DEFINISI
MOTIVASI
Istilah motivasi merujuk pada sebuah
keadaan internal yang mengaktifkan dan memberikan petunjuk kepada pikiran kita.
Seseorang mulai lapar apabila melihat iklan makanan di televisi mengingatkannya
bahwa dia memiliki makanan di kulkas dan menuju ke dapur. Jika motiv rasa lapar
tidak diaktifkan,mungkin motifnya untuk berhasil di sekolah dapat memberikan
arahan yang berbeda kepadanya-mungkin membaca buku psikologi. Jika semua
motifnya tidak diaktifkan,dia tidak akan melakukan apa apa. Motif adalah pusat
kehidupan kita yang membangkitkan dan mengarahkan apa yang kita
pikirkan,rasakan,dan kita lakukan.
Beberapa motif seperti rasa lapar
berasal dari keadaan psikologis internal.karena kita akan melihat,beberapa
factor internal,seperti tingkat gula dalam darah,penting dalam meregulasi rasa
lapar. Tetapi motif lain,seperti motif motif untuk sukses,tidak berdasarkan
pada eadaan psikologis internal yang sederhana.untuk semua motif,isyarat
eksternal berperan penting. Contohnya,mendengar teman kita cemas mengenai ujian
psikologi akan menjadi isyarat eksternal yang menstimulasi motifnya untuk
sukses.
2.1 Motivasi Primer
: Kebutuhan Biologis
Kebanyakan
motif dari manusia adalah kebutuhan untuk hidup, seperti: makanan, minuman,
kehangatan, istirahat, menghindari rasa sakit, dan lain sebagainya. Kami
menganggap hal ini sebagai motif utama, dikarenakan kita harus mememenuhi
kebutuhan tersebut, bila tidak, kita akan mati. Motif seksual juga dianggap
sebagai motif utama, tapi bukan karena kita akan mati bila tidak memenuhi
kebutuhan ini, namun karena spesies tidak akan bereproduksi dan bertahan
apabila kebutuhan seksual tidak terpenuhi.
Homeostatis
Kebanyakan
dari motif utama didasarkan dari kebutuhan tubuh untuk menjaga tingkat tertentu
dalam elemen kehidupan utama, seperti: kadar gula dalam darah untuk memelihara
sel-sel tubuh, kadar air di dalam tubuh, dan lain sebagainya. Hal-hal penting
tersebut diatur oleh homeostatic mechanism. Mekanisme tersebut merasakan adanya
ketidakseimbangan di dalam tubuh dan menstimulasi aksi yang mengembalikan
keseimbangan.
2.1.1
RASA LAPAR: PENGATUR
ASUPAN MAKANAN
Secara biologis,yang menandakanl
rasa lapar bukanlah perut keroncongan.
Ini diatur oleh bagian kecil pada control rasa lapar,hipotalamus,
memegang peranan dalam motivasi lapar.ini kecil tapi merupakan struktur otak depan yang sangat penting yang pertama
kali kita diskusi kan di bab 3 tentang pengatur banyak motivasi dan emosi.
Kemajuan terakhir tentang pemahaman
otak kita telah diungkapkan bahwa rasa lapar diatur oleh tiga pusat pada
hipotalamus. Dua dari pusat kontrol hipotalamus ini bekerja berlawan. Sistem
perangsang untuk makan,yang memberi kode untuk makan ketika makanan
dibutuhkan,berada pada lateral hypothalamus,dan sistem rasa kenyang,yang
memberhentikan makan ketika makanan yang cukup telah dikonsumsi,berada pada
ventromedial hypothalamus.
Studi pada tikus menunjukkan bahwa
ketika lateral hypothalamus (sistem yang merangsang untuk makan) dirangsang
dengan arus listrik,tikus yang sangat kenyang akan mulai makan lagi. Jika
bagian dari hipotalamus ini rusak,tikus
akan makan sama sekali dan akan kelaparan sampai mati jika tidak diberi makanan
buatan. Sebaliknya,jika ventromedial
hypothalamus (sistem rasa kenyang)
dirusak malalui pembedahan,tikus akan kelebihan makan sampai obesitas secara
tiba tiba (kegemukan berlebihan). Nyatanya,kerusakan bagian sistem rasa kenyang
menghilangkan sinyal homeostatis untuk memberhentikan makan ketika kita
mengkonsumsi makanan yang cukup.
Bagian ketiga dari hipotalamus yang
berperan dalam meregulasi rasa lapar adalah paraventricular nucleus. Pusat ini
menambah dan mengurangi nafsu makan dengan mengontrol kadar gula dalam darah.
Informasi apa yang disampaikan
ketiga pusat hipotalamus dalam meregulasi rasa lapar? Dua isyarat yang
digunakan untuk meregulasi rasa lapar sehari hari dan isyarat ketiga digunakan
untuk meregulasi berat badan jangka panjang.
1. Kontraksi
lambung.
Cannon dan washborn,membenarkan
peranan kontraksi lambung. Isyarat yang
paling segera muncul dalam meregulasi rasa lapar berasal dari lambung.
Kontraksi memberikan sinyal rangsangan
untuk makan menuju lateral hipotalamus ,sementara ketika perut kenyang ,maka otak mengaktifkan sistem
rasa kenyang ventromedial.
2. Kadar gula
darah.
Makan juga diregulasi pada waktu
yang singkat berdasarkan jumlah gula dalam darah. Hipotalamus berisi neuron
khusus yang secara langsung mendeteksi tingkat glukosa dalam darah . Hati,yang
merupakan pabrik darah,mendeteksi
tingkat glukosa darah,dan bagian paling atas usus kecil,atau
duodenum,mendeteksi gula dalam darah yang telah dimakan. Kedua organ ini
mengirim pesan kimiawi ke paraventricular nucleus pada hipotalamus,yang
berperan dalam pemberian kode atau memberhentikan makan.
Dua metode eksperimental melibatkan
dua hormon yang disekresikan oleh pulau Langerhans. Ketika Insulin disuntikkan
ke pembuluh darah seseorang yang sudah kenyang,ini menyebabkan tingkat glukosa
menurun,dan seseorang merasa lapar. Sebaliknya,ketika hormon glukagon
disuntikkan kedalam pembuluh darah seseorang yang sedang lapar, ini memproduksi
peningkatan glukosa darah dan seseorang
tidak lagi merasa lapar.
Tingkat glukosa dalam darah
adalah kunci mekanisme dalam kontrol rasa lapar yang singkat,jadi ini penting
untuk mengerti sebuah fakta yang sederhana tentang gula darah dan rasa
lapar. Ketika kita makan,makanan
memerlukan beberapa menit untuk dicerna dan masuk ke pembuluh darah dalam
bentuk glukosa. Jika kita makan dengan
lambat, otak kita akan punya waktu yang cukup untuk mendeteksi peningkatan gula
darah dan membuat kita merasa kenyang sebelum
kita makan lebih dari yang kita inginkan. Dengan kata lain,lebih cepat
kita makan,semakin banyak kita makan sebelum isyarat kenyang.
3. Kadar lemak tubuh.
Pemeliharaan jangka panjang dalam
berat badan diatur oleh kemampuan hipotalamus mandeteksi kadar lemak dalam
tubuh. Semakin banyak lemak pada sel sel adipose,semakin banyak leptin
yang disekresikan. Ketika peredaran leptin mancapai hipotalamus,struktur
didalam dan disekitar ventromedial
hipotalamus akan mendeteksinya. Ini menyebabkan
hipotalamus bereaksi dalam tiga cara untuk mengontrol berat badan.
Pertama,ventromedial,pusat rasa kenyang, mengirimkan pesan langsung ke
penghambat makanan. Kedua, ini memberikan sinyal kepada paraventricular nucleus
untuk mengontrol rasa lapar dengan meregulasi tingkat gula dalam darah.
Aksi
yang ketiga dilakukan oleh ventromedial pusat rasa kenyang untuk mengontrol berat badan dalam merespon
leptin yang ditemukan. Ini menyediakan sesuatu yang baru dan bagian yang sangat menarik pada kesatuan
sublimasi dalam tubuh manusia. Ketika
tingkat leptin tinggi,ventromedial hipotalamus mengaktifkan sistem saraf
simpatik. Cabang yang sangat halus dari sistem saraf ini biasanya berakhir pada
sel sel adipose. Rangsangan dari sel sel adipose dengan saraf simpatik
menyebabkan terbakarnya lemak .
Berat
badan dan “ set point”
Meningkatnya sinyal lemak tubuh
tidak hanya berarti kurang makan tetapi juga untuk meningkatkan sel
metabolisme yang menyimpan lemak. Metabolisme merujuk kepada taksiran
sel sel menggunakan energi. Sistem pemberian sinyal ini bekerja berbeda untuk
setiap orang. Oleh karena itu,kita semua akan memiliki perbedaan jumlah lemak tubuh . ini membimbing para
ilmuwan untuk berhipotesis bahwa setiap orang memiliki set point yang berbeda
untuk lemak tubuh, yang menentukan kapan ventromedial hipotalamus akan memberikan
kode aksi untuk mengurangi makan dan meningkatkan metabolisme. Set point adalah
pikiran menjadi seperti penunjuk bahwa kamu meletakkan pada rumah termostat
mu untuk mengontrol tingkat panas,tetapi ini menentukan taksiran dari metabolisme sel apakah lebih baik
daripada taksiran panasmu membakar bahan bakar.
Rasa
lapar yang spesifik
Sejak manusia makan sangat
dipengaruhi oleh proses belajardan faktor psikologis lainnya.ini tidak mengenal
apakah kita sebaik tikus dalam mendengarkan kebutuhan nutrisi tubuh kita.
Tetapi hasrat itu dapat mengatakan
kepada kita sesuatu yang penting.
FAKTOR FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM RASA LAPAR
Walaupun rasa lapar sangat jelas
adalah suatu motif yang terkait kepada kebutuhan biologis,faktor faktor
psikologis juga termasuk dalam pengaturan asupan makanan. Melalui maturasi dan
belajar,sejak kita bayi yang hanya minum susu orang dewasa. Jika kita tumbuh
besar di Amerika selatan,kita mungkin menyukai chitins (daging babi goreng) dan
okra rebus. Seorang perempuan katolik menyukai daging sapi,daging babi, dan
kerang,tetapi memakan makanan ini mungkin berlawanan bagi pemegang kepercayaan
agama Hindu dan jahudi. Belajar
memerankan peran yang baik dalam menentukan apa yang kita makan,kapan kita
makan dan bahkan berapa banyak kita makan. Studi tentang binatang menunjukkan bahwa
tikus dan simpanse belajar untuk memakan apa yang akan dimakan dengan melihat
binatang dewasa.
Emosi juga berperan dalam sistem
makan. Orang orang yang cemas sering makan lebih banyak dari biasanya, dan
orang orang yang depresi akan kehilangan berat badan selama periode waktu.
Ironisnya,walaupun individu yang depresi sering memulai berpantang makan dan
olahraga sehingga kehilangan keinginan secara berlanjut.
Faktor yang penting lainnya
adalah incentives. Incentives adalah isyarat eksternal yang mengaktifkan
motif. Aroma ikan panggang membuatmu lapar,dan pemandangan makanan penutup membuat nafsu makan. Incentive
memiliki efek melalui mekanisme otak yang sama yang meregulasi rasa lapar
secara biologis. Pemandangan makanan
menyebabkan saraf di hipotalamus terangsang, tentunya jika itu adalah
makanan favorit,dan aroma makanan merangsang
membebaskan insulin,yang merangsang rasa lapar dengan menyebabkan gula
dalam darah turun.
2.1.2. KEHAUSAN
/THIRST
Sama
seperti kita harus mengkontrol asupan makanan untuk bertahan, kita juga harus
mengatur asupan air. Mekanisme yang turut berperan serta dalam haus juga
terdapat di hipotalamus, sama seperti lapar.
Regulasi
Biologis Rasa Haus
Sistem
minum dan sistem berhenti minum diatur oleh bagian yang berbeda di hipotalamus.
Kerusakan pembedahan pada sistem minum mengakibatkan makhluk tersebut untuk
menolak air; kerusakan pada sistem berhenti minum berakibat dalam minum yang
berlebihan. Walaupun kontrol utama untuk haus menempati tempat yang sama dalam
hal lapar, mereka bekerja terpisah dengan menggunakan neuro transmitter yang
berbeda. Hipotalamus menggunakan tiga isyarat dalam pengaturan minum:
1. Mouth Dryness:
Kekeringan dimulut adalah isyarat haus yang dimana sangat mudah untuk kita
sadari. Pada tahun 1920-an, biologis, Walter Cannon mempelajari peran serta
dari kekeringan mulut dalam kehausan, kali ini menggunakan dirinya sendiri
sebagai subjek. Setelah meminum air dalam jumlah yang banyak dan memastika
bahwa ia tidak haus lagi, dia menyuntikkan dirinya dengan obat yang
menghentikan aliran liur. Dalam sekejap, ia merasa haus. Cannon menyimpulkan
bahwa kekeringan mulut adalah isyarat yang mengarahkan kita kepada sensasi
haus, namun ia baru sebagian dari benar. Kita sekarang tau, bahwa faktor lain
juga mempunyai peran yang penting.
2.
Cell Fluid Levels: Ketika jumlah air
keseluruhan di dalam tubuh menurun, konsentrasi garam pada cairan tubuh
meningkat. Kepentingan dari pengaturan haus adalah garam sodium yang terdapat
dalam cairan diluar dari sel-sel tubuh. Menurunnya kadar air dalam cairan
tubuh, walaupun hanya satu sampai dua persen saja, dapat meningkatkan
konsentrasi sodium yang cukup banyak untuk mengeluarkan air dari dalam sel-sel
tubuh dan membuatnya kekurangan air. Hal ini terjadi pada seluruh sel yang ada
di tubuh kita, tapi ketika sel khusus tertentu dalam pusat minum di hipotalamus
mengalami kekurangan air dan menyusut, mereka akan mengirim beberapa pesan
untuk membenarkan situasi. Khususnya,
mereka mengirimkan sinyal kimia kepada pituitary gland, yang berada tepat dibagian bawah dari hypotalamic
drink center, untuk mensekresikan antidiuretic
hormone(ADH) kedalam aliran darah. Saat ADH mencapai ginjal, maka ginjal
akan mengkonservasi air di dalam tubuh dengan menyerap kembali air didalam
urin. Selain itu, hypotalamic center secara simultan mengirim pesan haus kepada
cerebal cortex, dimana akan memulai mencari air untuk diminum.
3. Total Blood Volume:
isyarat ketiga yang digunakan hipotalamus untuk mengatur haus adalah jumlah
keseluruhan dari darah. Sebagaimana volume air dalam tubuh menurun, volume
darah –yang sebagian besar disusun oleh air- juga ikut menurun. Menurunnya
volume darah dalam tubuh, pertama kali disadari oleh ginjal. Ginjal bekerja
dalam dua cara. Pertama, mereka mengakibatkan pengangkut darah untuk mengigat
agar mengimbangi karena penurunan jumlah darah. Kedua, dalam rangkaian kimiawi,
mereka mengakibatkan pembentukan suatu zat, angiotensin di dalam darah. Ketika angiotensin mencapai
hipotalamus, pusat minum mengirim pesan haus ke cerebral cortex, yang pada
akhirnya mengarahkan kita untuk mencari cairan.
Faktor
Psikologis Kehausan
Faktor
psikologis juga mempunyai peran serta dalam pengaturan minum, walaupun peran
ini tidak mempunyai peran yang besar dibandingkan dengan lapar. Mempelajari pengaruh
minuman yang kita minum dan kapan kita meminumnya. Insentif, seperti melihat
segelas air, mungkin mengaktivasi rasa haus di dalam diri seseorang adapun yang
tidak. Stress dan emosi juga mempunyai efek kecil dalam meminum dibanginkan
memakan, kecuali minuman tersebut mengandung alkohol atau perangsang, yang
dapat mengubah mood kita.
2.2 MOTIVASI PSIKOLOGIS
Motif psikologi
adalah motif yang berhubungan dengan kebahagiaan individu dan kesejahteraan,
akan tetapi bukanlah untuk bertahan hidup. Lebih dari motif primer, motif
psikologi amat sangat setuju bahwa motif tersebut disebabkan oleh pengalaman.
Beberapa motif psikologi dapat ditemukan di dalam setiap anggota spesies yang
normal dan terlihat seperti hal yang telah dibawa dari lahir, walaupun beberapa
terlihat dapat dipelajari. Pada bagian ini, kita akan melihat tiga motif
psikologi, yaitu : kebutuhan akan stimulus baru, kebutuhan akan menjalin
hubungan dengan yang lainnya, kebutuhan akan penghargaan ataupun prestasi.
A. MOTIVASI STIMULUS : MENCARI
STIMULUS BARU
Stimulus baru merupakan pengalaman yang baru atau
berubah. Misalnya apakah kita pernah masuk kedalam sebuah rumah yang kosong
atau sepi dan menghidupkan radio ataupun televisi hanya untuk membunuh
kesunyian? Atau ketika kita sedang menulis sepanjang hari lalu kemudian kita
akan berjalan-jalan sejenak ataupun mengobrol dengan orang lain hanya untuk
mencari sedikit hiburan. Hampir kebanyakan orang dapat dengan mudah merasa
bosan jika hanya terdapat sedikit stimulus dari keseluruhannya atau jika
stimulus tersebut tidak berganti atau berubah. dan jika kita tidak melakukan
aktifitas selama beberapa saat, kita hampir selalu mulai merasakan kebutuhan
akan sebuah kegiatan.
Teori
Optimal Arousal
Jika
kita hanya merasakan sedikit stimulus, hal itu akan membuat kita merasa tidak
senang dan akan memotivasi kita untuk menambah stimulus. Terlalu banyak
stimulus juga tidak menyenangkan karena akan memotivasi kita mencari cara untuk
menguranginya. Oleh karena itu, Level optimal arousal adalah kebutuhan nyata manusia
atas suatu tingkat yang nyaman dari stimulus, yang diperoleh dengan tindakan
mengurangi atau menambah stimulus tersebut.
Para
psikolog telah memperkirakan bahwa setiap individu berusaha keras untuk
memelihara tingkat optimal arousal di dalam system saraf. Karena ternyata kita
akan merasa tidak nyaman dan senang jika berada di atas atau di bawah level
optimal arousal tersebut.
Arousal
berhubungan dengan formasi reticular aktivitas otak dan bagian simpatetis dari
system saraf otonom. Individu dapat bertahan di level arousal yang tinggi dan
rendah, tetapi dia termotivasi untuk mencapai suatu kenyamanan level optimal
arousal dengan melakukan perbuatan menambah taupun mengurangi stimulus.
AROUSAL
DAN PERFORMA : HUKUM YERKES-DODSON
Bukan hanya konsep motivasi arousal yang penting, hal ini
juga dihubungkan dengan efisiensi dari performa atau perlakuan kita di berbagai
situasi. Jika arousal terlalu rendah, performa kita akan kurang dan tidak
cukup. Jika performa terlalu tinggi mungkin akan menjadi terganggu dan kacau.
Seperti misalnya pemain sepak bola
bermain “warm up” dan “psych up” secara fisik dan emosi untuk mencapai
level Arousal yang tinggi untuk permainan ini. Hal ini akan menjadi lebih sulit
untuk melampaui level Arousal ideal yang dibutuhkan untuk olahraga yang
berhubungan dengan kekuatan fisik.
MOTIVASI
KEANGGOTAAN
Motive for affiliation atau Motif Keanggotaan adalah
kebutuhan untuk bersama dengan orang lain dan untuk memiliki hubungan pribadi.
Manusia adalah makhluk sosial oleh karena itu manusia pada umumnya butuh untuk
memiliki kontak reguler dengan manusia lainnya. Kebutuhan untuk keanggotaan ada
di setiap manusia normal, tetapi banyak penelitian pada pembahasan ini berpusat
pada perbedaan antara individu yang memiliki tingkat motif yang berbeda.
Individu yang memiliki tingkat kebutuhan keanggotaan yang tinggi, sebagai
contoh, akan lebih memilih untuk bersama dengan orang lain daripada memuaskan
motif atau keinginan mereka yang lainnya. Ketika ditanya untuk menampilkan
tugas menulis dengan seorang rekan atau teman, individu dengan kebutuhan
keanggotaan yang tinggi tetapi rendah dalam kebutuhan akan prestasi memilih
untuk bekerja dengan orang lain, dengan menghiraukan seberapa kompeten teman
mereka tersebut. Dan kebalikannya, individu dengan kebutuhan keanggotaan yang
rendah tetapi tinggi dalam kebutuhan akan prestasi mmilih bekerja sama dengan
orang yang mereka percaya akan lebih kompeten.
Dua teori telah dianjurkan untuk menjelaskan kebutuhan
nyata mereka didalam keanggotaan. Beberapa percaya bahwa motivasi keanggotaan
adalah suatu kebutuhan yang telah ada sejak lahir yang didasari atas seleksi
alam. Manusia pada zaman batu yang memilih berburu sendiri akan lebih memiliki
sedikit kemampuan dalam berburu binatang besar untuk makan dan untuk menghindari
menjadi mangsa bagi binatang lainnya,
dan keseluruhannya untuk bertahan hidup, daripada manusia yang merasakan
kebutuhan untuk hidup dan berburu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
kekuatan alam ini mungkin telah menyeleksi manusia dengan kebutuhan untuk keanggotaan. Psikolog lainnya,
bagaimanapun, percaya bahwa setiap manusia belajar motif untuk bersatu atau
bersama-sama berdasarkan pengalaman belajar mereka masing-masing.
Karena pengalaman bayi disuapi, dibersihkan, digelitik,
dijaga kehangatannya, dan bentuk positif lainnya dari lingkungan dengan
kehadiran manusia yang baru lahir, kehadiran manusia lainnya mungkin menjadi
“stimulus positif” berdasarkan classical conditioning. Tersenyum, mengangkat
lengan bayi untuk memeluknya, dan sebagainya bahkan memberikan pengaruh yang
menyenangkan, lalu perilaku yang menunjukkan keinginan untuk bersama akan
mungkin menjadi penguatan yang positif bagi si bayi tersebut.
Motif untuk keanggotaan tersebut mungkin berhubungan
dalam beberapa hal untuk keadaan yang lebih baik bahwa manusia yang saling
berhubungan, berkumpul bersama, akan menerima beberapa dukungan motivasi
keanggotaan yang akan muncul menjadi lebih kuat ketika kita mengalami masalah.
Stanley Schachter telah menghubungkan sejumlah eksperimen didalam hubungan
antara kecemasan dan kebutuhan akan keanggotaan atau persatuan. Dalam suatu
jenis eksperimen, mahasiswa perempuan dibawa ke laboratorium dalam grup yang
kecil. Disana mereka bertemu dengan seorang pria yang memakai jas putih yang
memperkenalkan dirinya sebagai Dr.Gregor Zilstein, seorang profesor neurology
dan psikiatri. Dia bercerita kepada setengah dari pertisipan penelitian bahwa mereka akan berpartisipasi dalam sebuah
eksperimen yang meliputi kejutan listrik yang menyakitkan dan mereka
ditunjukkan alat kejut yang dilarang
dalam gambar latarbelakang. Dia bercerita kepada setengah dari
partisipan lainnya bahwa mereka hanya akan menerima kejutan yang intensitasnya
kecil, yang mereka akan alami hanya sebagai gelitikan belaka.
Kelompok pertama dibuat
jauh lebih cemas daripada kelompok kedua, seperti ditunjukkan oleh tingkat
kegelisahan mereka. Kedua kelompok ini diberikan pilihan untuk menunggu sendiri
di dalam ruang tunggu pribadi atau bersama-sama di dalam ruang tunggu kelompok.
Seperti perkiraan Schacter, hampir dua per tiga dari subjek yang dibuat merasa
cemas memilih untuk menunggu dalam kelompok, yang mengindikasikan kebutuhan
atas keanggotaan yang tinggi. Bagaimana pun, hanya sepertiga dari anggota
kelompok yang memiliki tingkat kecemasan yang rendah memilih untuk menunggu
bersama-sama.
Pembelajaran yang berikut hampir sama menunjukkan bahwa
setiap hari pengalaman yang menyakitkan,seperti kegagalan dalam tes masuk
universitas, meningkatkan kita untuk bersatu dengan yang lainnya. Disisi lain,
beberapa orang memilih untuk memiliki motivasi keanggotaan yang lebih daripada
yang lainnya dibawah kebanyakan keadaan. Dan ketika kepingan tersebut
jatuh,seperti ketika mereka berperang melawan kanker, mereka lebih lagi seperti
mencari dukungan emosional dari anggota keluarga.
ACHIEVEMENT MOTIVATION
Orang
yang berbeda memiliki pengertian yang berbeda tentang
Kesuksesan dan motif yang berbeda
karena mereka ingin mencapai kesuksesan sesuai dengan cara mereka masing-masing. Nah seperti motif untuk memperoleh kesuksesan dalam
dunia perkuliahan. Bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan di perguruan tinggi? Apakah
kita menginginkan nilai-nilai yang bagus, atau apakah kita ingin belajar
tentang banyak informasi baru dan menarik ? Andrew Elliot dan Marcy Church (1997) dari University of Rochester telah melakukan studi yang menarik
dan penting dari motivasi berprestasi antara mahasiswa.
Elliot
dan Church
membedakan tiga
elemen
kunci dalam
motivasi untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar :
1.Mastery
Goals.
Orang dengan mastery goals yang tinggi secara intrinsik akan termotivasi
untuk mempelajari informasi baru yang menarik dan penting. Mereka menikmati
kursus menantang jika mereka beranggapan bahwa kursus tersebut dapat membantu
mereka menguasai informasi baru, dan mereka akan merasa sedikit kecewa dengan
program pembelajaran yang mudah di mana mereka mendapatkan nilai bagus tetapi
dapat hanya dengan cara sedikit belajar.
2.Performance-approach goals.
Orang dengan
performance-approoach goals akan termotivasi bekerja keras untuk mendapatkan
nilai yang lebih baik daripada siswa lain dan untuk mendapatkan rasa hormat
dari orang lain.
3. Performance-avoidance goals.
Orang dengan
performance-avoidance goals akan termotivasi untuk bekerja keras untuk
menghindari mendapatkan nilai yang buruk dan tampak tidak cerdas dihadapan
orang lain.
Bagaimana
kita mengurutkan tingkatan akan
pentingnya tiga
sumber motivasi
berprestasi untuk
diri sendiri dan teman?
Masing-masing tiga
jenis
tujuan
motivasi
akan
diaktifkan
dan bekerja
langsung yang
akan membantu kita untuk sukses,
tapi Elliot dan
Church percaya bahwa kedua hal tersebut
akan menimbulkan akibat
yang agak berbeda.
Pada awal
perkuliahan tentang psikologi
kepribadian,
para siswa menjawab pertanyaan
tentang tingkat
masing-masing
tiga jenis
motivasi berprestasi.Di
akhir tes tersebut, siswa melengkapi pengukuran tentang seberapa besar mereka
merasa nyaman dan rileks dan menilai perkuliahan tersebut, dan peneliti memakai
tingkat perkuliahan mereka untuk melihat seberapa baik performa mereka saat
mengerjakan tes tersebut.
Tipe
achievement motivation yang berbeda dihubungkan dengan hasil yang berbeda pada
akhir tes tersebut. Tidak terlalu mengejutkan, siswa dengan mastery goals yang
tinggi melaporkan bahwa mereka lebih menikmati perkuliahan tersebut. Hal ini
terutama benar jika mereka juga rendah di performance-approach goals menjadi
termotivasi untuk membuat tingkatan mereka menjadi lebih bagus. Siswa dengan
tingkat performance-approach goals yang tinggi membuat tingkatan mereka lebih
baik, terkhusus jika mereka memiliki mastery goals yang rendah.
Keinginan
untuk mengesankan orang lain dengan membuat nilai bagus tidak menyebabkan nilai
yang lebih baik, tapi sayangnya, yang ingin belajar materi untuk kepentingan
diri sendiri kadang-kadang mendapat nilai yang baik. Para siswa yang membuat
tingkatan terendah juga memiliki
tingkatan yang rendah dalam performances-approach dan mastery goals (mereka
memiliki sedikit motivasi positif dari kedua goals tersebut untuk belajar materi pelajaran) atau mereka
memiliki kinerja tinggi dalam hal performance-avoidance goals (mereka hanya
memiliki motivasi negatif untuk belajar materi) . Siswa dengan
performance-avoidance goals yang tinggi pada saat awal dimulainya perkuliahan
juga melaporkan bahwa mereka menikmati isi perkuliahan tersebut lebih sedikit
dibandingkan dengan siswa lainnya.
Dan hal inilah yang sebenarnya cara
untuk mengerti motivasi prestasi seseorang untuk sukses di perkuliahan, kita
butuh dengan apa yang orang inginkan dan mengapa mereka menginginkan hal
tersebut. Baik tujuan kita dan motivasi kita untuk mencapai hal tersebut memiliki dampak atas keberhasilan
kita dalam bidang lainnya.
Seolah-olah motivasi prestasi tidak cukup ideal, kita juga harus memperhatikan Fear of Success atau Ketakutan Akan Sukses untuk memahami motivasi seseorang dalam mencapai tujuan mereka. Fear of Success adalah ketakutan dari konsekuensi sukses, pada umumnya untuk membuatnorang lain menjadi iri.
Seolah-olah motivasi prestasi tidak cukup ideal, kita juga harus memperhatikan Fear of Success atau Ketakutan Akan Sukses untuk memahami motivasi seseorang dalam mencapai tujuan mereka. Fear of Success adalah ketakutan dari konsekuensi sukses, pada umumnya untuk membuatnorang lain menjadi iri.
SOLOMON’S OPPONENT-PROCESS THEORY OF ACQUIRED
MOTIVES
Richard Solomon dari Universitas Pennsylvania
mengusulkan sebuah teori yang memiliki implikasi penting bagi studi kita
mengenai motivasi baru, khususnya hal yang sulit dijelaskan dengan cara atau
perspektif yang berbeda. Misalnya mengapa orang suka melakukan hal-hal yang
menakutkan atau hal-hal yang aneh. Misalnya parachute jumping, menonton film
horror/monster, hobi donor darah, tidak takut api yang besar, pembedahan, dan
lain sebagainya. Atau mengapa orang sangat tergantung pada pasangannya padahal
mereka sudah tidak nyaman lagi bersama mereka?
Solomon menemukan 2 komponen pada setiap reaksi pada
sebuah situasi emosional. Komponen pertama ia sebut reaksi A. Bersifat
sementara dan kuat. Contohnya ketika menerima sebuah penghargaan, seseorang
mungkin merasa hebat dan bahagia pada saat memegang medali atau sertifikat.
Respon ini mungkin berhubungan dengan aktivitas neural di otak; cepat dan
hampir bersamaan dengan pengalaman emosi yang menyebabkan rangsangan.
Komponen kedua ia sebut reaksi B yang merupakan lawan
dari reaksi A. Jika reaksi A adalah kesenangan, maka B adalah kesedihan dan
sebaliknya. Reaksi B lebih lambat dibuat dan lebih lambat dihilangkan. Sejam
setelah dapat hadiah, seseorang bisa saja sedikit down tetapi perasaan itu berangsur hilang sejalan berakhirnya hari.
Contoh nya pada kegiatan parachute jumping. Penerjun
pemula merasa ketakutan saat akan terjun dari pesawat. Ini adalah reaksi A,
respon yang cepat dan kuat pada sebuah situasi. Setelah melakukan lompatan dan
mendarat, penerjun pemula tersebut akan merasa sangat luar biasa, sangat
berbahagia. Inilah reaksi B, pantulan dari ketakutan awal dan kesenangan karena
mampu menaklukkan ketakutan tersebut. Selama lompatan tersebut, sebelum parasut
dibuka, penerjun pemula mengalami perasaan yang menyeramkan. Mereka berteriak,
pupil membesar, mata menonjol, tubuhnya melengkung dan kaku, jantung berdegup
cepat, dan peranfasan tidak teratur. Setelah mendarat dengan aman, mereka akan
berjalan dengan wajah yang tanpa ekpresi untuk beberapa saat. Tetapi setelah
itu mereka mulai senyum, berbicara sambil menggerakkan tangan dan sangat
gembira.
Opponent-process
theory juga menjelaskan mengapa orang bisa belajar untuk menikmati atau
menyenangi hal-hal yang aneh. Contohnya film horor. Film ini awalnya menakutkan,
tetapi setelah itu menjadi biasa saja dan pada akhirnya menjadi menyenangkan. Begitu juga halnya Seorang dokter bedah yang menikmati
pembedahan, dan pemadam kebakaran yang tidak takut dengan api besar. Dalam
setiap kasus tersebut kejadian yang pada awalnya menakutkan dan traumatis menghasilkan reaksi B yang
menyenangkan, bahkan menyebabkan ketagihan.
Contoh lain adalah donor darah. Donor darah bisa juga
membuat ketagihan. Pada saat pertama kali mendonor seorang pendonor mengatakan
bahwa ia merasa gelisah, ragu, curiga, marah, dan gugup. Setelah donor, ia
merasa santai, riang, dan murah hati. Semakin sering seseorang mendonorkan
darah, semakin sedikit efek negative yang dirasakannya dan efek positif semakin
banyak. Tanpa disadari mereka memperoleh respon positif untuk donor darah.
Bagaimana dengan kecanduan Obat-obatan terlarang?
Pada mulanya, kecanduan narkotika menimbulkan reaksi A
yang besar. Contohnya rasa bahagia yang besar, dan sedikit depresi setelah itu.
Ini sering disebut periode bulan madu dalam kecanduan. Tetapi setelah kegiatan
ini diulang terus, kebahagiaan itu berkurang secara drastis. Reaksi B semakin
kuat. Dalam kasus ini berarti efek negatif semakin kuat. Segera, stimulus yang
adiktif sangat dibutuhkan, karena periode penarikan diri sangat tidak
menyenangkan, tidak ada yang istimewa dari Narkotika. Inilah akhir bulan madu
tersebut.
Hal ini tidak selalu
terjadi. Lalu kapan peristiwa seperti ini tidak terjadi? kapan kesenangan dari
sebuah aktivitas itu tidak hilang?
Jawaban singkatnya adalah ketika reaksi A tidak cukup kuat, tidak
diulang terlalu sering. Orang yang terbiasa minum anggur pada saat makan malam
tidak akan bosan melakukannya atau mencari sesuatu yang lain yang lebih
menantang. Orang yang minum anggur pada malam hari tidak akan mengalami hangover (perasaan sakit setelah minum
anggur atau minuman keras) keesokan harinya.
Mengapa sulit
mengakhiri hubungan yang loveless?
Contohnya kamu menyukai seorang pria yang baru kamu kenal dan
tergila-gila akannya. Perasaan itu diikuti oleh perasaan yang kontras,
merindukannya ketika tidak bersama denganmu. Positifnya tidak hanya bersama
dengannya tetapi juga mendapatkannya juga menguatkan karena menghentikan
perasaan negative yaitu merindukannya. Lagi pula ketika perasaan positf
berkurang, perasaan rindu semakin kuat. Kalau kamu berhenti melihatnya karena
perasaan positif mu hilang, ini lah perasaan negative merindukannya untuk
kembali lagi. Inilah penjelasan Solomon mengenai mengapa susah mengakhiri
hubungan yang loveless. Bukan
kebahagiaan yang kamu rasakan, karena itu sudah lama hilang. Melainkan itu
adalah gejala penarikan diri yang sulit diterima. Bila kedengarannya seperti
kecanduan Narkotika, ini bukanlah suatu kebetulan. Solomon melihat kecanduan
heroin dan obat-obat lainnya sama. Awalnya kesenangan, diikuti perasaan yang
tidak nyaman. Setelah penggunaan rutin, kesenangan berkurang. Tetapi rasa
kenikmatan memburuk. Ini adalah perasaan yang memotivasi mengonsumsi lebih
banyak narkotika lagi, tidak mengurangi kesenangan yang dibawa obat-obatan
tersebut.
Teori Solomon tidak relevan intuk semua motivasi, tetapi membantu kita
memahami beberapa motivasi yang membingungkan.
MOTIVASI INTRINSIK
Penting untuk membedakan motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Berbicara tentang motivasi intrinsik adalah ketika manusia
dimotivasi oleh aktivitas alamiah, menguasai sesuatu yang baru dengan senang
hati, atau konsekuensi alamiah dari aktivitas tersebut.
Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk
mendapatkan pengetahuan baru merupakan suatu motivasi intrinsik. Demikian juga
dengan orang yang menyumbang pada kegiatan amal dan tidak memberitahukan
namanya. Ia ingin menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga termasuk
kepada motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.
Motivasi Intrinsik ada dua, yakni :
Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik
menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini manusia percaya bahwa
mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau
imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat
internal dalam tugas sekolah naik apabila murud punya pilihan dan peluang untuk
mengambil tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam
sebuah studi murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri
eksperimen mereka, akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik
laboratorium ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan
guru yang ketat. (Rainey 1965)
Pengalaman Optimal
Csikzentmihalyi menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman
optimal dalam hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan
terjadi ketika oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat
melakukan suatu aktivitas. Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi
ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit
tetapi juga tidak terlalu mudah. Flow
paling mungkin terjadi di area dimana manusia ditantang dan menganggap mereka
diri mereka punya keahlian yang tinggi. ketika keahlian manusia tinggi, tetapi
aktivitas yang dialaminya tidak menantang hasilnya adalah kejemuan. ketika
level tantangan dan keahlian adalah rendah hasilnya adalah apati. dan ketika
manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa mereka tangani, mereka
merasa cemas.
BAGAIMANA MENAIKKAN MOTIVASI INTRINSIK?
Pujian adalah salah
satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang khususnya anak. pertanyaan nya
adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik atau justru
menurunkan motivasi intrinsik.
Pujian dapat menaikkan motivasi intrinsik apabila
pujian tersebut :
Ø
Menyatakan bahwa anak sukses bukan karena talenta atau
kemampuan alamiah anak tersebut tetapi karena usahanya.
Ø
Tulus dan tidak menyatakan bahwa anak tersebut
dikontrol oleh orangtuanya.
Ø
Tidak membandingkan anak dengan anak yang lain.
Ø
Menyatakan secara tidak langsung bahwa orangtua punya standar
untuk perilaku anak dan meyakinkan bahwa anak tersebut mampu mencapai target
tersebut dengan usaha.
Pada kenyataannya pujian yang berlawanan dengan pujian diatas dapat
menurunkan motivasi intrinsik (Henderlong dan Lepper 2002). contohnya jika anak
menulis sebuah puisi yang bagus untuk gurunya, menurut Henderlong dan Lepper
pujian yang bisa menaikkan motivasi intrinsik anak tersebut adalah :
“saya suka sekali puisi ini. apalagi cara kamu membandingkan dedaunan
dan lagu. itu pasti butuh banyak konsentrasi. “
Sementara itu pujian yang mengurangi motivasi intrinsik anak seperti :
” Ini luar biasa! lihat, aku sudah mengatakan bahwa kamu adalah
satu-satunya murid yang jenius dikelas Mrs.Long. kalau kamu terus menulis dan
menulis setiap malam seperti yang Ibu bilang kamu pasti semakin hebat.
Universitas Harvard dan Yale pasti untukmu.”
MOTIVASI EKSTRINSIK
Motivasi manusia yang
diaktifkan oleh penghargaan dari luar. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu
untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas
Matematika tetapi mengerjakan tugas matematika karena aka nada hadiah jika
jawabannya benar. Maka ia termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu
bukan karena tertarik pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang
ditawarkan. Sama halnya dengan seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai
yang baik. Alasan utamanya adalah ingin dikagumi rekan-rekannya bukan karena
ketertarikannya pada pekerjaan tersebut. Hal ini juga merupakan motivasi
ekstrinsik.
Orang yang termotivasi
secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih menikmati pekerjaan
mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang dimotivasi secara
ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman belajar kita. Contohnya
anak dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu menarik dan penting
memiliki motivasi intrinsik untuk belajar di sekolah.
Barangkali permasalahan
yang paling signifikan dalam memperhatikan perbedaan motivasi intrinsic dan
motivasi ekstrinsik adalah pertanyaan kapan penghargaan dari luar harus
diberikan orangtua, guru dalam usaha untuk meningkatkan motivasi? Kapan saat
yang tepat untuk menggunakan motivasi ekstrinsik dalam bentuk positive
reinforcement untuk meningkatkan frekuensi beberapa perilaku?
Fakta menyatakan bahwa
jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa motivasi intrinsic
tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan dalam meningkatkan
frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka matematika akan
lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan misalnya.
Sementara itu jika individu tersebut sudah memiliki motivasi intrinsic untuk
melakukan sesuatu aktivitas, menambahkan motivasi ekstrinsik justru dapat
mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya ada anak yang suka menggambar di
sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah setiap kali ia
menggambar dengan baik maka mereka
akhirnya jarang menggambar disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak
studi yang menyatakan bahwa kita harus berhati-hati untuk memberikan motivasi
ekstrinsik yang tidak penting karena bisa menurunkan motivasi intrinsik.
MASLOW’S HIERARCHY OF MOTIVES
Abraham Maslow (1970) mengemukakan teori yang menarik mengenai
motivasi-motivasi manusia. Menurut Maslow kita tidak diselimuti oleh
motivasi-motivasi yang membingungkan. Motivasi-motivasi kita diatur dan disusun
dalam sebuah hirarki yang disusun berdasarkan yang paling dasar sampai pada
tingkat lanjutan. Hirarki tersebut
disajikan dalam salah satu bentuk segitiga yang kita kenal dengan nama
“piramida kebutuhan” . Di dalamnya terdapat susunan-susunan kebutuhan manusia
dimana semakin ke bagian atas(puncak) maka semakin kecil pula ruang lingkupnya.
- Kebutuhan fisiologis
(physiological needs), seperti : rasa
lapar, haus, istirahat dan sex. Disebut juga kebutuhan primer
manusia,dimana ini merupakan kebutuhan dasar yang memang harus di penuhi.
Kebutuhan ini meliputi sandang,pangan,papan.
- Kebutuhan rasa aman (safety
needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologis dan intelektual. Kebutuhan ini
menyangkut pada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang
dalam jabatannya, tanggung jawabnya juga wewenangnya.
- Kebutuhan akan kasih sayang
(love needs), kebutuhan ini berupa
kebutuhan untuk saling bekerja sama dalam kelompok kerja. Kebutuhan untuk
diikut sertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan
dan tumbuhnya rasa kebersamaan dalam kehidupan.
- Kebutuhan akan harga diri
(esteem needs), yang pada umumnya tercermin
dalam berbagai simbol-simbol status. Kebutuhan akan prestasi ditunjukan
dengan adanya kebutuhan akan kedudukan dalammasyarakat.
- Aktualisasi diri (self
actualization), dalam arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan
maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat
ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat
kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di
bawahnya.
KEKELIRUAN
PIRAMIDA MASLOW
Piramida Maslow
menciptakan sebuah paradigma tentang kondisi manusia yang lebih mengutamakan
kebutuhan untuk bertahan hidup , yakni kecukupan fisiologis, apa pun
risikonya. Piramida ini memang memberikan ruang bagi kebutuhan yang lebih
tinggi. Namun , dalam model Maslow , kebutuhan yang lebih tinggi ini baru
bisa dipikirkan jika kebutuhan yang lebih mendasar akan kecukupan fisiologis
dan kemanan telah terlebih dahulu terjamin.
Sederhananya
jika demikian yang dipahami , maka manusia akan lebih mendahulukan kebutuhan
akan fisiologis terlebih dulu , kemudian baru kepada kebutuhan yang lebih
tinggi. Seseorang akan bisa berbuat apapun dengan mengorbankan kebutuhan
seperti harga diri untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.
Demi memenuhi
hasrat biologisnya(sex) misalnya , seseorang akan dengan rela
mempertaruhkan martabat dan harga dirinya. Seorang yang kelaparan bisa
saja membuat seseorang berusaha mengorbankan harga diri dan rasa amannya untuk
mengambil yang bukan haknya. Dan , jika seorang pencuri gagal dalam
melaksanakan aksi pencuriannya dan digelandang polisi, ia mungkin masih bisa
tersenyum bahkan tertawa-tawa. Hal itu, karena dia tidak membutuhkan rasa aman
atau harga diri. Ingat , Menurut Teori Maslow kebutuhan yang lebih tinggi
hanya akan terpenuhi jika kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Tidak ada suatu
jaminan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar seperti harta,makanan dan sandang
akan selalu menjami kebahagiaan seseorang. Meraka yang berfikir demikian justru
malah bisa melakukan hal-hal negatif yang menurunkan nilai dan menghancurkan
diri mereka sendiri . Cenderung mudah untuk berbuat sombong, brutal, marah dan
anarkis. Manusia yang berfikir dan memahami jalan spiritual akan melakukan
tindakan sebaliknya , mereka berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan
fisiologisnya . Mereka lebih tertarik untuk menaikkan derajat kemanusiaan,
menghaluskan budi, menerawang masa depan, menjernihkan nurani dan mencapai
posisi ketenangan batin.
Inilah yang sampai sekarang menjadi bahan kritikan,
adalah mengenahi kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan mencapai
aktualisasi diri. Jika kita pahami secara mendalam kebutuhan yang paling
tinggi inilah yang sebenarnya merupakan kebutuhan dasar manusia (bukan kebutuhan
fisiologis) yang akan membawa kepuasan dan kebahagian. Karena pada hakikatnya
manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk mencari makna dan nilai.
Dengan makna dan milai tersebut, kita akan mengerti bagaimana makna dan
tujuan dapat menggerakan hidup kita. Tanpa ada Makna dan Nilai , kita akan
sakit atau mati. Hal ini diperkuat oleh pendapat Carl Rogers, seorang ahli
psikologi . Menurutnya, aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.
mantap,,
BalasHapusTerima kasih :)
Hapussangat bagus
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fkurniawan.wordpress.com