpan dalam hippocampus selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian dipindahkan ke daerah korteks serebral untuk pemrosesan penyimpanan jangka panjang.
4.      Ketika kita memanggil kembali dari LTM, memori akan berotasi kembali ke lubus frontal dan parietal ditempat terjadinya memori jangka pendek (working memory).

Amnesia: Gangguan Memori
            Amnesia adalah gangguan utama pada memori yang menarik perhatian kita karena merupakan suatu kondisi yang penting dan yang memberitahu kita tentang dasar biologis memori. Amnesia dibagi menjadi dua yaitu Retrograde Amnesia dan Anterograde Amnesia.
a.      Retrograde Amnesia
            Retrograde Amnesia merupakan gangguan karakteristik memori karena ketidakmampuan mengambil ingatan lama jangka panjang atau hilangnya ingatan terhadap peristiwa yang terjadi sebelum insiden itu tejadi. Artinya, gangguan ini dapat membuat si penderita menjadi lupa terhadap semua kejadian yang dikenal atau telah dialami sebelum peristiwa yang menyebabkan amnesia. Seperti halnya yang dialami oleh Lady Diana pada waktu kecelakaan mobil. Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi karena hanya ada satu orang yang selamat dari kecelakaan itu namun menderita geger otak sehingga tak bisa mengingat apa yang terjadi di menit sebelum kecelakaan. Pada amnesia retrograde, biasanya ada gangguan sedikit pada STM dan individual dapat menciptakan memori baru jangka panjang selama periode setelah amnesia. Banyak penelitian percaya bahwa retrograde amnesia terjadi karena adanya gangguan terhadap otak seperti kejang, pukulan pada kepala, dan peristiwa yang sangat mencekam atau menegangkan.
b.      Anterograde Amnesia
Anterograde amnesia adalah gangguan memori akibat ketidakmampuan menyimpan dan mengambil informasi baru di LTM. Jadi, amnesia anterograde ini mengacu pada hilangnya memori atas peristiwa yang terjadi setelah insiden. Biasanya, kasus seperti ini disebut sebagai amnesia murni sehingga seseorang tidak dapat menyimpan informasi baru dalam memori jangka pendek mereka.

1 komentar: