Pages

Jumat, 28 Juni 2013

Motivasi dalam Psikologi

                         






DEFINISI MOTIVASI
            Istilah motivasi merujuk pada sebuah keadaan internal yang mengaktifkan dan memberikan petunjuk kepada pikiran kita. Seseorang mulai lapar apabila melihat iklan makanan di televisi mengingatkannya bahwa dia memiliki makanan di kulkas dan menuju ke dapur. Jika motiv rasa lapar tidak diaktifkan,mungkin motifnya untuk berhasil di sekolah dapat memberikan arahan yang berbeda kepadanya-mungkin membaca buku psikologi. Jika semua motifnya tidak diaktifkan,dia tidak akan melakukan apa apa. Motif adalah pusat kehidupan kita yang membangkitkan dan mengarahkan apa yang kita pikirkan,rasakan,dan kita lakukan.

Beberapa motif seperti rasa lapar berasal dari keadaan psikologis internal.karena kita akan melihat,beberapa factor internal,seperti tingkat gula dalam darah,penting dalam meregulasi rasa lapar. Tetapi motif lain,seperti motif motif untuk sukses,tidak berdasarkan pada eadaan psikologis internal yang sederhana.untuk semua motif,isyarat eksternal berperan penting. Contohnya,mendengar teman kita cemas mengenai ujian psikologi akan menjadi isyarat eksternal yang menstimulasi motifnya untuk sukses.
2.1 Motivasi Primer : Kebutuhan Biologis
Kebanyakan motif dari manusia adalah kebutuhan untuk hidup, seperti: makanan, minuman, kehangatan, istirahat, menghindari rasa sakit, dan lain sebagainya. Kami menganggap hal ini sebagai motif utama, dikarenakan kita harus mememenuhi kebutuhan tersebut, bila tidak, kita akan mati. Motif seksual juga dianggap sebagai motif utama, tapi bukan karena kita akan mati bila tidak memenuhi kebutuhan ini, namun karena spesies tidak akan bereproduksi dan bertahan apabila kebutuhan seksual tidak terpenuhi.
Homeostatis
Kebanyakan dari motif utama didasarkan dari kebutuhan tubuh untuk menjaga tingkat tertentu dalam elemen kehidupan utama, seperti: kadar gula dalam darah untuk memelihara sel-sel tubuh, kadar air di dalam tubuh, dan lain sebagainya. Hal-hal penting tersebut diatur oleh homeostatic mechanism. Mekanisme tersebut merasakan adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh dan menstimulasi aksi yang mengembalikan keseimbangan.

2.1.1        RASA LAPAR: PENGATUR  ASUPAN MAKANAN
Secara biologis,yang menandakanl rasa lapar bukanlah perut keroncongan.  Ini diatur oleh bagian kecil pada control rasa lapar,hipotalamus, memegang peranan dalam motivasi lapar.ini kecil tapi merupakan struktur  otak depan yang sangat penting yang pertama kali kita diskusi kan di bab 3 tentang pengatur banyak motivasi dan emosi.
            Kemajuan terakhir tentang pemahaman otak kita telah diungkapkan bahwa rasa lapar diatur oleh tiga pusat pada hipotalamus. Dua dari pusat kontrol hipotalamus ini bekerja berlawan. Sistem perangsang untuk makan,yang memberi kode untuk makan ketika makanan dibutuhkan,berada pada lateral hypothalamus,dan sistem rasa kenyang,yang memberhentikan makan ketika makanan yang cukup telah dikonsumsi,berada pada ventromedial hypothalamus.
            Studi pada tikus menunjukkan bahwa ketika lateral hypothalamus (sistem yang merangsang untuk makan) dirangsang dengan arus listrik,tikus yang sangat kenyang akan mulai makan lagi. Jika bagian  dari hipotalamus ini rusak,tikus akan makan sama sekali dan akan kelaparan sampai mati jika tidak diberi makanan buatan.  Sebaliknya,jika ventromedial hypothalamus  (sistem rasa kenyang) dirusak malalui pembedahan,tikus akan kelebihan makan sampai obesitas secara tiba tiba (kegemukan berlebihan). Nyatanya,kerusakan bagian sistem rasa kenyang menghilangkan sinyal homeostatis untuk memberhentikan makan ketika kita mengkonsumsi makanan yang cukup.
            Bagian ketiga dari hipotalamus yang berperan dalam meregulasi rasa lapar adalah paraventricular nucleus. Pusat ini menambah dan mengurangi nafsu makan dengan mengontrol kadar gula dalam darah.
            Informasi apa yang disampaikan ketiga pusat hipotalamus dalam meregulasi rasa lapar? Dua isyarat yang digunakan untuk meregulasi rasa lapar sehari hari dan isyarat ketiga digunakan untuk meregulasi berat badan jangka panjang.
1.      Kontraksi lambung.
Cannon dan washborn,membenarkan peranan  kontraksi lambung. Isyarat yang paling segera muncul dalam meregulasi rasa lapar berasal dari lambung. Kontraksi memberikan sinyal  rangsangan untuk makan menuju lateral hipotalamus ,sementara ketika  perut kenyang ,maka otak mengaktifkan sistem rasa kenyang ventromedial.
2.      Kadar gula darah.
Makan juga diregulasi pada waktu yang singkat berdasarkan jumlah gula dalam darah. Hipotalamus berisi neuron khusus yang secara langsung mendeteksi tingkat glukosa dalam darah . Hati,yang merupakan pabrik darah,mendeteksi  tingkat glukosa darah,dan bagian paling atas usus kecil,atau duodenum,mendeteksi gula dalam darah yang telah dimakan. Kedua organ ini mengirim pesan kimiawi ke paraventricular nucleus pada hipotalamus,yang berperan dalam pemberian kode atau memberhentikan makan.
Dua metode eksperimental melibatkan dua hormon yang disekresikan oleh pulau Langerhans. Ketika Insulin disuntikkan ke pembuluh darah seseorang yang sudah kenyang,ini menyebabkan tingkat glukosa menurun,dan seseorang merasa lapar. Sebaliknya,ketika hormon glukagon disuntikkan kedalam pembuluh darah seseorang yang sedang lapar, ini memproduksi peningkatan  glukosa darah dan seseorang tidak lagi merasa lapar.
Tingkat glukosa dalam darah adalah kunci mekanisme dalam kontrol rasa lapar yang singkat,jadi ini penting untuk mengerti sebuah fakta yang sederhana tentang gula darah dan rasa lapar.  Ketika kita makan,makanan memerlukan beberapa menit untuk dicerna dan masuk ke pembuluh darah dalam bentuk glukosa.  Jika kita makan dengan lambat, otak kita akan punya waktu yang cukup untuk mendeteksi peningkatan gula darah dan membuat kita merasa kenyang sebelum  kita makan lebih dari yang kita inginkan. Dengan kata lain,lebih cepat kita makan,semakin banyak kita makan sebelum isyarat kenyang.
3.       Kadar lemak tubuh.
Pemeliharaan jangka panjang dalam berat badan diatur oleh kemampuan hipotalamus mandeteksi kadar lemak dalam tubuh. Semakin banyak lemak pada sel sel adipose,semakin banyak leptin yang disekresikan. Ketika peredaran leptin mancapai hipotalamus,struktur didalam dan disekitar  ventromedial hipotalamus akan mendeteksinya. Ini menyebabkan  hipotalamus bereaksi dalam tiga cara untuk mengontrol berat badan. Pertama,ventromedial,pusat rasa kenyang, mengirimkan pesan langsung ke penghambat makanan. Kedua, ini memberikan sinyal kepada paraventricular nucleus untuk mengontrol rasa lapar dengan meregulasi tingkat gula dalam darah.
Aksi yang ketiga dilakukan oleh ventromedial pusat rasa kenyang  untuk mengontrol berat badan dalam merespon leptin yang ditemukan. Ini menyediakan sesuatu yang baru dan  bagian yang sangat menarik pada kesatuan sublimasi dalam tubuh manusia. Ketika  tingkat leptin tinggi,ventromedial hipotalamus mengaktifkan sistem saraf simpatik. Cabang yang sangat halus dari sistem saraf ini biasanya berakhir pada sel sel adipose. Rangsangan dari sel sel adipose dengan saraf simpatik menyebabkan terbakarnya lemak  .
Berat badan dan “ set point”
Meningkatnya sinyal lemak tubuh tidak hanya berarti kurang makan tetapi juga untuk meningkatkan  sel  metabolisme yang menyimpan lemak. Metabolisme merujuk kepada taksiran sel sel menggunakan energi. Sistem pemberian sinyal ini bekerja berbeda untuk setiap orang. Oleh karena itu,kita semua akan memiliki perbedaan  jumlah lemak tubuh . ini membimbing para ilmuwan untuk berhipotesis bahwa setiap orang memiliki set point yang berbeda untuk lemak tubuh, yang menentukan kapan ventromedial hipotalamus akan memberikan kode aksi untuk mengurangi makan dan meningkatkan metabolisme. Set point adalah pikiran menjadi seperti penunjuk bahwa kamu meletakkan pada rumah termostat mu untuk mengontrol tingkat panas,tetapi ini menentukan taksiran  dari metabolisme sel apakah lebih baik daripada taksiran panasmu membakar bahan bakar.
Rasa lapar yang spesifik
Sejak manusia makan sangat dipengaruhi oleh proses belajardan faktor psikologis lainnya.ini tidak mengenal apakah kita sebaik tikus dalam mendengarkan kebutuhan nutrisi tubuh kita. Tetapi  hasrat itu dapat mengatakan kepada kita  sesuatu yang penting.
FAKTOR FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM RASA LAPAR
Walaupun rasa lapar sangat jelas adalah suatu motif yang terkait kepada kebutuhan biologis,faktor faktor psikologis juga termasuk dalam pengaturan asupan makanan. Melalui maturasi dan belajar,sejak kita bayi yang hanya minum susu orang dewasa. Jika kita tumbuh besar di Amerika selatan,kita mungkin menyukai chitins (daging babi goreng) dan okra rebus. Seorang perempuan katolik menyukai daging sapi,daging babi, dan kerang,tetapi memakan makanan ini mungkin berlawanan bagi pemegang kepercayaan agama Hindu  dan jahudi. Belajar memerankan peran yang baik dalam menentukan apa yang kita makan,kapan kita makan dan bahkan berapa banyak kita makan. Studi tentang binatang menunjukkan bahwa tikus dan simpanse belajar untuk memakan apa yang akan dimakan dengan melihat binatang dewasa.
Emosi juga berperan dalam sistem makan. Orang orang yang cemas sering makan lebih banyak dari biasanya, dan orang orang yang depresi akan kehilangan berat badan selama periode waktu. Ironisnya,walaupun individu yang depresi sering memulai berpantang makan dan olahraga sehingga kehilangan keinginan secara berlanjut.
Faktor yang penting lainnya adalah incentives. Incentives adalah isyarat eksternal yang mengaktifkan motif. Aroma ikan panggang membuatmu lapar,dan pemandangan  makanan penutup membuat nafsu makan. Incentive memiliki efek melalui mekanisme otak yang sama yang meregulasi rasa lapar secara biologis. Pemandangan makanan  menyebabkan saraf di hipotalamus terangsang, tentunya jika itu adalah makanan favorit,dan aroma makanan merangsang  membebaskan insulin,yang merangsang rasa lapar dengan menyebabkan gula dalam darah turun.





2.1.2. KEHAUSAN /THIRST
Sama seperti kita harus mengkontrol asupan makanan untuk bertahan, kita juga harus mengatur asupan air. Mekanisme yang turut berperan serta dalam haus juga terdapat di hipotalamus, sama seperti lapar.
Regulasi Biologis Rasa Haus
Sistem minum dan sistem berhenti minum diatur oleh bagian yang berbeda di hipotalamus. Kerusakan pembedahan pada sistem minum mengakibatkan makhluk tersebut untuk menolak air; kerusakan pada sistem berhenti minum berakibat dalam minum yang berlebihan. Walaupun kontrol utama untuk haus menempati tempat yang sama dalam hal lapar, mereka bekerja terpisah dengan menggunakan neuro transmitter yang berbeda. Hipotalamus menggunakan tiga isyarat dalam pengaturan minum:
1. Mouth Dryness: Kekeringan dimulut adalah isyarat haus yang dimana sangat mudah untuk kita sadari. Pada tahun 1920-an, biologis, Walter Cannon mempelajari peran serta dari kekeringan mulut dalam kehausan, kali ini menggunakan dirinya sendiri sebagai subjek. Setelah meminum air dalam jumlah yang banyak dan memastika bahwa ia tidak haus lagi, dia menyuntikkan dirinya dengan obat yang menghentikan aliran liur. Dalam sekejap, ia merasa haus. Cannon menyimpulkan bahwa kekeringan mulut adalah isyarat yang mengarahkan kita kepada sensasi haus, namun ia baru sebagian dari benar. Kita sekarang tau, bahwa faktor lain juga mempunyai peran yang penting.
2. Cell Fluid Levels: Ketika jumlah air keseluruhan di dalam tubuh menurun, konsentrasi garam pada cairan tubuh meningkat. Kepentingan dari pengaturan haus adalah garam sodium yang terdapat dalam cairan diluar dari sel-sel tubuh. Menurunnya kadar air dalam cairan tubuh, walaupun hanya satu sampai dua persen saja, dapat meningkatkan konsentrasi sodium yang cukup banyak untuk mengeluarkan air dari dalam sel-sel tubuh dan membuatnya kekurangan air. Hal ini terjadi pada seluruh sel yang ada di tubuh kita, tapi ketika sel khusus tertentu dalam pusat minum di hipotalamus mengalami kekurangan air dan menyusut, mereka akan mengirim beberapa pesan untuk membenarkan situasi. Khususnya,  mereka mengirimkan sinyal kimia kepada pituitary gland, yang berada tepat dibagian bawah dari hypotalamic drink center, untuk mensekresikan antidiuretic hormone(ADH) kedalam aliran darah. Saat ADH mencapai ginjal, maka ginjal akan mengkonservasi air di dalam tubuh dengan menyerap kembali air didalam urin. Selain itu, hypotalamic center secara simultan mengirim pesan haus kepada cerebal cortex, dimana akan memulai mencari air untuk diminum.
3. Total Blood Volume: isyarat ketiga yang digunakan hipotalamus untuk mengatur haus adalah jumlah keseluruhan dari darah. Sebagaimana volume air dalam tubuh menurun, volume darah –yang sebagian besar disusun oleh air- juga ikut menurun. Menurunnya volume darah dalam tubuh, pertama kali disadari oleh ginjal. Ginjal bekerja dalam dua cara. Pertama, mereka mengakibatkan pengangkut darah untuk mengigat agar mengimbangi karena penurunan jumlah darah. Kedua, dalam rangkaian kimiawi, mereka mengakibatkan pembentukan suatu zat, angiotensin di dalam darah. Ketika angiotensin mencapai hipotalamus, pusat minum mengirim pesan haus ke cerebral cortex, yang pada akhirnya mengarahkan kita untuk mencari cairan.
Faktor Psikologis Kehausan
Faktor psikologis juga mempunyai peran serta dalam pengaturan minum, walaupun peran ini tidak mempunyai peran yang besar dibandingkan dengan lapar. Mempelajari pengaruh minuman yang kita minum dan kapan kita meminumnya. Insentif, seperti melihat segelas air, mungkin mengaktivasi rasa haus di dalam diri seseorang adapun yang tidak. Stress dan emosi juga mempunyai efek kecil dalam meminum dibanginkan memakan, kecuali minuman tersebut mengandung alkohol atau perangsang, yang dapat mengubah mood kita.

2.2 MOTIVASI PSIKOLOGIS
            Motif psikologi adalah motif yang berhubungan dengan kebahagiaan individu dan kesejahteraan, akan tetapi bukanlah untuk bertahan hidup. Lebih dari motif primer, motif psikologi amat sangat setuju bahwa motif tersebut disebabkan oleh pengalaman. Beberapa motif psikologi dapat ditemukan di dalam setiap anggota spesies yang normal dan terlihat seperti hal yang telah dibawa dari lahir, walaupun beberapa terlihat dapat dipelajari. Pada bagian ini, kita akan melihat tiga motif psikologi, yaitu : kebutuhan akan stimulus baru, kebutuhan akan menjalin hubungan dengan yang lainnya, kebutuhan akan penghargaan ataupun prestasi.


A.      MOTIVASI STIMULUS : MENCARI STIMULUS BARU
            Stimulus baru merupakan pengalaman yang baru atau berubah. Misalnya apakah kita pernah masuk kedalam sebuah rumah yang kosong atau sepi dan menghidupkan radio ataupun televisi hanya untuk membunuh kesunyian? Atau ketika kita sedang menulis sepanjang hari lalu kemudian kita akan berjalan-jalan sejenak ataupun mengobrol dengan orang lain hanya untuk mencari sedikit hiburan. Hampir kebanyakan orang dapat dengan mudah merasa bosan jika hanya terdapat sedikit stimulus dari keseluruhannya atau jika stimulus tersebut tidak berganti atau berubah. dan jika kita tidak melakukan aktifitas selama beberapa saat, kita hampir selalu mulai merasakan kebutuhan akan sebuah kegiatan.
Teori Optimal Arousal
Jika kita hanya merasakan sedikit stimulus, hal itu akan membuat kita merasa tidak senang dan akan memotivasi kita untuk menambah stimulus. Terlalu banyak stimulus juga tidak menyenangkan karena akan memotivasi kita mencari cara untuk menguranginya. Oleh karena itu, Level optimal arousal adalah kebutuhan nyata manusia atas suatu tingkat yang nyaman dari stimulus, yang diperoleh dengan tindakan mengurangi atau menambah stimulus tersebut.
Para psikolog telah memperkirakan bahwa setiap individu berusaha keras untuk memelihara tingkat optimal arousal di dalam system saraf. Karena ternyata kita akan merasa tidak nyaman dan senang jika berada di atas atau di bawah level optimal arousal tersebut.
Arousal berhubungan dengan formasi reticular aktivitas otak dan bagian simpatetis dari system saraf otonom. Individu dapat bertahan di level arousal yang tinggi dan rendah, tetapi dia termotivasi untuk mencapai suatu kenyamanan level optimal arousal dengan melakukan perbuatan menambah taupun mengurangi stimulus.
 AROUSAL DAN PERFORMA : HUKUM YERKES-DODSON
            Bukan hanya konsep motivasi arousal yang penting, hal ini juga dihubungkan dengan efisiensi dari performa atau perlakuan kita di berbagai situasi. Jika arousal terlalu rendah, performa kita akan kurang dan tidak cukup. Jika performa terlalu tinggi mungkin akan menjadi terganggu dan kacau. Seperti misalnya pemain sepak bola  bermain “warm up” dan “psych up” secara fisik dan emosi untuk mencapai level Arousal yang tinggi untuk permainan ini. Hal ini akan menjadi lebih sulit untuk melampaui level Arousal ideal yang dibutuhkan untuk olahraga yang berhubungan dengan kekuatan fisik.
MOTIVASI KEANGGOTAAN
            Motive for affiliation atau Motif Keanggotaan adalah kebutuhan untuk bersama dengan orang lain dan untuk memiliki hubungan pribadi. Manusia adalah makhluk sosial oleh karena itu manusia pada umumnya butuh untuk memiliki kontak reguler dengan manusia lainnya. Kebutuhan untuk keanggotaan ada di setiap manusia normal, tetapi banyak penelitian pada pembahasan ini berpusat pada perbedaan antara individu yang memiliki tingkat motif yang berbeda. Individu yang memiliki tingkat kebutuhan keanggotaan yang tinggi, sebagai contoh, akan lebih memilih untuk bersama dengan orang lain daripada memuaskan motif atau keinginan mereka yang lainnya. Ketika ditanya untuk menampilkan tugas menulis dengan seorang rekan atau teman, individu dengan kebutuhan keanggotaan yang tinggi tetapi rendah dalam kebutuhan akan prestasi memilih untuk bekerja dengan orang lain, dengan menghiraukan seberapa kompeten teman mereka tersebut. Dan kebalikannya, individu dengan kebutuhan keanggotaan yang rendah tetapi tinggi dalam kebutuhan akan prestasi mmilih bekerja sama dengan orang yang mereka percaya akan lebih kompeten.
            Dua teori telah dianjurkan untuk menjelaskan kebutuhan nyata mereka didalam keanggotaan. Beberapa percaya bahwa motivasi keanggotaan adalah suatu kebutuhan yang telah ada sejak lahir yang didasari atas seleksi alam. Manusia pada zaman batu yang memilih berburu sendiri akan lebih memiliki sedikit kemampuan dalam berburu binatang besar untuk makan dan untuk menghindari menjadi mangsa  bagi binatang lainnya, dan keseluruhannya untuk bertahan hidup, daripada manusia yang merasakan kebutuhan untuk hidup dan berburu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kekuatan alam ini mungkin telah menyeleksi manusia dengan kebutuhan  untuk keanggotaan. Psikolog lainnya, bagaimanapun, percaya bahwa setiap manusia belajar motif untuk bersatu atau bersama-sama berdasarkan pengalaman belajar mereka masing-masing.
            Karena pengalaman bayi disuapi, dibersihkan, digelitik, dijaga kehangatannya, dan bentuk positif lainnya dari lingkungan dengan kehadiran manusia yang baru lahir, kehadiran manusia lainnya mungkin menjadi “stimulus positif” berdasarkan classical conditioning. Tersenyum, mengangkat lengan bayi untuk memeluknya, dan sebagainya bahkan memberikan pengaruh yang menyenangkan, lalu perilaku yang menunjukkan keinginan untuk bersama akan mungkin menjadi penguatan yang positif bagi si bayi tersebut.
            Motif untuk keanggotaan tersebut mungkin berhubungan dalam beberapa hal untuk keadaan yang lebih baik bahwa manusia yang saling berhubungan, berkumpul bersama, akan menerima beberapa dukungan motivasi keanggotaan yang akan muncul menjadi lebih kuat ketika kita mengalami masalah. Stanley Schachter telah menghubungkan sejumlah eksperimen didalam hubungan antara kecemasan dan kebutuhan akan keanggotaan atau persatuan. Dalam suatu jenis eksperimen, mahasiswa perempuan dibawa ke laboratorium dalam grup yang kecil. Disana mereka bertemu dengan seorang pria yang memakai jas putih yang memperkenalkan dirinya sebagai Dr.Gregor Zilstein, seorang profesor neurology dan psikiatri. Dia bercerita kepada setengah dari pertisipan penelitian  bahwa mereka akan berpartisipasi dalam sebuah eksperimen yang meliputi kejutan listrik yang menyakitkan dan mereka ditunjukkan alat kejut yang dilarang  dalam gambar latarbelakang. Dia bercerita kepada setengah dari partisipan lainnya bahwa mereka hanya akan menerima kejutan yang intensitasnya kecil, yang mereka akan alami hanya sebagai gelitikan belaka.
Kelompok pertama dibuat jauh lebih cemas daripada kelompok kedua, seperti ditunjukkan oleh tingkat kegelisahan mereka. Kedua kelompok ini diberikan pilihan untuk menunggu sendiri di dalam ruang tunggu pribadi atau bersama-sama di dalam ruang tunggu kelompok. Seperti perkiraan Schacter, hampir dua per tiga dari subjek yang dibuat merasa cemas memilih untuk menunggu dalam kelompok, yang mengindikasikan kebutuhan atas keanggotaan yang tinggi. Bagaimana pun, hanya sepertiga dari anggota kelompok yang memiliki tingkat kecemasan yang rendah memilih untuk menunggu bersama-sama.
            Pembelajaran yang berikut hampir sama menunjukkan bahwa setiap hari pengalaman yang menyakitkan,seperti kegagalan dalam tes masuk universitas, meningkatkan kita untuk bersatu dengan yang lainnya. Disisi lain, beberapa orang memilih untuk memiliki motivasi keanggotaan yang lebih daripada yang lainnya dibawah kebanyakan keadaan. Dan ketika kepingan tersebut jatuh,seperti ketika mereka berperang melawan kanker, mereka lebih lagi seperti mencari dukungan emosional dari anggota keluarga.

ACHIEVEMENT MOTIVATION
Orang yang berbeda memiliki pengertian  yang berbeda tentang Kesuksesan dan motif yang berbeda karena mereka ingin mencapai kesuksesan sesuai dengan cara mereka masing-masing. Nah seperti motif untuk memperoleh kesuksesan dalam dunia perkuliahan. Bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan di perguruan tinggi? Apakah kita menginginkan nilai-nilai yang bagus, atau apakah kita ingin belajar tentang banyak informasi baru dan menarik ? Andrew Elliot dan Marcy Church (1997) dari University of Rochester telah melakukan studi yang menarik dan penting dari motivasi berprestasi antara mahasiswa.

 Elliot dan Church membedakan tiga elemen kunci dalam motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam belajar :
 Alpha
1.Mastery Goals.
 Orang dengan mastery goals yang  tinggi secara intrinsik akan termotivasi untuk mempelajari informasi baru yang menarik dan penting. Mereka menikmati kursus menantang jika mereka beranggapan bahwa kursus tersebut dapat membantu mereka menguasai informasi baru, dan mereka akan merasa sedikit kecewa dengan program pembelajaran yang mudah di mana mereka mendapatkan nilai bagus tetapi dapat hanya dengan cara sedikit belajar.

2.Performance-approach goals.
Orang dengan performance-approoach goals akan termotivasi bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang lebih baik daripada siswa lain dan untuk mendapatkan rasa hormat dari orang lain.

3. Performance-avoidance goals.
Orang dengan performance-avoidance goals akan termotivasi untuk bekerja keras untuk menghindari mendapatkan nilai yang buruk dan tampak tidak cerdas dihadapan orang lain.

Bagaimana kita mengurutkan tingkatan akan pentingnya tiga sumber motivasi berprestasi untuk diri sendiri dan teman? Masing-masing tiga jenis tujuan motivasi akan diaktifkan dan bekerja langsung yang akan membantu kita untuk sukses, tapi Elliot dan Church percaya bahwa kedua hal tersebut akan menimbulkan akibat yang agak berbeda. Pada awal perkuliahan tentang psikologi kepribadian, para siswa menjawab pertanyaan tentang tingkat masing-masing tiga jenis motivasi berprestasi.Di akhir tes tersebut, siswa melengkapi pengukuran tentang seberapa besar mereka merasa nyaman dan rileks dan menilai perkuliahan tersebut, dan peneliti memakai tingkat perkuliahan mereka untuk melihat seberapa baik performa mereka saat mengerjakan tes tersebut.
Tipe achievement motivation yang berbeda dihubungkan dengan hasil yang berbeda pada akhir tes tersebut. Tidak terlalu mengejutkan, siswa dengan mastery goals yang tinggi melaporkan bahwa mereka lebih menikmati perkuliahan tersebut. Hal ini terutama benar jika mereka juga rendah di performance-approach goals menjadi termotivasi untuk membuat tingkatan mereka menjadi lebih bagus. Siswa dengan tingkat performance-approach goals yang tinggi membuat tingkatan mereka lebih baik, terkhusus jika mereka memiliki mastery goals yang rendah. Keinginan untuk mengesankan orang lain dengan membuat nilai bagus tidak menyebabkan nilai yang lebih baik, tapi sayangnya, yang ingin belajar materi untuk kepentingan diri sendiri kadang-kadang mendapat nilai yang baik. Para siswa yang membuat tingkatan terendah juga  memiliki tingkatan yang rendah dalam performances-approach dan mastery goals (mereka memiliki sedikit motivasi positif dari kedua goals tersebut  untuk belajar materi pelajaran) atau mereka memiliki kinerja tinggi dalam hal performance-avoidance goals (mereka hanya memiliki motivasi negatif untuk belajar materi) . Siswa dengan performance-avoidance goals yang tinggi pada saat awal dimulainya perkuliahan juga melaporkan bahwa mereka menikmati isi perkuliahan tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan siswa lainnya.
Dan hal inilah yang sebenarnya cara untuk mengerti motivasi prestasi seseorang untuk sukses di perkuliahan, kita butuh dengan apa yang orang inginkan dan mengapa mereka menginginkan hal tersebut. Baik tujuan kita dan motivasi kita untuk mencapai hal tersebut memiliki dampak atas keberhasilan kita dalam bidang lainnya.
Seolah-olah motivasi prestasi tidak cukup ideal, kita juga harus memperhatikan Fear of Success atau Ketakutan Akan Sukses untuk memahami motivasi seseorang dalam mencapai tujuan mereka. Fear of Success adalah ketakutan dari konsekuensi sukses, pada umumnya untuk membuatnorang lain menjadi iri.




 SOLOMON’S OPPONENT-PROCESS THEORY OF ACQUIRED MOTIVES
Richard Solomon dari Universitas Pennsylvania mengusulkan sebuah teori yang memiliki implikasi penting bagi studi kita mengenai motivasi baru, khususnya hal yang sulit dijelaskan dengan cara atau perspektif yang berbeda. Misalnya mengapa orang suka melakukan hal-hal yang menakutkan atau hal-hal yang aneh. Misalnya parachute jumping, menonton film horror/monster, hobi donor darah, tidak takut api yang besar, pembedahan, dan lain sebagainya. Atau mengapa orang sangat tergantung pada pasangannya padahal mereka sudah tidak nyaman lagi bersama mereka?
Solomon menemukan 2 komponen pada setiap reaksi pada sebuah situasi emosional. Komponen pertama ia sebut reaksi A. Bersifat sementara dan kuat. Contohnya ketika menerima sebuah penghargaan, seseorang mungkin merasa hebat dan bahagia pada saat memegang medali atau sertifikat. Respon ini mungkin berhubungan dengan aktivitas neural di otak; cepat dan hampir bersamaan dengan pengalaman emosi yang menyebabkan rangsangan.
Komponen kedua ia sebut reaksi B yang merupakan lawan dari reaksi A. Jika reaksi A adalah kesenangan, maka B adalah kesedihan dan sebaliknya. Reaksi B lebih lambat dibuat dan lebih lambat dihilangkan. Sejam setelah dapat hadiah, seseorang bisa saja sedikit down tetapi perasaan itu berangsur hilang sejalan berakhirnya hari.
Contoh nya pada kegiatan parachute jumping. Penerjun pemula merasa ketakutan saat akan terjun dari pesawat. Ini adalah reaksi A, respon yang cepat dan kuat pada sebuah situasi. Setelah melakukan lompatan dan mendarat, penerjun pemula tersebut akan merasa sangat luar biasa, sangat berbahagia. Inilah reaksi B, pantulan dari ketakutan awal dan kesenangan karena mampu menaklukkan ketakutan tersebut. Selama lompatan tersebut, sebelum parasut dibuka, penerjun pemula mengalami perasaan yang menyeramkan. Mereka berteriak, pupil membesar, mata menonjol, tubuhnya melengkung dan kaku, jantung berdegup cepat, dan peranfasan tidak teratur. Setelah mendarat dengan aman, mereka akan berjalan dengan wajah yang tanpa ekpresi untuk beberapa saat. Tetapi setelah itu mereka mulai senyum, berbicara sambil menggerakkan tangan dan sangat gembira.
Opponent-process theory juga menjelaskan mengapa orang bisa belajar untuk menikmati atau menyenangi hal-hal yang aneh. Contohnya film horor. Film ini awalnya menakutkan, tetapi setelah itu menjadi biasa saja dan pada akhirnya menjadi menyenangkan. Begitu juga halnya Seorang dokter bedah yang menikmati pembedahan, dan pemadam kebakaran yang tidak takut dengan api besar. Dalam setiap kasus tersebut kejadian yang pada awalnya menakutkan dan  traumatis menghasilkan reaksi B yang menyenangkan, bahkan menyebabkan ketagihan.
Contoh lain adalah donor darah. Donor darah bisa juga membuat ketagihan. Pada saat pertama kali mendonor seorang pendonor mengatakan bahwa ia merasa gelisah, ragu, curiga, marah, dan gugup. Setelah donor, ia merasa santai, riang, dan murah hati. Semakin sering seseorang mendonorkan darah, semakin sedikit efek negative yang dirasakannya dan efek positif semakin banyak. Tanpa disadari mereka memperoleh respon positif untuk donor darah.
Bagaimana dengan kecanduan Obat-obatan terlarang?
Pada mulanya, kecanduan narkotika menimbulkan reaksi A yang besar. Contohnya rasa bahagia yang besar, dan sedikit depresi setelah itu. Ini sering disebut periode bulan madu dalam kecanduan. Tetapi setelah kegiatan ini diulang terus, kebahagiaan itu berkurang secara drastis. Reaksi B semakin kuat. Dalam kasus ini berarti efek negatif semakin kuat. Segera, stimulus yang adiktif sangat dibutuhkan, karena periode penarikan diri sangat tidak menyenangkan, tidak ada yang istimewa dari Narkotika. Inilah akhir bulan madu tersebut.
            Hal ini tidak selalu terjadi. Lalu kapan peristiwa seperti ini tidak terjadi? kapan kesenangan dari sebuah aktivitas itu tidak hilang?
Jawaban singkatnya adalah ketika reaksi A tidak cukup kuat, tidak diulang terlalu sering. Orang yang terbiasa minum anggur pada saat makan malam tidak akan bosan melakukannya atau mencari sesuatu yang lain yang lebih menantang. Orang yang minum anggur pada malam hari tidak akan mengalami hangover (perasaan sakit setelah minum anggur atau minuman keras) keesokan harinya.
            Mengapa sulit mengakhiri hubungan yang loveless?
Contohnya kamu menyukai seorang pria yang baru kamu kenal dan tergila-gila akannya. Perasaan itu diikuti oleh perasaan yang kontras, merindukannya ketika tidak bersama denganmu. Positifnya tidak hanya bersama dengannya tetapi juga mendapatkannya juga menguatkan karena menghentikan perasaan negative yaitu merindukannya. Lagi pula ketika perasaan positf berkurang, perasaan rindu semakin kuat. Kalau kamu berhenti melihatnya karena perasaan positif mu hilang, ini lah perasaan negative merindukannya untuk kembali lagi. Inilah penjelasan Solomon mengenai mengapa susah mengakhiri hubungan yang loveless. Bukan kebahagiaan yang kamu rasakan, karena itu sudah lama hilang. Melainkan itu adalah gejala penarikan diri yang sulit diterima. Bila kedengarannya seperti kecanduan Narkotika, ini bukanlah suatu kebetulan. Solomon melihat kecanduan heroin dan obat-obat lainnya sama. Awalnya kesenangan, diikuti perasaan yang tidak nyaman. Setelah penggunaan rutin, kesenangan berkurang. Tetapi rasa kenikmatan memburuk. Ini adalah perasaan yang memotivasi mengonsumsi lebih banyak narkotika lagi, tidak mengurangi kesenangan yang dibawa obat-obatan tersebut.
Teori Solomon tidak relevan intuk semua motivasi, tetapi membantu kita memahami beberapa motivasi yang membingungkan.
MOTIVASI INTRINSIK
Penting untuk membedakan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berbicara tentang motivasi intrinsik adalah ketika manusia dimotivasi oleh aktivitas alamiah, menguasai sesuatu yang baru dengan senang hati, atau konsekuensi alamiah dari aktivitas tersebut.
Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk mendapatkan pengetahuan baru merupakan suatu motivasi intrinsik. Demikian juga dengan orang yang menyumbang pada kegiatan amal dan tidak memberitahukan namanya. Ia ingin menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga termasuk kepada motivasi intrinsik.

Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.
Motivasi Intrinsik ada dua, yakni :
*      Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat internal dalam tugas sekolah naik apabila murud punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah studi murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen mereka, akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat. (Rainey 1965)
*      Pengalaman Optimal
Csikzentmihalyi menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Flow paling mungkin terjadi di area dimana manusia ditantang dan menganggap mereka diri mereka punya keahlian yang tinggi. ketika keahlian manusia tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak menantang hasilnya adalah kejemuan. ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah hasilnya adalah apati. dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa mereka tangani, mereka merasa cemas.

BAGAIMANA MENAIKKAN MOTIVASI INTRINSIK?
            Pujian adalah salah satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang khususnya anak. pertanyaan nya adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik atau justru menurunkan motivasi intrinsik.




Pujian dapat menaikkan motivasi intrinsik apabila pujian tersebut :
Ø  Menyatakan bahwa anak sukses bukan karena talenta atau kemampuan alamiah anak tersebut tetapi karena usahanya.
Ø  Tulus dan tidak menyatakan bahwa anak tersebut dikontrol oleh orangtuanya.
Ø  Tidak membandingkan anak dengan anak yang lain.
Ø  Menyatakan secara tidak langsung bahwa orangtua punya standar untuk perilaku anak dan meyakinkan bahwa anak tersebut mampu mencapai target tersebut dengan usaha.
Pada kenyataannya pujian yang berlawanan dengan pujian diatas dapat menurunkan motivasi intrinsik (Henderlong dan Lepper 2002). contohnya jika anak menulis sebuah puisi yang bagus untuk gurunya, menurut Henderlong dan Lepper pujian yang bisa menaikkan motivasi intrinsik anak tersebut adalah :
“saya suka sekali puisi ini. apalagi cara kamu membandingkan dedaunan dan lagu. itu pasti butuh banyak konsentrasi. “
Sementara itu pujian yang mengurangi motivasi intrinsik anak seperti :
” Ini luar biasa! lihat, aku sudah mengatakan bahwa kamu adalah satu-satunya murid yang jenius dikelas Mrs.Long. kalau kamu terus menulis dan menulis setiap malam seperti yang Ibu bilang kamu pasti semakin hebat. Universitas Harvard dan Yale pasti untukmu.”
MOTIVASI EKSTRINSIK
            Motivasi manusia yang diaktifkan oleh penghargaan dari luar. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas Matematika tetapi mengerjakan tugas matematika karena aka nada hadiah jika jawabannya benar. Maka ia termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu bukan karena tertarik pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang ditawarkan. Sama halnya dengan seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai yang baik. Alasan utamanya adalah ingin dikagumi rekan-rekannya bukan karena ketertarikannya pada pekerjaan tersebut. Hal ini juga merupakan motivasi ekstrinsik.
            Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih menikmati pekerjaan mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang dimotivasi secara ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman belajar kita. Contohnya anak dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu menarik dan penting memiliki motivasi intrinsik untuk belajar di sekolah.
            Barangkali permasalahan yang paling signifikan dalam memperhatikan perbedaan motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik adalah pertanyaan kapan penghargaan dari luar harus diberikan orangtua, guru dalam usaha untuk meningkatkan motivasi? Kapan saat yang tepat untuk menggunakan motivasi ekstrinsik dalam bentuk positive reinforcement untuk meningkatkan frekuensi beberapa perilaku?
            Fakta menyatakan bahwa jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa motivasi intrinsic tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan dalam meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka matematika akan lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan misalnya. Sementara itu jika individu tersebut sudah memiliki motivasi intrinsic untuk melakukan sesuatu aktivitas, menambahkan motivasi ekstrinsik justru dapat mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya ada anak yang suka menggambar di sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah setiap kali ia menggambar dengan baik maka  mereka akhirnya jarang menggambar disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak studi yang menyatakan bahwa kita harus berhati-hati untuk memberikan motivasi ekstrinsik yang tidak penting karena bisa menurunkan motivasi intrinsik.
 MASLOW’S HIERARCHY OF MOTIVES
            Abraham Maslow (1970) mengemukakan teori yang menarik mengenai motivasi-motivasi manusia. Menurut Maslow kita tidak diselimuti oleh motivasi-motivasi yang membingungkan. Motivasi-motivasi kita diatur dan disusun dalam sebuah hirarki yang disusun berdasarkan yang paling dasar sampai pada tingkat lanjutan.  Hirarki tersebut disajikan dalam salah satu bentuk segitiga yang kita kenal dengan nama “piramida kebutuhan” . Di dalamnya terdapat susunan-susunan kebutuhan manusia dimana semakin ke bagian atas(puncak) maka semakin kecil pula ruang lingkupnya.
  1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex. Disebut juga kebutuhan primer manusia,dimana ini merupakan kebutuhan dasar yang memang harus di penuhi. Kebutuhan ini meliputi sandang,pangan,papan.
  2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologis dan intelektual. Kebutuhan ini menyangkut pada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang  dalam jabatannya, tanggung jawabnya juga wewenangnya.
  3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs), kebutuhan ini berupa kebutuhan untuk saling bekerja sama dalam kelompok kerja. Kebutuhan untuk diikut sertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan dalam kehidupan.
  4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status. Kebutuhan akan prestasi ditunjukan dengan adanya kebutuhan akan kedudukan dalammasyarakat.
  5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

 KEKELIRUAN PIRAMIDA MASLOW
Piramida Maslow menciptakan sebuah paradigma tentang kondisi manusia yang lebih mengutamakan kebutuhan untuk bertahan hidup , yakni kecukupan fisiologis, apa pun risikonya.  Piramida ini memang memberikan ruang bagi kebutuhan yang lebih tinggi. Namun , dalam model Maslow , kebutuhan  yang lebih tinggi ini baru bisa dipikirkan jika kebutuhan yang lebih mendasar akan kecukupan fisiologis dan kemanan telah terlebih dahulu terjamin.
Sederhananya jika demikian yang dipahami , maka manusia akan lebih mendahulukan kebutuhan akan fisiologis terlebih dulu , kemudian baru kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Seseorang akan bisa berbuat apapun dengan mengorbankan kebutuhan seperti harga diri untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.
Demi memenuhi hasrat biologisnya(sex) misalnya , seseorang akan dengan  rela mempertaruhkan martabat dan harga dirinya. Seorang  yang kelaparan bisa saja membuat seseorang berusaha mengorbankan harga diri dan rasa amannya untuk mengambil yang bukan haknya. Dan , jika seorang pencuri gagal dalam melaksanakan aksi pencuriannya dan digelandang polisi, ia mungkin masih bisa tersenyum bahkan tertawa-tawa. Hal itu, karena dia tidak membutuhkan rasa aman atau harga diri. Ingat , Menurut Teori Maslow kebutuhan yang lebih tinggi  hanya akan terpenuhi jika kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Tidak ada suatu jaminan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar seperti harta,makanan dan sandang  akan selalu menjami kebahagiaan seseorang. Meraka yang berfikir demikian justru malah bisa melakukan hal-hal negatif yang menurunkan nilai dan menghancurkan diri mereka sendiri . Cenderung mudah untuk berbuat sombong, brutal, marah dan anarkis. Manusia yang berfikir dan memahami jalan spiritual akan melakukan tindakan sebaliknya , mereka berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan fisiologisnya . Mereka lebih tertarik untuk menaikkan derajat kemanusiaan, menghaluskan budi, menerawang masa depan, menjernihkan nurani dan mencapai posisi ketenangan batin.
Inilah yang sampai sekarang menjadi bahan kritikan, adalah mengenahi kebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri. Jika kita pahami  secara mendalam kebutuhan yang paling tinggi inilah yang sebenarnya merupakan kebutuhan dasar manusia (bukan kebutuhan fisiologis) yang akan membawa kepuasan dan kebahagian. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk mencari makna dan nilai. Dengan makna dan milai tersebut, kita akan mengerti bagaimana  makna dan tujuan dapat menggerakan hidup kita. Tanpa ada Makna dan Nilai , kita akan sakit atau mati. Hal ini diperkuat oleh pendapat Carl Rogers, seorang ahli psikologi . Menurutnya, aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.

3 komentar: